Laki-laki dengan surai dwiwarna itu meraih kenop pintu, memutarnya, kemudian menghembuskan nafas perlahan. Mendapat sambutan hangat dari sang istri setelah pintu terbuka nyatanya hanyalah keinginan muluk yang sepertinya mustahil terwujud.
Sama saja. Kehidupannya dulu saat masih seorang bujangan ataupun sekarang yang sudah menikah tak jauh berbeda. Menikah hanyalah sekedar status baginya.
Ran Haitani, laki-laki 30 tahun yang baru saja melangsungkan pernikahan dua minggu lalu. Tidak ada yang spesial dari pernikahannya. Hanya karena terus di desak orang tua, Ran harus tetap menikahi wanita--yang sebenarnya sama-sama belum siap menikah.
Langsung saja Ran bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dari keringat. Baru setelahnya ia pergi ke dapur untuk memasak. Tidak ada pembagian tugas antara pasangan suami istri itu. Hanya siapa yang sampai rumah terlebih dahulu, dialah yang menyiapkan makan malam.
Rasanya Ran ingin kembali menjadi bujangan jones yang sering memerintah sang adik menyiapkan makan malam sedangkan dirinya justru asyik menonton televisi.
Terdengar suara kenop pintu diputar, menandakan jika sosok sang istri sudah pulang kerja. Tanpa menyapa atau memberikan seulas senyum saat kedua mata saling bertemu pandang, [Name] langsung pergi ke kamar.
Selang beberapa menit atau malah hampir satu jam, [Name] keluar kamar bersamaan dengan masakan Ran yang sudah matang. Ia langsung mendudukkan diri di kursi.
"Terimakasih," [Name] menyunggingkan senyum ke arah Ran yang duduk di depannya. Senyum yang begitu candu bagi sang pemuda. "Padahal aku bisa membelinya saat pulang."
Ran membalas senyuman tersebut. "Kau benar-benar tidak mau berhenti---" Memang, Ran tahu jika saat ini bukan waktu yang tepat untuk kembali menanyakan hal itu. Tetapi jika bukan saat makan malam, tidak ada lagi waktu yang bisa ia gunakan untuk berbicara dengan sang istri.
[Name] menghela nafas. "Aku sedang tidak mau membahasnya."
"Tapi---"
"Ran, tidak baik bicara saat makan." [Name] menyela tanpa menatap lawan bicara. Buru-buru ia menghabiskan makanannya dan segera pergi tidur. Sadar diri, jika hal tersebut di lanjutkan, justru akan berujung sebuah pertengkaran.
***
mba nem nya agak /--- 🏃