"Nee-chan!!"
Panggil seorang bocah berusia 3 tahun dari luar kamar. Orang rumah yang mendengarnya terkejut bukan main. Dengan terburu mereka menghampiri bocah itu."Kau kenapa, Manjirou?"
"Ada apa, Manjirou?"
"Jangan teriak, bocil!"
"Nee-chan!!"
Mengabaikan mereka yang mengkhawatirkannya, ia tetap memanggil kakak perempuannya dengan teriakan menggelegar."Nee-chanmu nggak mati, bocil."
Plak!
Sebuah geplakan mendarat dengan mulus di puncak kepala surai albino. Si empu mengaduh seraya menatap tajam sang pelaku.
"Jangan ribut, Manjirou! Kenapa?"
"Darimana kamu?"
Tanya sang kakak tertua."Ayo main, Nee-chan!"
Membawa sang adik kecil pada gendongan, kamu mengajaknya bermain di sekeliling komplek."Diabaikan."
"Kita diabaikan, Shin-nii."
"Yang sabar, kalian."
🐣
"Mau main apa, Manjirou?"
Tanyamu pada bocah yang tengah memperhatikan anak-anak sekolah dasar bermain bola. Jari telunjuknya terangkat perlahan dan menunjuk mereka."Bola, ya?"
Manjirou menatapmu berbinar."Bola! Manjirou mau main bola!"
Kamu melangkahkan kaki pulang ke rumah guna mengambil bola karet. Tentunya Manjirou setia dalam gendonganmu."Nii-san! Ada bola, nggak?"
Kamu menurunkan sang adik kecil di sebelah kakak tertua, Sano Shinichirou."Nitip Manjirou dulu, Nii-san."
Dengan segera kamu meninggalkan mereka berdua dengan Shinichirou yang sibuk memperbaiki motor."Kau tertarik mengurus bengkel, Manjirou?"
Tanyanya tiba-tiba pada bocah yang tak mengerti pertanyaannya sama sekali."Enggak! Manjirou tertarik sama Nee-chan!"
Shinichirou menatap sang adik. Ia tertawa canggung dengan pelan."Masuk incest, dong?"
Gumamnya memalingkan wajah dari Manjirou."Nee-chan lama!"
"Sabar, dong, Manjirou."
"Bosan."
Shinichirou menatap Manjirou bingung."Nii-san membosankan."
Ingin mengebuknya, tapi adiknya sendiri."Kau yang terlalu menempel pada [Name], Manjirou."
🐣
"Gimana?"
Tanyamu tiba-tiba, kala kamu dan kedua saudara laki-lakimu berkumpul di ruang keluarga. Manjirou? Ia sudah tidur lebih dahulu."Apanya?"
"Gimana interaksi sama Manjirou?"
"Membosankan."
"Hah?!"
"Kata Manjirou, aku membosankan."
Tawa tak tertahan surai albino menggelegar. Perempatan imajiner muncul di pelipis Shinichirou."Mampus!"
"Padahal udah dikasih waktu."
"Ini salahmu, [Name]."
"Apa? Aku?"
"Kau terlalu menempel padanya, [Name]."
"Kebalik, Ngab!"
"Salahku dimana?"
― Sano [Name]Makasih udah baca💙
Jangan lupa vote dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
OTOUTOU
FanfictionBagaimana rasanya menjadi kakak seorang Mikey, atau Baji Keisuke? Bahkan kakak dari si tukang ngep― maksudnya si pencinta uang, Kokonoi Hajime? Ikuti ceritanya dengan per-chapter-nya berisi kisah yang berbeda. [Tokyo Revengers X You] 🐣 Baby ver. �...