•Seventeen•

260 56 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA :)

HAPPY READING 🍁

__________________________________
.
.
.
.


Jam menunjukkan pukul 14.24, sudah dipastikan sebentar lagi bel pulang sekolah berbunyi. Viola masih belum pulang.

Dia sedang tiduran di sofa tanpa mempedulikan betapa ribut nya keadaan ruangan itu. Gadis itu bahkan tak terusik dengan suara teriakan dari teman temannya.

Tiba tiba ponsel nya berbunyi, tapi Viola masih setia menutup matanya. Panggilan itu berhenti, setelah beberapa detik ponsel Viola kembali berdering.

Lelaki yang sedari tadi membiarkan pahanya menjadi bantalan untuk Viola tidur kini membangunkan Viola karena ponsel nya terus berdering.

"Sya,"

"Eughh..."

Viola tak bangun, hanya suara lenguhan yang terdengar.

"Ponsel lo dari tadi bunyi, siapa tau ada yang penting."

Viola merasa terganggu, dengan nyawa belum terkumpul dia mengambil ponsel nya yang masih berbunyi dan mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Hmm."

"Teman teman cewek lo ada sama gua, kalau lo mau mereka selamat datang ke jalan anggrek. Lo tentu tau itu tempat apa, kalau sampe gua tinggalin mereka disini, mereka akan mati jadi santapan orang orang itu."

Viola yang semula masih menutup mata seketika bangun, matanya melotot terkejut.

"Siapa lo?"

"Nanti lo akan tau siapa gua, gua kasih waktu 20 menit buat lo kesini. Kalau sampai lo telat jangan salahin gua kalau teman teman lo tinggal tulang."

"Hikss, Vio tolongin kita."

Itu suara Indira, tubuh Viola seketika membeku. Jalan anggrek, jalan yang sudah memakan banyak korban. Panggilan terputus. Viola segera memakai jaket nya dan mengambil kunci mobil yang ntah milik siapa.

"Ini kunci mobil siapa, gua pinjem dulu."

"Itu kunci mobil gua, bawa aja."

Viola mengangguk, dia segera pergi dari sana. Persetan dengan keselamatan dan umpatan pengendara lain, dia membawa mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Dia hanya ingin cepat datang ke jalan anggrek.

Hanya butuh 10 menit, Viola sudah sampai di tempat tujuan. Viola keluar dari mobil, dia berusaha tidak membuat keributan mengingat ini tempat yang kapan saja bisa merenggut nyawanya.

Viola mengernyitkan dahi, dia tidak kenal dengan orang orang ini. Tapi kenapa mereka seperti mempunyai dendam kepadanya?

"Lepasin mereka!" Ucap Viola dingin. Dia berusaha mengontrol suaranya.

"Gua akan lepasin mereka, kalau lo mau nyerahin nyawa lo."

Saat hendak menjawab, suara motor saling bersahutan membuatnya menoleh. Dia memperingati para pengendara itu agar tidak membuat keributan.

"Bawa bantuan ternyata."

"Bacot, lepasin mereka anjing."

"Mereka siapa? Kenapa Indira, Stella dan Sylvia bisa sama mereka?" Tanya seseorang yang baru saja sampai itu. Rangga. Dia datang bersama inti Adelaar yang lainnya.

"Gak usah banyak bacot!"

Viola mengeluarkan pistol dari saku jaket nya, mereka yang berada di sana terkejut.

PSEUDO [On Going - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang