Jennie bertepuk tangan, saat Taehyung berhasil memasukkan bola basket ke ring dan mencetak banyak nilai. Jennie mengambil sebotol air minum, lalu memberikannya pada Taehyung.
"Kau hebat, Taehyung. Ini untukmu." Ucap Jennie sambil menyerahkan sebotol minumannya.
"Terima kasih, Jane. Oh ya, dimana Jisoo? Dia tak datang?"
Jennie tersenyum miris. Tentu saja, kenapa ia berharap lebih? Taehyung kekasih sahabatnya, tak seharusnya ia berharap Taehyung berlari ke pelukannya.
"Jisoo sedang sakit, itu sebabnya dia memintaku menemanimu latihan basket kali ini. Kau tidak keberatan kan?"
Taehyung mengangguk sambil tersenyum simpul. Kemudian salah satu sahabat Taehyung menghampiri mereka, Park Jimin.
"Kalian berdua kalau dari jauh terlihat seperti sepasang kekasih." Ejeknya. Mengundang gelak tawa dari Jennie dan Taehyung.
"Yang benar saja, Jane tidak menyukaiku Park Jimin." Elak Taehyung.
Kemudian Jennie terkekeh. Ia menatap Taehyung kemudian tertawa remeh. "Bagaimana jika aku benar-benar menyukaimu? Kau mau menjadi kekasihku?"
Taehyung terdiam. Itu bercanda atau sungguhan? Ekspresi gadis itu terlihat bercanda namun nada bicaranya terdengar serius. Mengapa Jennie orang yang sangat sulit di tebak? Dia mengenal Jennie sebelum mengenal Jisoo. Sehari sebelum mengenal Jisoo, dia mengenal Jennie terlebih dahulu. Dia mendekati Jennie agar bisa dekat dengan Jisoo. Dan akhirnya berhasil, dia bisa menjadikan Jisoo kekasihnya beberapa bulan setelah mereka saling kenal.
"Ayolah, aku hanya bercanda." Jelas Jennie saat melihat raut wajah tak mengenakkan dari Jimin dan Taehyung.
"Kau terdengar serius, Jane. Aku hampir tertipu!" Kesal Jimin.
.
.
.
.
.Satu tahun setelahnya, Taehyung dan Jisoo dekat seperti biasa. Itu wajar, mereka sepasang kekasih. Dan mereka sangat sering menghabiskan waktu bersama. Entah itu di taman atau di tempat romantis lainnya.
Yang membuat Taehyung heran, Jennie semakin menjauhinya. Entah apa yang Taehyung lakukan. Jennie seperti tidak mau berada di dekatnya. Seakan-akan Taehyung adalah wabah yang harus ia jauhi. Ketika Taehyung mengajaknya berbicara, Jennie selalu beralasan kalau ia ada pekerjaan rumah. Dan alasan tak masuk akal lainnya. Seperti menemui pacarnya, padahal Taehyung tahu betul Jennie tak punya kekasih selama satu tahun terakhir itu.
Sampai akhirnya, di sebuah malam Taehyung menemukan Jennie di jalan. Gadis itu tengah mabuk, matanya sayu dan wajahnya juga memerah. Dan dia memegang botol soju di tangannya. Apakah Jennie sudah tidak waras? Bagaimana jika ada orang jahat yang melihatnya? Taehyung khawatir memikirkan hal buruk yang bisa saja menimpa Jennie.
Taehyung yang kebetulan lewat itu menggendong Jennie di punggungnya. Membawa Jennie ke kontrakan nya. Dijalan, Jennie banyak bicara. Bicaranya melantur, mungkin efek mabuk. Dia berbicara banyak hal, dan dia mengomel pada Taehyung.
"Kau siapa, huh? Wajahmu buram, kau mau menculikku ya?! Turunkan aku dasar keparat!"
Taehyung meringis saat Jennie memukuli bahunya. Namun ia tetap menggendong gadis yang tengah mabuk itu. "Ini aku, Taehyung. Kau tak mengenaliku? Aku ini pangeran tampan seantero sekolah. Harusnya kau mengenali aura tampan ku."
Jennie terdiam. Kemudian Taehyung sampai di kontrakan Jennie. Saat ia mengetuk pintu, Jennie memberitahu kalau Haruto adiknya tengah kerja kelompok dan menginap dirumah temannya. Taehyung pun membawa Jennie masuk ke dalam kamarnya, membaringkan tubuh mungil itu dengan perlahan dan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Fanfiction[ SLOW UPDATE ] "Sialan kau! Ini toilet laki-laki. Dimana Jisoo?! Apakah kau melakukan sesuatu padanya?!" "Dia tertidur di mobilku." "Kalau begitu temui dia! Dia pacarmu!" "Dan kau selingkuhanku." . . . . . "Jadilah kekasihku." "Jika tidak, maka aku...