Allah telah menetapkan Takdirmu, kemanapun engkau lari. Kau pasti akan bertemu kembali.
~~~~~~~~~~~~Jam sudah menunjukkan pukul 23:37. Ini sudah waktunya kafe akan ditutup. Setelah semua pekerjaan selesai, semua karyawan memilih untuk langsung beristirahat dan pulang kerumah masing-masing. sama dengan yang dilakukan Nadira, Gadis itu sudah memesan taxi dari tadi, ia sudah jera dengan kejadian kemarin malam, Jadi ia memilih untuk memesan taxi.
"Assalamualaikum, pak"
"Waalaikumussalam, silahkan mba. Sesuai aplikasi ya mba"
"iya pak"
Taxi yang Nadira tumpangi mulai membelah jalanan yang sunyi. Disela-sela waktunya Nadira selalu meyebut asma Allah, Ia kembali teringat dengan salah satu buku yang ia baca.
Waktu yang kita lalui semua akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. Jadilah wanita yang selalu menghiasi bibirnya dengan senantiasa berdzikir kepada Allah, dan menjaga lisannya dari perkataan yang tidak penting dan dapat menimbulkan mudharat. Jadilah wanita akhir zaman yang selalu mengingat Allah dimanapun engkau berada.
Di tengah lamunannya Nadira terkejut dikarenakan taxi yang ia tumpangi tiba-tiba saja berhenti.
"ada apa pak?"
"saya juga kurang tau mba, sebentar saya liat dulu". Pria yang bisa dibilang paruh baya itu keluar dan memeriksa apa yang sedang terjadi dengan mobilnya. Disisi lain Nadira juga ikut turun dan melihat apa yang terjadi.
"waduh, mba ban saya bocor parah, Mohon maaf mba saya tidak bisa mengantar mba"
"Astagfirullah, bocor pak?"
"iya mba sekali lagi saya mohon maaf"
"tidak apa pak, ini musibah. Saya temenin bapak aja ya disini, sampai ada orang yang datang"
"jangan mba saya tidak apa, Sudah biasa terjadi seperti ini"
"ya sudah ini pak ongkosnya" ucap Nadira dengan memberikan uang lembaran lima puluh ribu.
"saya tidak bisa menerimanya mba. Wong saya tidak mengantar mba sampai tujuan". Nadira menanggapi itu dengan senyuman tulusnya.
"Tidak apa pak, bapak sudah mengantar saya sejauh ini, tolong diterima"
"baik kalo begitu, terimakasih banyak mba, dan saya minta maaf sekali lagi. Ouh iya di depan ada jalan besar mba, mungkin nanti mba bisa naik kendaraan lain"
"iya pak tidak apa, Terimakasih. Kalo bagitu saya pamit yah pak, Assalamualaikum"
"iya mba, hati-hati. Wa’alaikumussalam"
Ya, jalan yang nadira lewati ini memang jalan baru untuknya, ia baru mengetahui jika jalan ini dapat mengantarnya ke jalan besar. Nadira merasa kepalanya sedikit berdenyut nyeri, hari ini memang sepertinya ia kurang sehat. Nadira berjalan dengan tergesa-gesa. Ia jadi teringat dengan kejadian tempo hari, dimana ia dikejar oleh pria aneh. Nadira berusaha untuk tidak memikirkan hal itu. Ia hanya bisa berdoa semoga perjalanannya kali ini aman. Ditambah lagi dengan badannya yang kurang sehat dan kepalanya yang pusing.
"Astagfirullah" gadis itu terkejut, bagaimana tidak, baru saja ia berdoa dalam hati justru sekarang ada seseorang yang menghadang jalannya. Nadira berusaha tenang ia masih diam ditempatnya menunggu apa yang akan orang ini lakukan. Setelah beberapa detik Nadira baru menyadari jika yang menghadang jalannya sekaligus yang berdiri tidak jauh didepannya itu adalah seorang pria. Dan pria itu adalah orang yang sama dengan yang mengejarnya kemarin malam.
"Astaga apa yang harus aku lakukan"
Nadira putar arah, ia berlari dan berusaha mencari tempat yang ramai, namun nihil sepanjang jalanan ini hanya dikelilingi oleh danau dan pepohonan rindang serta beberapa halte. Jika ia kembali pada supir taxi, ia khawatir jika beliau akan kenapa-napa. Nadira mencoba untuk berteriak tetapi percuma, ia sangat ketakutan sekarang, ditambah lagi badannya yang kurang sehat, dan ia merasa kepalanya sangat pusing.
Nadira terus berlari, pria itu juga terus mengejarnya. Namun bagaimanapun juga Nadira kalah cepat, pria tersebut menarik tangan Nadira dan menghempaskan gadis yang sudah pucat itu ke jalanan. Nadira merasa badannya sangat lemas, penglihatannya mengabur, ia tidak sanggup untuk berdiri. Ia hanya bisa menyeret badan mungilnya menuju tempat sampah besar, Nadira menyandarkan badannya disisi tong sampah besar tersebut. Gadis itu dapat melihat jika pria tersebut berjalan mendekatinya. Nadira hanya bisa berdoa, ia tidak dapat melakukan perlawanan, badannya sangat lemah. Pria tersebut terus mendekati Nadira yang sudah terduduk lemas, pria itu berjongkok di hadapan Nadira dan membisikkan sesuatu ketelinga gadis yang sebentar lagi ingin pingsan itu.
“you mine…”pria tersebut mengatakan kalimat itu dengan sedikit berbisik, diwaktu setelahnya Nadira sudah tidak sadarkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alanadira
Roman pour Adolescents------------------------------------------------------------- Ketika amarah sudah menyelimuti hati yang tertutup oleh kebencian. Kekecewaanpun datang bersamaan, tidak hanya dengan makhluknya tetapi dengan sang pencipta. Alan, apakah ia akan berubah...