07: Desa Awan (2)

1.5K 420 103
                                    

Pilar raksasa milik penduduk Desa Awan lepas dari bumi dan melayang di udara. Pilar batu itu menunjuk pada satu arah lalu jatuh di tempat Jake dan teman-temannya.

"Kau pikir aku mau mati seperti ini, hah!?"

Joan sekuat tenaga menahan pilar berukuran raksasa yang terbang ke arah mereka tepat sebelum ujung batu itu menyentuh helai kecoklatan Jake. Energi hitamnya menyebar ke seluruh badan pilar, mengelilinginya bak batang kayu yang dililit oleh tali.

Sambil menggigit bibir, Joan mengepalkan tangan ke depan. Kerut wajahnya terlihat jelas, dia sedang berusaha menghancurkan pilar batu itu dengan segenap kekuatannya.

Lalu, dengan satu bunyi retakan yang keras, pilar batu tersebut hancur menjadi puing-puing yang terlalu kecil untuk melukai mereka.

"Joan!" Yse sigap menangkap Joan yang jatuh kehilangan kesadaran.

"Bagaimana kalian bisa melakukannya?!" seorang anak laki-laki berpakaian bagus muncul di depan mereka, menunjuk dengan wajah ketakutan. Dia tidak pernah menyangka bahwa ada manusia yang bisa selamat dari pilar batu sebesar itu bahkan menghancurkannya berkeping-keping.

"Apa dia tuan mudanya?" Yse memiringkan kepala.

"Mungkin saja," jawab Jake.

"Pegang Joan sebentar," Yse menyerahkan Joan pada Jake lalu berjalan mendekati anak laki-laki itu.

"Jangan dekati tuan muda!" pria yang selamat tadi bergerak untuk menahan Yse tapi Yse menyentak kakinya dan menendang pria itu menjauh.

Cahill berbisik pada Jake, "Ku kira Yse adalah anak yang lembut, apa aku salah?"

"Yse itu hanya tidak suka bicara saja."

Yse mendekatkan wajahnya pada sang 'tuan muda', lalu sebidang tanah keras menghalanginya. Ketika Yse mencoba mencoleknya dari samping, penghalang itu muncul lagi. Yse masih merasa belum puas jadi dia menumbuhkan seutas akar di belakang anak itu dan satu tembok tanah muncul lagi.

Yse lantas tersenyum, dia sudah mendapatkan jawabannya.

"Tuan muda, kami punya sesuatu untuk dibicarakan," Yse berbicara dengan suara keras, matanya menelusuri sekitar.

"Apa yang kau lakukan? Tuan mudanya ada di depanmu," tegur Ash.

Yse menggeleng, lalu menatap remeh pada anak di hadapannya, "Bukan dia."

"Apa maksudmu?"

"Berkat adalah kekuatan yang dikendalikan dalam keadaan sadar. Tapi, ketika aku berniat untuk menyerang tuan muda dari belakang, yang mana adalah posisi yang tidak dapat dia lihat, dinding batu itu muncul lagi seolah ada orang yang sengaja melindunginya," Yse mencondongkan tubuhnya, "Aku benar, kan, tuan muda?"

"Kalian tidak diterima di sini," terdengar suara lain dari balik bayang-bayang sebuah rumah di dekat mereka. Seorang anak laki-laki berambut terang muncul. Matanya sipit, meruncing tajam ke luar.

"Tolong pergilah," katanya.

Yse mengulum bibir, dia menyimpan tangannya di balik punggung dan berjalan mendekati anak itu. Seperti namanya, tuan muda memang berpenampilan seperti tuan muda. Bajunya berwarna cerah dengan bahan serat yang bagus. Berbeda sekali dengan sosok yang ada di hadapannya saat ini.

Baju kumal, serta beberapa luka gores di kaki dan tangan. Penampilannya sedikit mengingatkan Yse pada Joan ketika mereka pertama kali bertemu.

"Meskipun hanya bayangan, setidaknya kau perlu mencintai dirimu sendiri," Yse menatapnya sendu, "Baiklah, kami akan menuruti permintaanmu jadi kami pergi."

CLANS: Tale of Warriors| ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang