"Donghyun."
"Hm?"
"Taruhan yuk? Yang salah nebak siapa presma tahun ini bakal dapat hukuman. Kamu dukung nomer 2 kan? Pas banget gue dukung nomor 1 soalnya."
"Boleh. Aku sih percaya banget nomor 2 bakal menang, secara Kak Bangchan kan udah keliatan jiwa leader nya. Ehm ... emang hukumannya apa?"
"Hukumannya gandengan nggak boleh lepas pas perjalanan pulang dari kampus sampai rumah. Gimana? Berani?"
"Boleh. Aku sih gandengan sama siapa aja mau."
"Gandengannya sama kakak tingkat."
"Okay! Siapa takut?"
.
.
.
Mata Donghyun menatap kecewa layar handphonenya yang memperlihatkan bahwa kandidat nomor satu yang memenangkan pilihan suara. Satu tepukan mendarat di bahunya saat dirinya hendak menuju kelasnya.
"Ayo sekarang lakuinnya dare nya, Hyun. Mau kapan?"
"Inget aja kamu mah soal beginian," Donghyun menghela napas, "yaudah siapa? Pilihin aja." lanjutnya pasrah sambil menatap wajah temannya.
Temannya membisikkan sebuah nama di telinga Donghyun. Mata Donghyun menatap tak yakin temannya, "Yakin mau itu? Nanti ada yang marah nggak?"
"Dia masih sendiri. Tenang aja."
.
.
.
"Gandengan? Emangnya kenapa Dek?"
Youngmin serius lagi pusing setengah mati karena mau bimbingan aja susahnya minta ampun. Dosennya ngilang, di chat nggak dibales. Dan sekarang tiba tiba ada kelas bimbingan secara mendadak, mau nggak mau Youngmin yang awalnya lagi rebahan di kost an harus bangun dan berangkat ke kampus. Tahun ini wisuda! Begitu bio WhatsApp Youngmin sejak semester lalu, dan sekarang malah ada adek tingkat yang minta buat gandengan. Dia pikir dia anak kecil digandeng segala?
"Itu kak, aku kena dare. Boleh ya Kak? Nanti aku beliin bubble tea deh, asal belinya di yang deket kampus ya Kak? Kalau di yang deket indomart itu nggak promo hehe, Kak Youngmin paham kan sama keuangan mahasiswa rantauan kaya aku gini?"
Youngmin natap wajah mahasiswa di depannya yang ngomong pakai satu tarikan napas. Dilihat lihat ini cowo kalau jadi artis juga cocok. Alisnya tebel alami, tingginya juga hampir sama kaya Youngmin, outfit nya juga gaul abis. Cuma mungkin dia perlu rem mulutnya, soalnya bener-bener berisik. Kayak sekarang, dia masih ngelanjutin pembahasannya soal perbedaan harga bubble tea antar dua toko.
".... jadi gitu kak analisis harga yang udah aku teliti sejak kemarin sore. Kak Youngmin paham kan?"
Youngmin hanya bisa mengangguk pelan, tak sedikitpun tertarik pada pembahasan tentang harga minuman teh dengan bubble di dalamnya.
"Nah jadi gimana? Boleh aku gandengan selama perjalanan pulang ke rumah kakak? Kita kan searah nih. Trus nanti aku berhentiin kak Youngmin di halte, nanti aku foto dulu ya? Boleh kan Kak? Soalnya te-"
"Iya ini bisa langsung ke inti aja nggak? Aku buru-buru mau ada urusan soalnya." Youngmin menatap arlojinya, lima menit lagi kelasnya mulai.
"Jangan galak galak dong Kak, makin ganteng." Mahasiswa di depannya menatap wajah Youngmin sambil tersenyum lebar. "Oh iya, namaku Donghyun!"
"Oke Donghyun." Youngmin berbalik pergi.
"Besok Selasa jam tiga sore aku nunggu di halte ya Kak!"
.
.
.
@ kadeha
Kak? Udah di halte belum?
Youngmin mengerutkan kening saat membaca dm instagramnya. Kadeha siapa deh? Saat membuka profil intagramnya, ternyata itu adalah adek tingkat yang meminta untuk gandengan.
Udah sampe.
Begitu Youngmin membalas pesan itu. Tangannya mengelap peluh di keningnya, mendecak malas. Yang minta ketemuan siapa yang telat siapa, gerutu Youngmin dalam hati.
"Kak Youngmin!"
Youngmin menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. Et- bukan seseorang. Tapi gerombolan anak cowok, yang paling depan Kim Donghyun yang udah cengir-cengir ke arahnya. "Tuh anak kenapa cengengesan sih?"
Jujur saja Youngmin tak mengenali mereka semua, tapi Youngmin tahu bahwa kelima pemuda itu adalah adek tingkatnya. Saat Donghyun sudah sampai di depannya, keempat teman di belakangnya memberi salam kepada Youngmin yang dibalas dengan pertanyaan. "Ini kenapa rame-rame?"
"Mereka mau ndokumentasiin, Kak. Masih mau kan?"
Mata Youngmin membulat kaget. Gandengan sambil jalan aja udah malu apalagi ditambah ada empat cowok yang bakalan ngerekam.
Huft ... Sabar-sabar. Orang sabar dipermudah skripsinya, bisik Youngmin dalam hati.
***