•Fourteen•

277 72 24
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA :)

HAPPY READING 🍁

__________________________________
.
.
.
.


Viola kembali ke kelas setelah bertemu dengan Damian. Dia langsung duduk di tempatnya tanpa mempedulikan tatapan teman temannya.

"Lo habis ngomongin apa sama abang gua?" Tanya Indira.

"Bukan urusan lo."

"Lo pacaran sama abang gua ya?"

"Gak lah."

"Terus? Abang gua gak pernah sedekat itu sama cewek,"

"Gua cuma anggap dia kayak abang gua sendiri,"

Indira mengangkat bahunya acuh, "Kali aja kan."

Viola tak menjawab.

"Nanti malam minggu ke pasar malam yuk," ajak Sylvia.

"Ayok,"

"Boleh,"

Mereka menatap Viola, "Gimana Vi ikut gak?" Tanya Stella.

"Gua ada urusan,"

"Ihh kan jarang jarang Vi, ayolahh."

"Iya Vi jarang banget kan kita main."

Indira dan Sylvia berusaha untuk membujuk Viola, namun Viola tetap menggelengkan kepalanya.

"Lo mah gitu,"

"Ayo dong Viola, lo kan cantik, baik."

"Kemarin udah main Dir,"

"Baru sekali Vi gak seru lo mah,"

"Lo kek anak kecil yang di larang main Vi," ucap Sylvia.

"Gua gak bisa." Ucap Viola, dia sedikit menekan ucapannya agar mereka mengerti.

Mereka menghembuskan nafasnya. "Terserah lo aja lah." Ucap Indira ketus.

"Emang urusan apa Vi? Kayaknya setiap hari libur lo selalu ada urusan?" Tanya Stella.

"Belum saatnya kalian tau."

"Emang gak bisa lo kasih tau kita sekarang?"

Viola menggeleng. "Kalian bakalan tau sendiri nanti."

Mereka saling pandang dan mengangkat bahunya acuh.

Mereka kembali ke aktivitas nya masing-masing hingga bel istirahat berbunyi. Dan seluruh murid berbondong bondong ke kantin agar kebagian tempat duduk.

Saat sedang berjalan menuju kantin tiba-tiba seseorang menabrak Viola dengan sengaja.

"Ups sorry, gua gak sengaja" ucap seseorang yang menabrak Viola.

"Lo kalau jalan pakai mata dong!" Ucap Indira dengan nada kesal.

"Lah salahin teman lo dong, kenapa lagi jalan malah main hp." Balasnya sambil tersenyum meremehkan.

"Lah lo kalau jalan pakai mata, jalan masih luas. Lo kira ini jalan nenek moyang lo apa?" Kesal Sylvia.

"Heh ingat ya, bokap gu itu kepala sekolah disini. Lo mau gua bilang ke bokap gua, terus lo di keluarin dari sekolah?"

"Bokap lo cuma kepala sekolah disini, gak usah sok berkuasa." Ucap Viola dengan nada dingin.

"Heh lo murid baru! Inget yaa disini gua itu berkuasa, bokap gua sahabat pemilik sekolah ini. Gua bisa aja minta ayah gua buat ngeluarin kalian berempat!"

PSEUDO [On Going - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang