Malam terasa sangat sunyi saat Youngmin menyimpan file yang baru saja diketiknya. Jam dinding kamarnya menunjukkan beberapa menit lagi menuju tengah malam, menandakan bahwa sudah tiga jam tepat dia mengerjakan laporan bulanan. Kopinya sudah habis sejak tadi, tapi Youngmin terlalu lelah untuk membuat yang baru, lagipula setelah ini dia akan tidur mengingat bahwa besok adalah hari Minggu.
"Akhirnya selesai!" Youngmin berseru, mengusak pelan rambutnya sendiri. Setelah mematikan laptop dan berdiri untuk mengambil minum, suara notifikasi pesan baru terdengar. Dia kembali duduk kemudian memeriksa pesan itu, rupanya dari Donghyun, mahasiswa yang sedang magang di kantornya, menanyakan apakah dirinya sudah tidur.
Youngmin melirik jam dindingnya, sembilas belas menit sebelum menuju jam satu malam. Kenapa Donghyun belum tidur? Sebenarnya dirinya tidak masalah jika Donghyun mengiriminya pesan dini hari begini, pasalnya mereka memang sudah akrab karena Youngmin adalah kakak tingkat Donghyun saat mereka di universitas. Jadi wajar-wajar saja kalau mereka akrab.
Belum sempat Youngmin membalas, sudah ada pesan baru dari Donghyun. Youngmin tersenyum pelan, lalu menyentuh ikon panggilan berwarna hijau, menghubungi Donghyun seperti biasa saat yang lebih muda bermimpi aneh. Entah kenapa selalu ada rasa yang muncul dari diri Youngmin untuk melindungi Donghyun, meskipun sebenarnya Donghyun tidak meminta.
Terdengar hening sesaat sebelum akhirnya suara serak Donghyun mengawali. "Kak ...,"
"Hmm. Ada apa, Donghyun?" Youngmin berdiri, menuju ke dapur untuk mengambil air. Tangannya menghidupkan lampu dapur yang tadi sempat dia matikan.
"Aku mimpi buruk ... jelek banget," tutur yang lebih muda, Youngmin bisa mendengar samar suara hujan.
Youngmin mengangguk pelan walau tidak terlihat oleh Donghyun, tangannya mengambil gelas dari rak sambil mendengarkan cerita Donghyun. "Di sana hujan ya Hyun? Lanjutin aja, Kakak dengerin kok."
"Iya Kak, seneng rasanya bisa ketemu hujan lagi," Donghyun tertawa kecil setelahnya, "nah jadi aku kan mimpi jalan-jalan, ke taman gitu. Terus aku lihat ada banyak pohon. Tau nggak Kak?"
"Ada apa di taman itu?" Youngmin menahan senyum, jenis mimpi aneh apalagi yang Donghyun alami kali ini?
"Masa pohonnya hamil?!"
Youngmin tertawa lepas, kemudian teringat ini tengah malam dan dia tidak mau tetangganya merasa terganggu karena tawanya. "Aduh, kok bisa kamu mimpi aneh banget kaya gitu hmm? Kamu ngapain sebelum tidur?"
Donghyun tak langsung menjawab, hanya diam. Youngmin menebak asal, "baca cerita creepy pasta ya?"
"Nggak! Aku malah nggak bisa tidur kalau baca begituan. Kak Youngmin aneh-aneh aja ih!" Donghyun bersungut sebal. Meskipun tak melihat, tapi Youngmin yakin bahwa Donghyun sedang cemberut saat ini.
Obrolan mereka berlanjut, dimulai dari membicarakan Tori sampai membicarakan soal potongan harga di toko buku yang biasa Youngmin datangi. Hujan mulai mereda saat Donghyun menguap kelima kali, Youngmin melirik jam dindingnya, pukul satu pagi lebih lima belas menit.
"Yaudah, kamu tidur lagi aja ya? Semoga mimpi buruknya hilang dan nggak dateng lagi. Kakak juga mau tidur, abis ngerjain laporan nih. Kamu istirahat juga ya?" Youngmin berjalan ke kamar, bersiap untuk tidur karena dirinya sangat letih setelah lembur mengerjakan laporan.
Keduanya saling mengucapkan selamat malam sebelum panggilan ditutup. Youngmin merebahkan dirinya ke kasur, menatap langit-langit kamar. Tersenyum pelan, kalimat Donghyun sebelum telepon dimatikan memenuhi pikirannya.
Kak, aku rindu hujan, tapi lebih rindu kamu.
***
a.n. halo, di sini hujan deres bangeet T0T