Petir itu adalah petir terbesar yang pernah Jake keluarkan seumur hidupnya. Serangannya bahkan membuat lubang besar di tanah, menyisakan Yeonjun yang terkapar dalam keadaan mengenaskan. Sekujur tubuhnya terbakar, kulitnya menghitam dan terkelupas.
Walaupun Yeonjun menghabiskan seluruh hidupnya di dalam panas neraka, petir yang turun dari langit merupakan hal yang sama sekali berbeda.
Pasukan iblis yang sudah dikalahkan tidak bangkit kembali, begitu pula naga-naganya. Anak-anak itu tinggal mengerahkan tenaga mereka sedikit lagi dan semuanya akan berakhir di sini.
Lalu, saat Jake kembali ke permukaan, sorakan kemenangan menyambutnya. Mungkin agak lucu ketika semua orang termasuk tentara kerajaan yang menurutnya sama sekali tak membantu ikut bersorak seolah mereka yang memenangkan pertempuran itu.
Yah, tapi Jake tidak akan protes. Dia sudah tidak punya cukup energi untuk melakukannya
"Kita menang! Kita mengalahkannya!"
Tubuh Ash oleng, sedikit tidak percaya bahwa mereka bisa mengalahkan ribuan makhluk mengerikan itu dengan kekuatan mereka. Benar-benar dengan tangan mereka sendiri!
"Hans," panggil Ash, "Beri aku pedangmu."
"Untuk apa?"
"Aku harus membawa satu kepala iblis ini sebagai bukti kalau aku sudah memenuhi janjiku."
Jake berjalan dengan penuh percaya diri ke arah Yse dan Joan yang bola kristalnya sudah kembali jernih –pertanda bahwa kekuatannya sudah hampir tidak bersisa. Dia mengusak kepala Joan dan mengangguk pada Yse.
"Jake–"
Duarrr!
Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari tempat Yeonjun berada. Dari dalam lubang, keluar tangan besar berwarna hitam dengan kuku-kuku yang tebal dan tajam. Tenggorokan mereka tercekat, lidah pun terasa kelu tatkala sosok Yeonjun berubah menjadi wujud paling mengerikan yang pernah mereka lihat seumur hidup mereka.
Ukurannya lima kali lipat lebih besar dari sebelumnya, matanya merah, tanduk tinggi, dan taring setajam gergaji. Iblis yang sejati, tidak tahu lagi dengan apa mereka bisa mengalahkannya.
"Aku telah kalah."
Namun, ucapan iblis itu sungguh mengejutkan. Kepala Jake mendongak, bertemu mata dengan iris semerah darah milik Yeonjun.
Wujudnya berangsur-angsur kembali seperti semula. Meski ada sedikit cacat di beberapa sudut wajah dan pundaknya, Yeonjun kembali menjadi iblis –mirip manusia– yang menjengkelkan untuk dilihat.
"Jantungku terluka, aku akan mati kalau melanjutkan semua ini. Kalian mainnya keroyokan begitu," Yeonjun bersandar pada pedangnya yang ia tancapkan ke tanah, "Pasukan iblisku yang malang, kira-kira butuh berapa ratus tahun aku bisa membawa mereka kembali."
"Kau akan kembali?"
"Tentu saja, misiku belum selesai. Aku masih harus menguasai dunia permukaan."
"Untuk apa?"
Yeonjun mengendikkan bahu, "Apa lagi? Tentu saja untuk bersenang-senang. Jadi, jangan mati sampai aku datang lagi, ya."
Jake dan teman-temannya hanya menatap punggung Yeonjun tanpa mengatakan apapun. Meskipun Yeonjun bilang dia telah kalah, mereka juga tidak punya keberanian untuk mengatakan kalau mereka menang darinya.
Sesungguhnya kondisi mereka tidak jauh berbeda, mereka hanya akan mati kalau pertempuran ini dilanjutkan.
"Oh iya, aku penasaran," Yeonjun berbalik, "Kenapa kalian mau melakukannya? Menyelamatkan dunia, hal semacam itu, bahkan kalian sampai terluka dan kehabisan tenaga. Untuk apa kalian repot-repot melindungi manusia? Bukankah mereka menjengkelkan? Aku tidak sedang menghasut, ya, lihat saja mataku."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANS: Tale of Warriors| ENHYPEN
ФанфикCLANS SERIES BOOK #3 Kisah itu bukanlah sebuah saga, bukan pula dongeng yang bahagia. Semua yang terjadi di masa lalu tidak lebih dari tragedi. !baku! AU Fantasy