"Jadi, dia siapa?"
"Huh?" aku menoleh ke arah suara, seorang gadis cantik berkacak pinggang di depanku, tatapan matanya menegaskan kalimat 'masa kamu tidak paham apa yang kumaksud sih?'
Aku tertawa kecil, "Dia Davian."
"Adeliaaa, aku juga tahu nama dia Davian, kamu bahkan ngigo nama dia waktu tidur semalam."
Aku mendelik tak setuju, apa apaan? tidak mungkin.
"Jadi aku penasaran siapa yang berhasil buat kamu lupain kakak crush tiga tahun yang ternyata malah jadian sama adek kelasmu itu," lanjut Mia.
"Namanya Davian, aku cuma tau itu," balasku singkat, tanganku masih sibuk menguncir rambutku.
Teman satu kamarku itu tertawa kecil tangannya menyambar tas punggung kuningnya. "Udah ah, nanti kita terlambat berangkat sekolah. Kamu sudah siapin minum kan, Del? Ingat, nanti gladi bersih padus, aku nggak mau nganterin botol minummu yang ketinggalan kaya waktu itu," ucap Mia panjang lebar.
"Udah Mamaaa," selorohku bercanda saat mode 'mama' nya datang. Amelia menghela napas panjang kemudian keluar kamar.
***