8 - Hari Tes

115 107 49
                                    

Sambil putar lagu diatas biar lebih terasa sensasinya.



Tiga hari berlalu, Richard sudah mengajarkan seluruh materi pada Ester. Sandra juga selalu ikut menonton mereka, dan sekarang waktunya sudah tiba. Pihak sekolah hanya memberikan waktu tiga hari untuk Ester memeprsiapkan diri. Akan ada seratus soal lebih yang akan Ester kerjakan dengan waktu yang singkat. Berita Ester akan loncat kelas menyebar ke semua siswa Cendana High School. Dan sekarang Ester semakin dikenal karena akan mengikuti tes loncat kelas.

"Ester kamu siap? Dalam waktu satu jam kamu harus menyelesaikan soal itu dengan benar dan teliti."

"Aku siap!"

"Baiklah."

Saat Ester akan mulai menulis tiba-tiba saja seseorang duduk di sampingnya. Ester perlahan melirik pada pria bertubuh tinggi itu. Mata Ester membelak ketika tahu siapa yang Duduk di sebelahnya.

"Kau masih memiliki soal Bu?"

"Richard? Kau akan ikut juga?"
Tanya Bu Renata dengan matanya yang berbinar.

"Ya."
Ester memancarkan senyumannya tetapi kemudian Ester mulai fokus mengerjakan begitu pun dengan Richard. Bu Renata yang melihat itu hanya tersenyum dan memantau mereka berdua. Sementara Sandra yang ada di luar ruangan hanya bisa tersenyum bahagia sekaligus deg-degan karena apapun hasilnya pasti itu yang terbaik, tapi Sandra yakin mereka berdua pasti bisa.

"Apakah dia Ester?"
Tanya Devan yang baru saja datang bersama Arthur dan Reno. Mereka melihat Ester dan Richard fokus mengerjakan di dalam ruangan.

"Iya kak!"

"Untuk apa gadis itu ingin loncat kelas?"
Tanya Arthur menatap tajam Sandra. Dan hal itu sedikit membuat nyali Sandra menciut. Arthur sangat tampan, dan tatapan Arthur benar-benar membuat jantung Sandra berdebar. Sandra kini tersenyum malu-malu ketika Arthur melemparkan tatapan begitu.

"Ada apa denganmu? Kau gila?"
Tanya Arthur merasa aneh melihat Sandra senyum-senyum begitu.

"Kak Arthur kenapa tampan sekali."
Ucap Sandra memuji.

"Dev, sepertinya kita harus segera pergi."
Ucap Arthur yang merasa risih melihat Sandra menatapnya begitu.
Devan yang melihat itu hanya tertawa saja. Devan tak berhenti menatap Ester yang fokus mengerjakan. Sandra mengerti, pasti Devan kagum pada Ester.

"Ester itu gadis yang pintar kak."

"Aku tahu."

"Apa kau menyukai Ester?"
Tanya Sandra dengan polosnya. Dan reaksi Devan hanya tertawa saja.

"Aku sedang tidak menyukai siapapun. Jadi kemungkinan besar, aku bisa kagum padanya."

"Wah,wah sepertinya kau mulai menyukai Ester, akan aku adukan pada Ester nanti."

"Hahaha, tidak. Aku hanya becanda saja. Ester gadis yang baik dan pintar, dia pasti punya cita-cita yang besar. Dia tidak mungkin sibuk memikirkan soal itu."

"Jadi kau menyukai gadis sepertinya? Apa kau buta?"
Suhut Arthur yang langsung berlalu pergi. Sementara Reno mulai tersenyum genit pada Sandra, mencoba bersikap akrab lagi pada Sandra.

"Hai imut, kau dari kelas Bu Renata?"

"Oh iya! Namaku Sandra."

"Aku sudah tahu. Kau sepupunya Richard kan?"

"Oh iya hehe."

"Kenapa kau tidak ikut loncat kelas juga?"

"Ah, aku kan bodoh hehe."

THE LAST CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang