"Lo serius Sha mau nembak kak Sean?".
Pertanyaan yang keluar dari bibir Wanda teruntuk Aisha Ramadhani Choi yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
"Mmm, ya bisa dibilang gitu sih, aku gak tau ya ini bisa dibilang nembak atau nggak, aku ya mau nyatain perasaan aku sama kak Sean" Aisha menjawab.
Walau sempat ragu tapi InshaAllah Aisha sudah yakin dengan keputusannya.
"Terus kalau ditolak gimana?" kalau ini Syra yang bertanya.
"Ya gak pa-pa, yang penting aku kan udah bilang perasaan aku ke kak Sean gimana, urusan perasaan kak Sean ke aku ya itu urusan kak Sean" jawab Aisha lagi.
Yeah begitu, Aisha tidak akan memaksa Sean untuk membalas perasaannya, walau memang ada harapan di hatinya tapi Aisha akan menyerahkan semuanya pada Sean.
Sean, laki-laki yang sudah mencuri perhatian Aisha saat pertama kali pemuda itu menginjakan kakinya di rumah Aisha dan tersenyum padanya.
Sudah hampir tiga tahun Aisha memendam perasaan untuk Sean namun tidak berani mengungkapnya.
Sean adalah teman kuliah Azka, kakaknya.
Sean laki-laki yang sering Aisha ceritakan kepada sahabat-sahabatnya, bagaimana Aisha begitu menyukai lelaki itu.
Wanda mengusap pundak Aisha sambil tersenyum, "Semoga hasilnya memuaskan, gue bantu do'a di sini" ucap gadis itu.
Aisha tersenyum, "Makasih, Wanda".
Namun berbeda dengan Syra, gadis itu menatap Aisha dengan tatapan yang sulit di artikan.
Syra mengenal Sean, sangat.
Bahkan lebih dari sekedar mengenal.
Syra ingin memberitahu pada Aisha tapi dirinya tidak tega menghancurkan harapan sahabatnya itu.
🍡🍡🍡
Telah tiba waktunya, Aisha sedang berdiri di balik pintu kamarnya, jantungnya berdegup kencang.
Sean ada di bawah, laki-laki itu sedang mengerjakan tugas bersama kakaknya.
"Bilang sekarang gak ya?" tanyanya kepada diri sendiri.
Kenapa sekarang Aisha jadi ragu? Mendadak Aisha takut dengan jawab Sean nantinya.
Siapakah jika nanti jawaban Sean tidak sesuai dengan harapannya?
Apakah Aisha sudah siap jika nanti seandainya Sean akan menolaknya?
Ceklek.
Pintu kamar terbuka, Aisha sudah keluar dari kamarnya, tidak ada jalan untuk kembali, Aisha harus menyatakannya sekarang.
Siap tidak siap Aisha harus siap.
Berjalan, menuruni anak tangga satu persatu, Aisha melangkahkan kakinya menuju ruang tengah tempat Sean mengerjakan tugas.
Bersyukur hanya ada Sean sendiri di sana karena Azka sedang menjemput Dita kekasihnya.
"Kak Sean" panggil Aisha pelan.
Merasa namanya dipanggil lelaki yang tengah fokus pada laptopnya itu menoleh sebentar, kemudian tersenyum.
"Kenapa Aish?" Sean bertanya.
Aish...
Sean memang memanggilnya berbeda dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife
FanfictionBagaimana jika laki-laki yang dulu pernah menolakmu tiba-tiba saja datang kepada orangtuamu dengan bermaksud melamar? Itulah yang terjadi kepada Aisha, ditolak oleh-oleh lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu menjadi patah hati pertama untuknya a...