5.

3.9K 119 2
                                    

Sabrina sudah sampai diapartemennya dan ya diantar oleh supir Jaehyun. Lumayan tumpangan gratis, begitu pikirnya. Jeno tidak ada disini, ya tentu adiknya itu sedang kuliah sekarang. Ia segera masuk kamar dan ingin mandi. Tubuhnya kotor, sangat kotor. Ia bahkan memakai sabun lebih banyak.

Setelah selesai mandi ia berganti baju dan merebahkan tubuhnya di kasur. Ia memandangi langit-langit kamarnya, "Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Tubuhku sudah dilihat oleh lelaki lain" ia memejamkan matanya untuk menahan air matanya. Ia tak ingin dibanjiri pertanyaan oleh Jeno nanti saat melihat matanya bengkak karena menangis.

"Hahhh~ Aku juga harus mencari pekerjaan baru. Jaehyun sialan itu memang merepotkan sekali. Brengsek!!" umpatnya kesal

Sabrina bangun dari posisinya tadi, ia keluar kamar dan menuju ke dapur. Ia akan membuat sarapan sekarang, ya tentu untuk dirinya sendiri. Mungkin ia akan membuat nasi goreng, simple saja dirinya sedang tidak dalam mood yang baik sekarang. Lagi pula ini sudah pukul sepuluh, apa masih bisa disebut sarapan? Entahlah

Setelah sekitar sepuluh menit berkutat dengan alat dapur akhirnya nasi goreng yang ia buat itu selesai. Sabrina beralih ke ruang tengah, ia akan makan sarapannya itu sambil menonton televisi. Sabrina memilih tayangan televisi kartun untuk sedikit menghiburnya tapi itu tidak berhasil sama sekali.

Ting tong ting tong

"Sungguh menggangu" ucapnya malas saat mendengar bel apartemen berbunyi. Siapa yang berkunjung pada jam kerja begini.

Saat Sabrina membuka pintu ia sangat terkejut. Dirinya hanya melihat bukcet bunga mawar yang begitu besar, "Apa betul ini dengan Nyonya Sabrina Bristya?" ucap kurir yang tak terlihat tubuhnya karna kesulitan membawa bunga itu

"Iya saya sendiri" jawabnya

"Bolehkah saya masuk untuk meletakkan bunga ini?" ucap kurir itu susah payah

"A-ahh ya silahkan, letakkan disini saja" ia menunjuk tempat di sebelah rak sepatu, "Ngomong-ngomong ini bunga dari siapa? Saya tidak memesannya"

"Maaf Nyonya tapi pengirim tidak memperbolehkan saya memberi tau anda mengenai namanya" aneh sekali -batin Sabrina

Bukan apa-apa ini bunga sangat besar dan cantik, pasti harganya mahal. Siapa coba yang akan memberikan ia bunga mahal seperti ini, buang-buang uang saja. Ia lebih suka jika mendapat kiriman bahan masak, lebih berguna

"Baiklah kalau begitu saya permisi Nyonya" pamit kurir itu sambil membungkuk sopan

"Terimakasih yaa" ucap Sabrina dan dibalas anggukan oleh sang kurir

Setelah kurir itu pergi ia mengecek bunga tersebut mungkin ada surat atau selembar kertas- dan ya, ada. Sabrina segera mengambil dan membacanya

'Maaf, kumohon kembalilah '

Raut wajah Sabrina langsung berubah menjadi datar dan emosi. Dengan kata-kata itu dia sudah tau siapa si pengirim ini, "Kau pikir aku makan bunga? Lelaki gila!!" ia melempar asal kertas tadi dan meninggalkan bunga itu. Ia kembali keruang tengah dan melanjutkan kegiatannya yang terganggu tadi

~~

Jaehyun sedang mondar-mandir sambil berkacak pinggang. Ia sedang menunggu telpon dari seseorang, "Kenapa dia belum meneleponku? Kurasa mereka tidak melakukan perkerjaannya dengan benar" geram Jaehyun saat sudah hampir satu jam ia masih belum mendapat telpon

Jaehyun segera memanggil Gina untuk keruangannya. Tak lama Gina sudah ada di hadapannya, "Apa kau sudah mengirimkan apa yang kusuruh untuk sekretaris Sabrina?" tanya Jaehyun pada Gina

"Sudah boss, bahkan kurir memgirimi saya bukti pengiriman. Dan itu sudah benar, di apartemen sekretaris Sabrina" jelas Gina

Jaehyun menghela nafas dalam. Ia memijat pangkal hidung, "Baik kalau begitu, kau bisa kembali bekerja"

Boss JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang