-14-

131 19 1
                                    

Setahun kemudian

"Kamu sangat manis, sangat ketat --- AWWHHH



" Apa yang kamu lakukan?"  Yuri bertanya sambil mencubit pinggang Hitomi.




"Hehe, maaf Yul sayang,"



"Tsk, kamu benar-benar banyak berubah Hii, ini alasan kamu harus berhenti membiarkan Yena merusak pikiranmu,"




"T-tapi kamu menyukainya,"




Yuri memutar matanya dan mulai membereskan kekacauan Hitomi.




"Saya pikir kamu akan membantu, tapi lihat, kamu hanya membuatnya lebih berantakan,"



Hitomi hanya terkekeh, dia hanya bisa mencubit pipi Yuri.  Dia terlihat terlalu manis.




Mereka seharusnya memanggang roti tapi Hitomi terus bermain dengan tepung dan bahan lainnya membuat Yuri menggelengkan kepalanya.



"Jangan marah oke?"  katanya sambil mencium kening Yuri.







Yuri ingin marah padanya tapi tidak bisa karena Hitomi menjadi manis lagi.  Hitomi memang banyak berubah dan Hitomi berterima kasih pada Yuri untuk itu.  Yuri memberi warna pada hidupnya.

"Oke, tapi kamu harus membereskan kekacauan ini," katanya, melipat tangannya.





"Tentu," Hitomi dengan cepat menerimanya tanpa mengeluh dan sisi dirinya inilah yang membuat Yuri sangat mencintainya.






Saat Hitomi sedang membersihkan, Yuri memasak makanan untuk mereka.  Jika saja Hitomi tidak mengacaukan bahan-bahannya maka sekarang mereka akan memakan rotinya.




"Apakah kamu butuh bantuan?"  Hitomi bertanya, dia sudah membersihkannya.




Yuri menggelengkan kepalanya.  Dia hanya perlu menyajikan makanan.



"Kelihatannya enak," Hitomi memberikan pujian kepada pacarnya yang imut itu.




"Tentu saja, lihat siapa yang memasaknya," Yuri menyeringai sebelum duduk di sebelahnya.





"Terima kasih untuk makanannya, sayang,"



"Mari makan,"

.
.
.
.
.

Nako menatap Hyewon dengan dingin.  Hyewon bersumpah tatapan Nako bisa membunuhnya.  Nako marah padanya karena terlambat dan memilih untuk memesan makanan sebelum berbicara dengannya.


"Maaf, aku bersumpah aku tidak akan melakukannya lagi,"

"Hmpp, kamu selalu mengatakan itu tetapi tidak pernah berubah,"


"Awhh jangan marah, aku hanya terlalu lapar sayang,"


"Makan dan makan dan makan lagi, selalu ajatentang makan,"

"Dengar aku sangat menyesal, oke jadi bagaimana kalau kita pergi ke mal dan membeli tas tangan yang kamu lihat minggu lalu? Aku belanja oke?"



" Betulkah?"  tanya Nako masih tidak yakin.

Hyewon mengangguk antusias.  Dia rela melakukan apa saja untuk Nako-nya.  Apa pun berarti semua hal yang bisa dia berikan termasuk uangnya.

"Ya sayang, aku akan makan mint-choco denganmu," dia mencoba membuatnya bahagia.  Hyewon membenci rasa itu tapi dia harus melakukannya untuk Nako.


Gone Crazy (Bahasa Indonesia Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang