CHAPTER 10

690 141 16
                                    

"Manager-nim."

Ini perjalan pulang Sojung menuju rumah, ia baru saja menyelesaikan jadwalnya hari ini. Tak ada yang berbeda kecuali Sojung yang nampak lebih ceria.

"Ada apa?" jawab Manager Sojung, ia tak menoleh, fokus pada jalanan yang terlihat padat malam ini.

Sojung akan mengatakan hal yang hari lalu managernya sempat tentang. Ia sudah mempersiapkan jawaban serta pertanyaan yang mungkin akan Managernya tanyakan.

"Bagaimana─"

"Bagaimana jika aku mengumpulkan kembali kawan kawanku seperti hari lalu?" tanya Sojung.

Mobil tiba tiba mengerem mendadak, membuat beberapa kendaraan dibalakang mereka membunyikan klakson sebagai ungkapan protes.

"Apa kamu bilang?"

"Jika aku mengumpulkan kembali GFRIEND, apa kamu keberatan?"

Menagernya kini menatap Sojung dengan tatapan yang jauh meminggungkan. Ia menghela nafas, kemudian menginjak kembali pedal gas.

"Aku tak akan mengatakan bahwa aku keberatan. Tapi kamu tahu betul bahwa direktur tidak akan mengijinkanmu itu bukan? Aku akan bersikap netral." ucapnya

"Maksudmu?" tanya Sojung kebinggungan. Kata kata yang diucapkan manager Sojung terdengar sedikit ambigu ditelinganya.

"Untuk apa kamu mengatakan itu padaku?"

"Aku hanya takut kamu tidak menyukainya."

"Aku? Aku menyukainya, kamu harus khawatir tentang direktur. Dia tidak akan membiarkanmu kembali menjadi seorang idola."

Sojung paham alasan mengapa managernya selalu mengingatkan agar tidak mengumpulkan GFRIEND kembali. Ia hanya takut, takut jika sesuatu yang buruk akan menimpa Sojung karena kekuasaan yang dimiliki oleh direktur agensinya.

"Kamu harus berhasil meluluhkannya, bukan meluluhkanku," ucapnya lagi yang dibalasi anggukan paham oleh Sojung.

"Mau menemui direktur? Akan kubantu  bicara padanya."

"Benarkah? Kamu mau membantuku?"

Mata Sojung melebar sempurna, ia tidak menyangka bahwa managernya akan mau untuk ikut turun tangan membantunya.

"Akan aku bantu sebisaku."

-oOo-

Sojung kini duduk di sofa ruang direktur agensinya bersama dengan manager Sojung seperti janjinya semalam. Managernya sibuk menatap layar ponsel, memang seperti itu kebiasaannya.

"Aahh.. Sojung-ssi. Ada apa kemari? Hal apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya direktur yang baru saja masuk kedalam ruangan.

Sojung juga sang manager berdiri, memberi hormat kepada pimpinan mereka tersebut. Sang manager berdehem beberapa kali, mempersiapkan diri untuk membantu Sojung.

"Jadi..."

"Jadi, Sojung.. Bolehkah kamu membiarkannya bernyanyi kembali?"

Manager Sojung yang tadi nampak begitu siap mendadak goyah. Ia beberapa kali tergagap gagap saat mengatakan apa yang ingin ia sampaikan.

"Apa?"

Pria dengan pakaian jas formal yang duduk dikursi direktur itu mengangkat kedua alisnya. Tak bisa mencerna beberapa kata kata yang dilontarkan oleh manager artisnya.

We Are Always One [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang