Dua hari setelah kejadian adu mulut yang berakhir dengan saling diam, Ran memutuskan untuk minta maaf terlebih dulu. Pemuda bermarga Haitani merindukan setiap sikap lembut [Name] sebagai istri walau hanya dalam waktu singkat. Sekedar menelpon ketika pagi dan siang hari, mengucapkan selamat malam serta memberi kecupan singkat sebelum tidur, juga tingkah kerasa kepalanya.
Ran mengaitkan tali celemek nya, bersiap-siap menjadi chef dengan skill memasak layaknya seorang profesional. Selain karena hari ini dirinya pulang terlalu awal, Ran juga ingin memasak makanan favorit sang istri sebagai permintaan maaf karena sudah menamparnya.
Memangnya siapa yang tidak marah saat dituduh selingkuh? Padahal hanya ada nama orang itu di hatinya sejak dulu, sekarang, ataupun masa mendatang.
Terdengar suara pintu terbuka, padahal mulai memasak saja belum. Seharusnya [Name] belum pulang, mengingat jika biasanya wanita itu pulang setelah jarum jam menunjuk angka lebih dari tujuh. Dan sekarang masih pukul 5:47 PM.
"[Name]?" Ran bergumam, tak yakin jika seorang yang membuka pintu itu adalah istrinya. Bagaimana jika ternyata malah Kazutora yang ingin maling karena faktor akhir bulan??
Mata Ran masih normal, yang berada di hadapannya sekarang bukanlah maling--melainkan wanita dengan setelan kerja kantoran, belum lagi wajah tak niat hidup itu.
"Sudah pulang?" Kenapa ia mendadak kospley seorang yang gemar basa-basi? Jelas-jelas [Name] sudah di rumah. Tentu saja sudah pulang.
[Name] hanya mengangguk. Jika yang di hadapan Ran sekarang adalah [Name] versi remaja, mungkin wanita itu akan berujar kalimat tak senang sesuai didikan Tsukishima. Tetapi saat ini ia sedang malas bicara, hanya sekedar mengulurkan tangan kanan; mengarahkan sebuah amplop kepada laki-laki di depannya. Kemudian melenggang pergi begitu saja.
Ran mematung di tempat. Niatnya ingin membuat masakan kesukaan sang terkasih sebagai permintamaafan justru berakhir dengan selembar surat. Mungkinkah surat gugatan cerai karena kemarin ia sudah menamparnya?
Ran melempar celemek nya yang tidak jadi berguna. Dengan ragu ia memberanikan diri membuka amplop tersebut dan membaca isi suratnya. Bukan surat gugatan cerai, melainkan....
Surat resign.