3 - Sekolah Baru

184 129 53
                                    


Sambil putar lagu diatas biar lebih terasa sensasinya.



Ester sudah memberikan pernyataannya kepada polisi, Ester berharap semua itu dapat membantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ester sudah memberikan pernyataannya kepada polisi, Ester berharap semua itu dapat membantu. Dan hari ini adalah hari pertamanya sekolah Di Cendana High School. Ester sedikit tidak bersemangat, ditambah lagi kejadian bunuh diri itu, Ester sempat bicara dengan yang bunuh diri, bagaimana bisa Ester tidak kepikiran. Dan bahkan ponsel gadis itu masih ada pada Ester. Ester benar-benar dibayangi wajah gadis itu, bahkan Ester tidak tahu nama gadis itu, asal usulnya pun Ester tidak tahu, tapi Ester tidak bisa tenang sebelum menemukan akar masalah gadis itu, Ester harus mencari tahu tentang gadis itu. Meski Ester hanya bicara dengan gadis itu dalam waktu lima belas menit. Dan pertemuannya dengan gadis itu terjadi dua kali dalam waktu yang singkat. Ya, memang hanya kemarin dirinya bertemu dengan gadis itu, bahkan gadis itu tidak memberi tahu nama. Hal itu sangat menyulitkan Ester, tapi bayangan wajah gadis itu membuat hidup Ester tidak tenang. Apalagi saat gadis itu tergeletak dengan penuh darah, rasanya Ester ingin hilang ingatan saja.

"Hai sayang."
Sapa Rosy dengan wajah ceria seperti biasa. Rosy memang ibu rumah tangga, tetapi Rosy juga mencintai pekerjaannya sebagai pengacara, hingga Rosy jarang berada di rumah.

"Wah anak Daddy, sudah rapih dengan seragam sekolahnya yang baru."

Ester melihat dirinya sendiri, Ester mengikat satu rambutnya lalu memakai seragam sekolah lengkap almamater jas bewarna maroon ciri khas Cendana High School. Ester hanya tersenyum mendengar pujian ayahnya, Ester memilih langsung menikmati sarapan dengan kedua orang tuanya tanpa banyak bicara. Setelah kejadian kemarin, Ester merasa tidak ingin banyak bicara, gadis bunuh diri itu selalu menganggu pikirannya.

"Mom... "
Setelah terjadi keheningan, Ester merasa harus bicara pada kedua orang tuanya.

"Ya sayang?" Rosy masih dengan senyuman lembut.

"Mom janji mau bantu gadis itu kan?"

Rosy menghilangkan senyumannya, tetapi kemudian Rosy menganggukan kepala. Entah karena untuk menenangkan Ester saja, atau memang benar Rosy akan membantu. Sementara ayah Ester dengan setianya mendengarkan apa yang putrinya rasakan.

"Apakah benar kamu bicara padanya?"
Tanya ayah Ester dengan tatapan serius.

"Iya dad! Aku bicara padanya. Dia memiliki wajah yang pucat, aku yakin dia punya masalah dengan orang-orang terdekatnya."

"Baiklah, mom dan pihak kepolisian akan cari tahu penyebab semua ini sayang. Karena kasus bunuh diri ini sulit untuk dijelaskan, dia mengakhiri hidupnya sendiri tanpa meninggalkan jejak apapun."

"Mom pengacara yang hebat pasti mom bisa."

"Semoga yah sayang. Sekarang kamu harus fokus belajar di sekolah baru kamu."

"Iya."

Setelah menghabiskan sarapan bersama. Ester diantarkan oleh kedua orang tuanya ke sekolah mewah. Dan benar saja, sekolahannya sangat besar. Banyak yang membawa kendaraan mobil. Mereka bahkan banyak mewarnai rambut mereka, entah rambut asli ataukah mereka sengaja mewarnainya. Sekolah ini persis seperti sekolah internasional.

THE LAST CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang