"Digo!"
"ya tuan"
"Cari informasi tentang gadis kecil itu,saya tunggu"
"Baik tuan".
"kita liat saja"
Ucapnya dengan senyum smirknya.Hari kian menjadi gelap, akan tetapi semangat gadis cantik itu masih membara. Setelah menyelesaikan pekerjaanya, ia segera pulang kerumah, jarak kafe tempat ia bekerja tidak terlalu jauh dari rumahnya. Karena hari sudah malam ia terpaksa untuk berjalan kaki, memesan ojek onlinepun sedikit susah karena ini sudah menunjukkan pukul 23:42.
"Dir, yakin gak mau kakak anter?"
"Gak perlu kak, Terimakasih banyak"
"Ya sudah saya duluan yah dir, kamu hati-hati"
"Iya kak, kak jasmine juga hati-hati yah"
"Ya udah, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Bismillah,yok kita pulang nadira" bisiknya pada dirinya sendiri.
Setelah sampai dirumah ia langsung mengunci pintu, dan masuk kedalam kamar, setelah bersih-bersih ia melakukan ritual sebelum tidurnya, tak lama kemudian ia sudah memasuki alam mimpinya.
Keesokan paginya, setelah melaksanakan shalat subuh, dilanjutkan dengan murajaah, ia bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan.
Dikarenakan ini adalah hari libur ia bekerja, jadi ia lebih memilih untuk keluar rumah.Setelah masak dan sarapan, jam sudah menunjukkan pukul 09:00, ia pun mengambil tas selempang kecilnya.
hari ini Nadira terlihat sangat cantik dengan gamis hitam serta hijab syar'i berwarna mocca, tak lupa tas selempang hitam dan sepatu kets putihnya.
Nadira memutuskan untuk menaiki angkutan umum.
"Bismillah"
Ucapnya berdoa.Setelah sampai di taman kota,ia mencari tempat duduk yang nyaman, taman ini jika dilihat cukup ramai.
Ia hanya memperhatikan sebuah keluarga dan anak-anak yang sedang bermain dan berbahagia.
Tak lupa ia telah membeli makanan ringan tadi."Nadira jadi rindu Bunda dan Ayah, pasti kalian bahagia disana"
tak terasa air matanya jatuh dengan sendirinya, setelah mengatakan kalimat itu."Huh! Nadira kamu tidak boleh seperti itu, pasti kalau kamu sedih, nanti ayah bunda juga ikutan sedih"
Ucapnya menyemangati dirinya sendiri dan tersenyum.Namun di ujung jalan....
Tanpa ia sadari ada seorang pria berjubah serba hitam sedang mengawasinya.Tak terasa waktu zuhur telah tiba.
Nadirapun mencari masjid terdekat dan melaksanakan kewajibannya sebagi seorang muslim."Aamiin, Alhamdulillah.
Eumm....apa dira ke jembatan aja ya"Setelah mengenakan kembali sepatunya, iapun berjalan keluar dari gerbang Masjid.
Dira pun berjalan menuju tempat perbelanjaan, untuk membeli beberapa makanan yang akan ia bawa.Sesampainya ia di kolong jembatan. Suara gembira anak-anak menyeru untuk dira, mereka sangat senang dira datang berkunjung.
"Assalamualaikum, semua!"
Ucap dira sangat gembira.Ya,hanya merekalah semangat nadira, anak-anak yang sangat hebat tidak pernah mengeluh sedikitpun dan tau artinya bersyukur.
Terkadang dira merasa malu kepada mereka. Ia sering mengeluh kepada Allah mengapa hidupnya bisa seperti ini. tapi tidak dengan mereka, Nadira tidak pernah sekalipun mendengar kata lelah dari mulut mungil mereka. Nadira sangat bangga dengan keteguhan anak-anak ini.
Nadira pernah ingin membawa mereka tinggal bersamanya. Tetapi mereka menolak dengan alasan.
Terimakasih kak, kami tidak mau pindah dari sini, walaupun rumah ini kecil. Tapi kami sudah sangat nyaman dan sangat bersyukur akan takdir yang Allah beri kepada kami.
Nadira meneteskan air mata, ketika mengingat itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alanadira
Teen Fiction------------------------------------------------------------- Ketika amarah sudah menyelimuti hati yang tertutup oleh kebencian. Kekecewaanpun datang bersamaan, tidak hanya dengan makhluknya tetapi dengan sang pencipta. Alan, apakah ia akan berubah...