8.

2.2K 106 0
                                    

Setelah makan malam, Jeno membiarkan Sabrina dan Jaehyun berdua saja di ruang tengah. Ia memutuskan untuk masuk kekamarnya, karena ya percuma dia disana nanti taakan dianggap.

"Kau tak pulang?" Sabrina sangat lelah ia ingin segera beristirahat, tapi Jaehyun seperti tak ada niatan untuk pulang

"Tunggu sebentar saja, perutku terasa sangat penuh. Rasanya sampai aku tak sanggup berjalan" jawab Jaehyun berlebihan

"Jangan terlalu lama, lima belas menit lagi pulanglah"

Jaehyun hanya menanggapinya dengan tersenyum. Ia terus memandangi wajah cantik Sabrina, "Ingin jalan-jalan bersamaku?" tawar Jaehyun

Sabrina langsung menoleh, "Tidak, itu berbahaya"

Jaehyun terkekeh, "Itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku ingin membelikanmu sesuatu"

"Apa?"

"Apapun yang kamu inginkan sayang" kali ini niat Jaehyun sungguh baik, ia hanya ingin membuat wanitanya ini bahagia. Ya bisa dikatakan ini juga bentuk permintaan maafnya lagi setelah kejadian waktu itu

"Ah tidak, kau pasti ada maunya"

"Kamu sungguh tak bisa percaya padaku?"

"Iya, tidak" jawab Sabrina singkat

Jaehyun menghela nafas, "Kuharap kamu tidak akan menyesal, aku pulang sekarang. Jangan tidur terlalu malam" Jaehyun bangkit dari duduknya

"Aku akan langsung pulang, tenang saja"

Sabrina ikut bangkit dan mengantarkan Jaehyun sampai ke depan pintu, "Aku tidak peduli, itu bukan urusanku"

"Baiklah, good night baby" setelah mengatakan itu Jaehyun melenggang pergi

Sabrina tetap memandangi punggung lebar Jaehyun sampai lelaki itu memasuki lift, "Dasar mesum, tidak jelas!"

~~

Sungguh ini sudah tiga hari sejak dia melamar di Giy's Company, tapi belum ada panggilan sama sekali. Padahal waktu itu mereka bilang akan menghubungi Sabrina paling lambat dua hari. Entah itu ia diterima atau ditolak, tapi ini sudah tiga hari dan tak ada kabar apapun.

Bahkan ia tak hanya melamar di Giy's Company, Sabrina juga melamar di beberapa perusahaan, mungkin sekitar lima perusahaan. Tapi mengapa tak ada satupun yang menghubunginya. Sabrina menjadi agak gelisah sekarang. Masalah uang memang saat ini masih aman, tapi bagaimana nantinya? Ohh ia juga harus membayar biaya kuliah Jeno. Uang tabungannya mungkin hanya cukup untuk tiga sampai empat bulan kedepan

"Huhh sungguh kenapa seperti ini?"

Ia memejamkan matanya untuk berpikir sejenak. Aneh bukan bila dirinya tak diterima dimana pun, pasti akan ada satu saja dari beberapa perusahaan itu yang akan merekrutnya. Tidak mungkin semua perusahaan akan menolaknya, apalagi ia punya pengalaman kerja yang bagus.

Sabrina membuka matanya, "Ck, brengsek!" geramnya. Ia segera mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.


































Boss JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang