Dibawah teriknya matahari yang terasa menyengat kulit, Ran memaksa kaki jenjangnya terus melangkah menuju supermarket terdekat. Belum lagi ditambah dengan seorang yang berada tak jauh di depan sana. Rasanya Ran ingin berakting tidak mengenalinya saja.
"Kakak?!" Ya, seorang itu adalah adiknya--Rindou Haitani.
Ran menghela nafas. Niatnya ingin pura-pura tidak melihatnya, tetapi sang adik justru berjalan mendekat.
Entah membicarakan apa, Ran tidak berniat menguping pembicaraan Rindou dengan istrinya. Yang jelas, wanita itu menganggukkan kepala dan masuk ke dalam supermarket lebih dulu. Sepertinya tujuan mereka sama.
"Tidak iri?" Rindou bertanya sembari mengarahkan pandangannya ke arah anak kecil yang berada di gendongan istrinya. Rindou memang sudah memiliki anak. Dan itu juga yang menjadi penyebab Ran terus di desak untuk segera menikah.
"Apa?" Nada bicaranya terlalu ketus. Walaupun sebenarnya Ran paham dengan maksud kata 'iri' dari sang adik. Jika boleh jujur, Ran memang iri dengan keluarga Rindou.
"Anak!! Aku tidak sabar melihat wajah anakmu." Rindou berucap antusiasme. Tetapi setelahnya ia memasang tatapan menyelidik. "Kau belum pernah menyentuh kak [Name]?!"
"Sepertinya [Name] belum mau punyak anak, dia masih sibuk dengan dunia karier nya." Ran berkata sesuai isi pikirannya tanpa menjawab pertanyaan terakhir Rindou. Hanya saja otaknya tiba-tiba teringat tentang malam itu, membuatnya mengulas senyum tipis.
"Di bujuk dengan kata-kata romantis." Saat ini Rindou sedang kospley adik yang baik. "Kalau tidak mempan, langsung di gas!!" Lanjutnya sembari mengacungkan ibu jari tangan kanannya.
Ran tidak habis thinking dengan saran sesat sang adik. Ia menjitak kepala bagian belakang yang tertutupi rambut ubur-ubur itu dengan tidak santainya. "Gobl--sebagian teks hilang."
Rindou justru tertawa pelan. Terlihat seperti anak remaja yang masih labil. Ran sampai terheran-heran, kenapa Rindou bisa mengatur keluarganya? Bahkan sudah memiliki seorang anak.
Walaupun tidak berniat mengikuti Rindou, tapi tujuan mereka sama-sama masuk ke dalam supermarket. "Kira-kira [Name] mau tidak ya?"
•••
rindou manggil ran kakak bukan si? 👁👁🙏