1 - Awal

395 154 88
                                    


Sambil putar lagu diatas biar lebih terasa sensasinya.



"Aghhhhhhhhhh!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aghhhhhhhhhh!!!"

"Astaga!!! Apa yang terjadi?"

"Seorang gadis! Seorang gadis!"

Apartemen yang biasanya terlihat begitu indah dan menyenangkan, Kini berubah menjadi suram. Semua orang berkerumun untuk melihat pristiwa yang baru saja mengagetkan mereka, membuat jantung mereka sulit terkendalikan. Mereka terpaku di tempat seperti patung, angin begitu kencang menerpa kulit, ditambah Gerimis hujan semakin membuat suasana mencekam.

"Cepat panggil Ambulance!"

"Ya Tuhan! Siapa gadis remaja ini!"
Mereka semua melihat keatas gedung pencakar langit yang menewaskan gadis malang itu. Gadis malang yang kini penuh dengan darah, ketika beberapa orang memeriksa gadis itu, mereka menggelengkan kepala dan memberikan kode jika gadis itu sudah tidak bernyawa lagi!.
Tidak jauh dari sana, terdapat sepasang suami istri dan satu anak remaja mereka yang baru saja keluar dari apartemen yang sama. Tetapi mereka belum menyadari betapa menyeramkannya apartemen itu setelah tewasnya seorang gadis.

"Dad, ada apa? Kenapa mereka berkerumun?"
Tanya gadis remaja itu, sambil matanya terus mengamati beberapa orang yang berkerumun.

"Daddy juga tidak tahu, sebaiknya kalian kembali ke dalam mobil."

Gadis remaja itu dibuat penasaran melihat beberapa orang kocar-kacir meminta bantuan. Dan perlahan orang yang berkerumun mulai longgar. Hingga membuat gadis itu sedikit melihat korban yang tergeletak penuh darah.

"Dad!! Mom!!"
Teriak gadis itu, perlahan tapi pasti menghampiri kerumunan, kedua orang tuanya merasa khawatir melihat anaknya menghampiri kerumunan, Mereka bertanya pada salah seorang, dan setelah mereka mendapatkan jawaban, tentu saja kedua orang tua itu terkejut.

"Ester! Ayo kita harus kembali."

"No mom! Gadis itu... Ester yakin gadis itu adalah gadis yang tadi bicara sama Ester!"

Meski orang tuanya melarang, gadis bernama Ester itu tetap menghampiri kerumunan, hingga akhirnya dia tetkejut. Amat-amat terkejut melihat gadis itu! gadis yang sekarang penuh dengan darah! bahkan wajahnya pun penuh dengan darah! Hampir tak dikenal. Tapi baju yang dipakai gadis itu, membuat Ester yakin bahwa gadis itu adalah gadis yang bicara dengannya tadi!

"Mom! Dadd! Kita harus bawa dia ke rumah sakit!"

"Iya sayang, Daddy mu sedang menelfon ambulance."

Ester masih tercenang atas apa yang dirinya lihat, tanpa terasa air mata Ester keluar begitu Saja. Ester berdiri seperti patung dan begitu lemas. Ester jelas-jelas amat tercenang, gadis itu bicara padanya! Benar-benar bicara! Tapi kenapa gadis itu bisa-bisanya mengakhiri hidup? Ester hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, merasa tak percaya dengan apa yang telah terjadi, Walau Ester hanya bicara sebentar dengan gadis itu, tapi tetap saja hal ini membuat dirinya panik bukan main, Tubuh Ester semakin lemas menyaksikan gadis itu tewas terlebih lagi jatuh dari gedung apartement. Gadis asing yang bicara padanya selama lima belas menit, dan sekarang Ester harus melihat gadis itu sudah tewas megenaskan penuh dengan darah, sampai wajahnya pun tidak terlihat jelas.

"Ke... Kenapa dia bisa berbuat begini mom?"
Tanya Ester dengan tubuh bergetar. ibunda Ester mendekat pada mayat gadis itu, menyentuh tangan gadis itu. Lalu ibunda Ester mendongakkan wajahnya keatas untuk melihat gedung apartement yang menewaskan gadis itu.

"Dia bunuh diri."

"A-apa?"
Ester menutup mulutnya sendiri menahan agar tidak berteriak. Ester melihat orang-orang sekitarnya yang tampak menjauh dan takut. Benarkah gadis itu bunuh diri? Benarkah? Ataukah ada seseorang yang mendorong dia? Ester tidak bisa berpikir saat ini, hingga beberapa polisi datang dan menjauhkan Ester dari korban.

"Mejauhlah nak dari sini."

"Apa penyebab dia menjatuhkan diri? Ataukah ada yang mendorongnya?"
Tanya ibunda Ester dengan suara lantangnya.

"Apakah anda pengacara Rosy?"
Tanya polisi itu dengan tatapan menyelidik.

"Ya, itu saya."

"Oh maafkan saya nyonya."
Mereka langsung memberikan salam hormat pada ibunda Ester. Sementara Ester masih terpaku memandangi korban yang kini sudah diangkat oleh beberapa orang petugas.

"Ini tidak mungkin."
Bibir Ester sudah beberapa kali berucap begitu.

"Anda sudah menyelidiki semua ini?"
Tanya Rosy dengan wajah yang serius pada dua orang petugas kepolisian.

"Ini murni gadis itu bunuh diri karena dia hanya sendirian."

"Kalo begitu kalian harus mencari keluarganya!"

"Iya nyonya kami akan melakukan itu."

"Jika kalian perlu bantuan maka hubungi aku."

Rosy kemudian menghampiri anaknya yang masih terpaku seperti patung. Bahkan Ester berkeringat dingin menyaksikan semua itu.

"Ester... Tenang sayang."

"Mom... Ester yakin dia sedang ada masalah."

"Ada apa sayang? Apakah... Apakah kamu mengenal gadis itu?"

"Ester sempat bicara padanya mom."

"Apa?"
Rosy terkejut mendengar hal itu, anaknya tidak mungkin berbohong.

"Iya mom! Ester benar-benar bicara padanya! Tapi Ester tidak tahu jika dia akan bunuh diri."

"Katakan, katakan apa yang kalian bicarakan."

Ester menarik napasnya mencoba menenangkan diri, biar bagaimana pun usianya baru menginjak tujuh belas tahun dan dia baru pertama kali menyaksikan Korban bunuh diri, dan dalam posisi si korban sebelum kejadian bicara padanya. Hal itu membuat Ester semakin terbayang-bayang. Napas Ester memburu tak beraturan, Ester benar-benar panik.

"Katakan sayang."

Ester menangis dan memeluk Rosy karena belum bisa menjelaskan semuanya, Ester terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Gadis yang bicara dengannya selama lima belas menit itu tewas mengenaskan.

"Kita bicara di rumah saja yah."

"Tidak mom, kita harus bicara pada petugas kepolisian."

"Sayang..."

"Mungkin itu bisa membantu."

THE LAST CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang