2 - Pertemuan

278 141 66
                                    

Sambil putar lagu diatas biar lebih terasa sensasinya.



Sebelum kejadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum kejadian...

"Ester? tidak ada yang tertinggal kan sayang?"
Tanya sang ibunda yang sudah duduk di sebelah kursi kemudi, dan ayahnya Ester sudah fokus menyetir. Ester yang duduk di belakang hanya menggelengkan kepalanya saja. Ester sejujurnya kesal dengan keputusan ini, dan orang tua Ester sangat mengerti.

Orang tua Ester memutuskan untuk pindah rumah, dan memindahkan Ester ke sekolah yang lebih elit. Padahal Ester suka sekolahnya yang lama, walaupun sekolah biasa tapi Ester suka. Dan sekarang Ester tidak bisa berbuat apa-apa, karena orang tuanya sudah memutuskan, mungkin agar tidak jauh juga dari tempat bekerja kedua orang tuanya, karena mereka akan pindah ke kota.

"Sayang... Sudah dong jangan sedih."

"Ester gak sedih kok. Mom pikir Ester anak kecil apa."

"Oh iya mom lupa kamu kan sudah tujuh belas tahun. Tidak terasa yah kita sudah memiliki seorang gadis remaja."

Ester memilih mendengarkan musik dengan earphonenya, memandang jalanan yang sudah memasuki area kota, beberapa gedung pencakar langit menyapanya. Tapi Ester tetap saja merasa biasa saja, pasti lingkungan baru akan sulit buatnya menyesuaikan diri.

"Kita ke apartemen dulu yah, untuk bermalam saja."

"Kenapa tidak langsung ke rumah?"

"Daddy ada pekerjaan di sekitar sini. Jadi kalian istirahat saja dulu."

Ester hanya bisa kembali menurut, hingga mereka tiba di apartemen. Ayah Ester hanya mengantarkan sampai pintu apartemen, karena ada pekerjaan mendadak, ayah Ester harus pergi.

Daniel sudah berusia kepala empat dan bekerja sebagai arsitek. Sementara Rosy masih berusia tiga puluh tujuh tahun yang saat ini berprofesi sebagai pengacara, setiap hari ibunda Ester selalu dihadapkan pada berkas-berkas. Saat tiba di apartemen pun Rosy sibuk dengan berkas-berkas. Sementara Ester hanya diam dan memandangi jendela besar yang menampakan pemandangan indah kota. Ester kemudian memotret pemandangan, apalagi terlihat bagus ketika terdapat sunshet.

"Mom, boleh Ester pergi ke mini market?"
Tanya Ester yang sudah merasakan lapar. Selama perjalanan Ester hanya diam saja karena memikirkan sekolahnya, Ester benar-benar tidak ingin pindah sekolah, tapi apalah daya Ester tidak bisa menolak keputusan orang tuanya.

"Oh iya mom juga lupa beli makanan. Yaudah sayang, kamu beli sesuatu yah."
Ucap Rosy yang kembali fokus menelfon. Rosy memang ibu rumah tangga yang sangat sibuk, tapi sesibuk apapun Rosy, dia tidak akan lupa tugas nya sebagai istri dan ibu. Jujur saja Ester mengidolakan ibunya sendiri. Rosy adalah wanita yang aktif berinteraksi dengan orang lain, sementara Ester jarang berinteraksi. Ester juga bukan tipikal gadis pemilih, hanya saja sebagian orang menganggap Ester tidak mau bergaul. Padahal bukan itu sebabnya, hanya saja Ester suka kesendirian. Bukan berarti Ester tidak membutuhkan teman, Ester hanya malas saja berbaur dengan dunia luar.

THE LAST CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang