Jennie duduk di samping Lisa. Ia menghela nafas sebentar. Lalu mulai bercerita, "Aku berpacaran dengan Jungkook. Itu kemarin. Kurasa tidak salah jika aku mencoba berpacaran dengannya."
"Yang benar saja? Tentu saja keputusanmu salah." Ujar Lisa.
"Itu benar. Hei, bukankah kau bilang kau tidak menyukainya sama sekali? Apakah kau menerima Jungkook karena diancam oleh berandalan itu?" Imbuh Rose.
"Kalian ini, biarkan saja. Jika Jennie tidak menyukai Jungkook, untuk apa dia menerimanya. Bukankah sebelumnya Jennie pernah menolak Jungkook? Mungkin saja kali ini Jennie sudah mulai membuka hati untuknya." Imbuh Jisoo.
Lisa menyentuh kening Jennie dengan punggung tangannya.
"Kau yakin? Aku meragukan kewarasanmu, bagaimana bisa kau menerima berandalan itu sebagai kekasihmu?" Tanya Lisa.
Jennie menunduk, lalu tersenyum hambar. "Seperti yang Jisoo katakan, aku mulai membuka hatiku untuk Jungkook." Jennie menjeda kalimatnya. "A-aku akan ke toilet sebentar."
Setelah pamit, Jennie langsung pergi keluar kelas.
"Ada yang tidak beres." Ucap Rose dan diangguki Lisa. Sedangkan Jisoo memilih acuh. Bukankah itu bukan urusannya? Jennie sendiri bilang kalau dia mulai membuka hati untuk Jungkook.
Sementara itu, Taehyung yang melihat Jennie keluar dari kelas segera menyusulnya. Sebelum itu, Jisoo mencekal pergelangan tangan Taehyung. "Kau mau kemana, Tae?"
Taehyung tersenyum. "Aku lapar, aku ingin pergi ke kantin."
.
.
.
.
.
Taehyung mengejar Jennie di koridor. Beruntunglah sedang sepi saat itu. Taehyung menarik Jennie ke gudang. Lalu menutup pintunya."APA YANG KAU LAKUKAN KIM TAEHYUNG?!"
Taehyung menggeram marah. "Bukankah harusnya aku yang bertanya? Apa yang terjadi antara kau dan Jungkook? Kau mengkhianatiku?"
Jennie terdiam sesaat.
Ia menghela nafasnya dengan berat. "Aku berusaha menyelamatkan kita, Taehyung. Jungkook mengancamku, dia bilang akan membongkar hubungan kita pada semua orang. Di pesta waktu itu, Jungkook yang memergoki kita. Dan apakah kau tidak berpikir? Bagaimana jika Jisoo mengetahui semua ini? Dia akan sangat kecewa padaku. Hubungan kita salah."
Taehyung tertawa remeh. "Salah katamu? Apakah kau ingat dulu kau yang menyatakan cinta padaku? Disaat Jisoo sedang sakit dan memintamu menggantikannya menemani ku untuk latihan basket. Kau ingat? Sekarang kau berkata bahwa hubungan kita salah, Jane? Kau sudah tidak waras."
"Ya, aku tidak waras karena aku mencintaimu. Kim Taehyung."
"Terserah. Kau tetap milikku, Jane." Taehyung mencium bibir Jennie dengan kasar, melumat bibir gadis itu. Jennie berusaha mendorong Taehyung, namun tenaganya tentu saja tidak sekuat Taehyung yang bahkan tengah memegang bahu Jennie agar tidak memberontak.
Hingga pada akhirnya, semua terhenti saat seseorang datang membuka pintu.
Siapa lagi? Tentu saja Jeon Jungkook.
Membuat Taehyung langsung melepas tautannya. Sedangkan Jennie hanya menunduk karena malu. Pria itu, Jungkook. Selalu saja memergokinya.
Jungkook menyeringai. "Ckck.. kurangi skinship mu dengan kekasihku di sekolah ini, Kim. Bagaimana jika kekasih asli mu curiga tentang kedekatanmu dengan kekasihku?"
Taehyung menarik kerah Jungkook. Wow, tapi ini bukan pertama kalinya seseorang meraih kerah Jungkook. Bahkan berkelahi dengannya. Dan berakhir dengan babak belur karena Jungkook.
"Jennie adalah milikku. Camkan itu." Lalu Taehyung pergi meninggalkan keduanya di gudang.
Jungkook menatap Jennie, lalu mendekatinya. Merapikan seragam gadis itu. "Kau bilang kau mencintai Taehyung. Tapi kurasa cintamu hanya bertepuk sebelah tangan. Lihat, yang dia lakukan adalah merendahkanmu di depan mataku."
.
.
.
.
.
Sekarang sudah pulang sekolah. Jennie sedang berjalan sendiri di terowongan. Jennie memikirkan perkataan Jungkook tadi. Benarkah itu? Taehyung tidak benar-benar mencintainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Fanfiction[ SLOW UPDATE ] "Sialan kau! Ini toilet laki-laki. Dimana Jisoo?! Apakah kau melakukan sesuatu padanya?!" "Dia tertidur di mobilku." "Kalau begitu temui dia! Dia pacarmu!" "Dan kau selingkuhanku." . . . . . "Jadilah kekasihku." "Jika tidak, maka aku...