Xiao Zhan memutar mobilnya, mengejar Li Jiangheng yang sudah berlalu sejak tadi. Ia masih belum puas membahas misteri yang terus mengikuti jalan hidupnya.
Ia melirik kaca spion sejak tadi, berharap sang suami tidak mengikuti. Ia terlalu lelah untuk menghadapinya saat ini. Jika Yibo memang butuh kesendirian, Zhan akan memberikannya. Sementara dirinya mencari kebenaran yang tersisa.
Xiao Zhan berbelok ke kiri, memasuki kawasan elite perumahan mewah. Xiao Zhan menghentikan mobilnya di pintu masuk utama. Saat kamera pengawas meminta identitas Xiao Zhan untuk bisa memasuki kawasan perumahan.
Tidak sulit bagi seorang penulis terkenal seperti Xiao Zhan untuk bisa lolos dari kemanan. Ia melajukan mobilnya perlahan. Mencari rumah bergaya minimalis bernomor 213. Seperti yang terselip di buket bunga pemberian Li Jiangheng.
Kedua retina yang terbuka menyusuri setiap bangunan yang ia lewati. Kaca mobil diturunkan separuh, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, mengamati.
Kedua netra hitam legam itu akhirnya menemukan angka yang ia ingat di pikirannya berada di sebelah kiri mobil yang ia bawa.
Xiao Zhan menghentikan laju mobil, tepat di depan gerbang. Tanpa mematikan mesin, Xiao Zhan turun untuk mengintip keadaan. Di balik pagar besi, dari celah kecil. Xiao Zhan bisa melihat mobil Li Jiangheng terparkir di sana.
Xiao Zhan dengan yakin, memencet bel di sebelah pintu gerbang. Ia menunggu beberapa saat, sampai seorang pria berbadan besar membuka gerbar ke samping.
Xiao dengan cepat kembali ke mobilnya. Memutar kemudi untuk memasuki halaman rumah Li. Gerbang kembali ditutup, saat Xiao Zhan sudah berada di dalam.
Ia mengikuti langkah pria itu menuju ruang tamu. Xiao Zhan tidak pernah berharap, kedatangannya yang pertama kali ke rumah teman lamanya. Akan disuguhi sebuah drama keluarga, antara Li dan mantan istrinya.
Ini kali pertama Xiao Zhan bertemu langsung dengan istri Li Jiangheng. Wanita yang terlihat lebih dewasa usianya dari Li. Bibir berwarna burgundy, mata kecil dengan sorot tajam, bibir sexy yang tak henti berbicara. Sepertinya ia tipikal wanita yang keras kepala.
Tentu itu berbeda dengan tsundere.
Melihat kehadiran Zhan di ruang tamu suaminya, wanita itu memalingkan wajahnya dari Li. Ia lebih tertarik pada Xiao Zhan saat ini. Dari pada melanjutkan pertikaian dengan sang suami.
"Owh, suatu kerhomatan penulis novel terkenal, Lady Wang berkunjung ke mari." Wanita itu bersidekap, pandangan remehnya tak bisa disembunyikan lewat kata pujian.
Li Jiangheng berada di ambang api yang berkobar. Jika mendekat ia terbakar, jika diam. Xiao Zhan yang akan terbakar. Ia tahu bagaimana watak keras dan kejam istrinya saat berbicara.
Tapi Zhan tentu bukan pria lemah yang akan diam jika diusik dengan kata-kata munafik. Ia membalas ucapan wanita itu dengan senyuman.
"Aku tak menyangka, akan bertemu mantan istri sahabatku dalam keadaan seperti ini."
Xiao Zhan bergerak maju, tangannya terulur dengan senyuman yang tak luntur.
"Perkenalkan nama asliku, Xiao Zhan."
Wanita itu membuang muka, tak tertarik untuk membalas uluran tangan Xiao Zhan.
Ia berjalan mendekati Li Jiangheng, matanya menatap tajam.
"Aku akan memperjuangkan semua hakku!!" katanya tegas.Setelah mengucapkan kalimat itu. Ia pun berbalik menatap Xiao Zhan. Mengulurkan tangan sambil berkata. "Akhirnya aku bisa menyampaikan ucapan terima kasihku secara langsung pada penulis favoritku. Terima kasih, bukumu sangat menginspirasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Hasn't End(tamat)
Fiksi PenggemarXiao Zhan tidak menyangka, jika buku best sellernya akan menjadi kisah suaminya. Wang Yibo dan masa lalunya yang kelam. Bisakah Xiao Zhan menuliskan akhir kisah rumah tangganya bersama Yibo menjadi bahagia?