Karena bagimu, selingkuh itu pilihan, bukan kesalahan.
***
"Kamu kenapa? Daritadi cuma mainin garpumu aja. Nggak laper ya?"
Satu pertanyaan yang ditujukan untukmu membuatmu sadar dari lamunan, kemudian menatap kekasihmu. "Bukan gitu, lagi asyik ngelamun tadi," jawabmu pelan, lengkap dengan satu senyuman yang dipaksakan.
Yang di depanmu hanya tertawa kecil, matanya menatap kamu lekat-lekat. "Lagian kamu ini. Mikirin apa sih?"
"Bukan apa-apa," jawabmu, "yuk makan lagi Kak. Habis ini kita mau nonton film Frozen tiga kan?" lanjutmu cepat, sebisa mungkin menahan suara agar tidak terdengar menyedihkan. Untuk saat ini sepertinya kamu berhasil, karena kekasihmu tidak menaruh curiga sama sekali dan melanjutkan makannya.
Ting!
Satu notifikasi pesan baru terdengar di ponselnya. Dia meletakkan alat makannya, kemudian mengambil gawainya. Mata bulatnya berbinar sedang bibirnya tersenyum.
"Siapa Kak?" tanyamu pelan, takut kekasihmu merasa terusik. Selama kalian bersama, kalian saling menjaga privasi satu sama lain. Baik kamu maupun dirinya saling menaruh percaya terhadap pasangannya. Saling percaya satu sama lain sudah cukup, begitu kata kekasihmu saat kamu bersikeras menunjukkan isi pesan di gawaimu.
"Hmm? Bukan siapa-siapa." Dia menjawab tanpa menatap matamu.
Kamu hanya mengangguk pelan, tak berniat bertanya lebih lanjut walaupun sebenarnya kamu tahu saat ini siapa yang membuat kekasihmu itu berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari gawai.
"Kamu ini bodoh atau apa? Masa kamu nggak tahu pacarmu selingkuh?"
Seakan mengerti kebimbanganmu, percakapanmu dengan Donghyun beberapa hari lalu kembali teringat.
Kamu yang saat itu sibuk dengan adonan kue tidak terlalu memperhatikan ucapannya. "Ngomong apa kamu ini? Minggir dulu aku mau ambil gula," kamu membuat gerakan mengusir.
Menurut kamu, kedatangan Donghyun di tokomu sangat menganggu karena beberapa hal. Yang pertama, belakangan ini pesanan brownies keju di toko sedang banyak pesanan, mau tidak mau kamu harus membuat lebih banyak untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dan kedua, kamu paling tidak suka jika seseorang mengganggu kegiatanmu membuat kue, apalagi pelakunya Donghyun.
Pemuda di depanmu itu mendecak kesal. "Tolong dengerin aku sekali ini aja. Pacarmu itu selingkuh!" tangan Donghyun mencengkram lenganmu, menyebabkan kamu mengaduh pelan dan menjatuhkan whisk yang sedang dipegang untuk mengaduk adonan.
"Maumu apa sih? Nggak cukup kamu nyakitin aku beberapa tahun yang lalu? Kamu mau ngerusak hubunganku sama pacarku yang sekarang juga?" kamu menatap berani mata manatan kekasihmu itu, air mata mulai memenuhi kelopak matamu. Teringat bagaimana susahnya dirimu melupakan pria di depanmu. Itu adalah alasan ketiga mengapa kehadiran Donghyun kamu anggap menganggu.