1

15 2 2
                                    


"Dira ini tolong antarkan ke meja nomor 09 yah"

"Baik kak"

Ya keseharian gadis tersebut adalah sebagai pelayan di kafe, gadis berumur 19 tahun itu sudah ditinggal selamanya oleh kedua orang tuanya sejak SMA kelas 1. Ia anak satu-satunya, sedangkan kedua orang tuanya pun tidak memiliki sanak saudara karena mereka juga merupakan anak tunggal. Kakek dan nenek dari keduanya pun telah berpulang terlebih dahulu.

Sejak saat itu, pastinya ia sangat terpukul atas kematian kedua orang tua yang sangat dicintainya. Dan kematian keduanya membawa satu gadis kecil.

Ia tidak tau lagi, bagaimana ia akan hidup tanpa kedua orang yang sangat ia sayangi dan dicintai. Dirumah sederhana ini, ia hanya sendiri, yah sendiri. Akan tetapi Nadira adalah gadis dengan didikan agama yang kuat dari kedua orang tuanya, ia sudah ikhlas dengan semuanya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia berusaha sendiri, dengan cara membagi waktu untuk bersekolah dan menjadi seorang pelayan. Nadira adalah siswi yang berprestasi, seluruh tetangganya sering kali membantunya karena kedua orang tuanya adalah sosok yang sangat baik dan bijaksana, tak lupa juga karena kepribadian Nadira yang memiliki akhlak mulia terhadap sesama.

Nadira terkadang merasa tidak enak untuk menerima semuanya, tapi ia sangat bersyukur karena masih banyak orang yang perduli kepadanya.

Sampai lulus sekolah, iya tetap melanjutkan pekerjaan sebagai pelayan, ia tidak kuliah karena walau ia siswi yang berprestasi, ia yakin pasti akan tetap memerlukan biaya.

Ia juga tidak pernah iri dengan mahasiswa-mahasiswa diluar sana, karena ia yakini ini sudah
Jalannya. Menuntut ilmu bukan hanya di sekolah atau di kampus, menuntut ilmu bisa dimana saja.

Sejak lulus sekolah Nadira menolak halus bantuan tetangganya, bukannya ia tidak bersyukur atau sombong, tetapi ia tidak enak hati jika terus-terusan di bantu, sudah cukup ia merepotkan semua orang. Sekarang ia sudah lulus dan bekerja, insyaAllah gaji yang diterimanya sudah cukup untuk keperluannya.

Ia selalu berdoa untuk kedua orang tuanya. Dan tak pernah lupa juga untuk mendoakan orang-orang baik yang selama ini selalu membantunya.

Namun disisi lain, ada seorang pria yang menginjak usia 27 tahun sedang duduk di kursi kebesarannya, ia memikirkan sesuatu yang sangat rumit.

AlanadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang