Epilog

1.8K 426 167
                                    

Kota Shin milik Klan Penjaga Kuil selalu cerah oleh lampion yang bersinar sepanjang jalan. Untuk kesekian kalinya, Jake dan Sunoo menapakkan kaki mereka di sini. Mereka berhenti di depan sebuah pintu yang sama sekali tidak asing, sedikit ragu untuk membukanya. Padahal dulu mereka tidak perlu mengucapkan permisi bila ingin masuk ke dalam sana.

"Tunggu apa lagi?" Jungwon membuka pintu itu dan berjalan mendahului mereka.

Jake yakin listrik masih belum sampai ke kota ini karena banyak masalah ini dan itu, tapi entah kenapa dia melihat rumah Jay begitu terang. Terdengar suara berisik dan gelak tawa. Seperti biasa, rumah Jay tidak pernah sepi.

"Jungwon! Kau mengagetkan saja!" seru Jay ketika Jungwon menggeser pintu ruang tamunya asal-asalan, "Sopan sedikit kalau mau bertamu ke rumah orang."

"Lihat siapa yang aku bawa."

Jungwon menggeser tubuhnya, menampilkan Jake dan Sunoo yang melambai pada semua orang di ruang tamu Jay. Tiba-tiba saja suasana jadi hening, mereka melihat Jake dan Sunoo dengan tatapan tak percaya. Lalu, dengan cepat, Jay membawa mereka berdua dalam satu pelukan.

"Hei, kenapa baru pulang sekarang?"

Hiks!

Jake gelagapan saat mendengar satu isakan kecil dari Jay, "Kau ini tambah tua malah tambah cengeng."

"Selamat datang kalian berdua," kata Sunghoon. Sedangkan, Niki hanya membuang muka seolah tak peduli dan Euijoo terkekeh melihat tingkahnya.

Pada waktu yang sama, Heeseung memasuki ruangan. Dia terdiam sesaat sebelum kembali tersenyum dan menyapa mereka. Sembunyi-sembunyi, Heeseung menyimpan buku harian ayahnya di dalam sebuah rak pendek.

Heeseung sedikit terkejut saat seekor rubah merah ­–Beomgyu tiba-tiba duduk di dekat kakinya sambil menatapnya penasaran. Heeseung menutup pintu rak lalu menggendong Beomgyu. Dia meletakkan telunjuknya di depan bibir, "Ssst..."

"Kalian beruntung karena hari ini kita mengadakan pesta," Jay berkacak pinggang.

Mendengar itu, Sunghoon justru terkejut, "Pesta apa? Kamu gak bilang apa-apa?"

"Benar, karena aku baru saja memutuskannya."

"Jay!"

Di antara suasana bahagia itu, Jungwon termenung. Seperti terasing dalam dunianya sendiri, Jungwon mengingat satu atau dua hal. Tak berapa lama kemudian, Jungwon pun tersenyum.

Sepertinya, dewa mengabulkan doa Yse.

"Hei, Jake, itu tempatku!"



*****

















Jake mulanya bukan dewa.

Ada waktu dimana Raja Bumi menciptakan manusia tidak dari tanah atau lumpur. Seperti halnya ia menciptakan Isabella dari setangkai bunga yang dipetiknya di surga, Jake diciptakan secara istimewa dari sebongkah safir yang tidak sengaja terinjak Raja Bumi di tanah keabadian.

Jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Karena Jake dicipta dari sesuatu yang hanya satu-satunya di dunia, ketika dewa menghukumnya dengan ketiadaan, Raja Bumi tidak bisa mengembalikan jiwanya untuk direinkarnasi. Raja Bumi bersedih hati melihat jiwa Jake yang mengelana tanah keabadian sendiri tak tentu arah.

Di sisi lain, Dewa Petir yang memberikan para pahlawan kekuatan, memilih untuk menghukum dirinya sendiri. Tepat di hadapan Yse yang sudah mati, dia bilang, "Aku tidak pernah berharap kalian akan berakhir seperti ini."

Untuk menebus rasa bersalahnya, Dewa Petir meninggalkan berkatnya pada Beomgyu dan Olympus serta melemparkan senjatanya ke sisi lain dunia. Setelah itu, Dewa Petir memecah tubuhnya menjadi beberapa fragmen.

Raja Bumi memungut sisa-sisa fragmen Dewa Petir dan meletakkan jiwa Jake di sana. Tubuh yang berharga memang untuk jiwa yang berharga pula. Begitulah Jake terus dicipta sebagai dewa yang pengasih dan seorang pendosa yang dilaknat oleh nirwana.

Dua entitas yang berlawanan berharmonisasi dalam satu tubuh. Lantas, bagaimanakah takdirnya akan ditulis?



–Clans: |

CLANS: Tale of Warriors| ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang