Ini seperti mimpi buruk untuk krist dan singto bagaimana mungkin mereka yang bahkan tak pernah akur walau hanya satu hari akan menikah? Beda rumah saja keduanya selalu bertengkar apa lagi satu rumah nanti.
Tapi perkataan kedua orang tua mereka seolah tidak bisa di bantah. krist maupun singto hanya bisa menuruti kemauan orang tua mereka.
Di sinilah mereka saat ini, di sebuah gedung untuk melakukan acara pemberkatan pernikahan. Tak ada senyum terukir di wajah mereka, bahkan mereka hanya menatap tajam satu sama lain.
"Krist, singto. Bukankah kalian ingin menikah? Setidaknya tersenyum sedikit agar tak menakuti para tamu undangan!" Tegur mama krist.
"Ckk" decak krist kesal kemudian ia memasang senyum manisnya, begitu juga dengan singto yang kini tersenyum manis.
Acara pemberkatan pernikahan berjalan dengan lancar.
"Kalian boleh berciuman" ucap pendeta.
Krist hendak mencium kening singto tapi singto juga ingin mencium kening krist.
"Aku suaminya jadi aku yang akan mencium kening mu" ucap krist tajam.
"Aku yang jadi suami! cepat menunduk aku akan mencium kening mu" ucap singto yang tak kalah tajam.
Di saat seperti ini mereka masih saja bertengkar, tentu saja itu membuat orang tua mereka menghela nafas melihat keduanya.
"Cium bibir saja agar adil" ucap mama singto.
Krist dan singto menghembuskan nafas kasar mereka dan menyatukan bibir mereka, hanya satu detik benar benar menempel tak ada lumatan di sana keduanya langsung menjauhkan wajah mereka masing-masing.
Para tamu undangan pun bertepuk tangan melihat pasangan baru itu.
Menit demi menit berlalu, tak terasa acara resepsi pernikahan sudah hampir selesai. Banyak para tamu undangan mulai pulang satu persatu, begitu juga dengan sang pemilik acara.
"Krist, kamu ikut mobil singto. Mulai hari ini kamu tinggal di rumah singto" ucap mama krist.
"Tidak, aku masih mau tinggal di rumah kita, apa mama mengusir ku sekarang?" Ucap krist.
"Tapi kamu sudah menikah. Lagi pula rumah singto berada di depan rumah kita, jika kamu merindukan mama kamu hanya perlu berjalan ke depan"
"Benar krist, mulai hari ini kamu tinggal bersama kami" ucap mama singto.
"T-tapi tante" ucap krist.
"Panggil mama dan papa sama seperti singto, kamu juga menjadi anak kami mulai sekarang" ucap mama singto.
Krist hanya mengangguk dan ikut masuk ke mobil singto.
Ia merasa asing menginjakkan kakinya di rumah singto, meskipun ia sering bertamu walau hanya sekedar mengantarkan makanan yang di buat mamanya untuk tante riska tetap saja semuanya terasa aneh.
"Singto, ajak krist ke kamar mu dan berikan satu baju tidur untuknya" ucap mama singto kepada anaknya.
"Kenapa krist tidak tidur di kamar tamu saja, ma?" Ucap singto.
"Dia suami mu sekarang, sing!"
Walau dengan setengah hati, tapi singto tetap mengajak krist untuk ke kamarnya.
Singto membuka lemari pakaiannya dan mengambil celana dan kaos putih untuk digunakan krist.
Singto melempar pakaian tersebut ke hadapan krist. Bukan krist namanya jika dia hanya diam menghadapi singto.
"Mau bertengkar lagi, hmm?" Tanya krist sembari berjalan mendekat ke arah singto.
Krist mengambil bantal yang berada di sofa dan langsung melemparkannya ke wajah singto.
"Dasar pria jelek tak tau diri" ucap krist.
"Kamu pikir kamu tampan, haa!!" Ucap singto.
"Aku memang tampan, kulit ku putih bersih, hidung ku mancung, tak seperti mu!" Ucap krist.
"Tampan? Wajah mu bahkan seperti seorang gadis! Apa ada pria yang wajahnya seperti gadis" ejek singto.
Wajah krist memerah menahan amarah, ia tak memperdulikan singto dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi, krist langsung berbaring di kasur singto.
"Siapa yang menyuruh mu tidur di kasur!?" Ucap singto.
"Bukankah aku tamu di sini? Harusnya kamu yang tidur di sofa!!" Ucap krist.
Singto menarik kaki krist menyuruh krist untuk turun, tapi krist tetap tak mau turun. Krist mendorong singto menggunakan kakinya hingga singto terjatuh ke lantai.
krist berjalan mendekati singto, ia berjongkok di hadapan singto menyamakan posisi tubuh mereka, krist mengusap pipi bulat singto dan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah singto sehingga membuat singto ketakutan. Apa krist ingin menciumnya?
"Mau melakukan malam pertama, hmm? Akan ku hancurkan lubang milik mu itu" bisik krist di dekat telinga singto.
"Shit! Aku tak rela memberikan tubuh ku ke kamu!" Umpat singto sembari mendorong tubuh krist agar menjauh darinya.
"Well, aku juga tak akan rela menyentuh manusia jelek seperti mu" ucap krist sembari berjalan ke kasur, ia menenggelamkan wajahnya di bantal.
Krist terlalu lelah dengan hari ini dan tak ada waktu untuk bertengkar dengan singto, ia lebih memilih untuk memejamkan matanya hanya seperkian detik setelahnya dia langsung terlelap.
Singto yang baru keluar dari kamar mandi melihat krist sudah tertidur pulas, singto mengarahkan tangannya ke wajah krist dan krist seolah tak terganggu.
Singto mengangkat tubuh krist, membawanya ke atas sofa.
"Cih, jangan berharap kamu akan tidur di kasur yang empuk!" Gumam singto.
*****
Keesokkan paginya krist terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa sakit dan ia melihat jika dia tidur di sofa, bukankah semalam dia tidur di ranjang? Krist juga sudah tak melihat keberadaan singto lagi di kamar. Ia mendengus kesal dan segera beranjak, ia ada kuliah hari ini."Krist, ayo sarapan bersama" ucap mama riska saat melihat kehadiran krist.
Krist bergabung dengan keluarga barunya itu dan duduk di hadapan mama riska.
"Ma, tubuh ku terasa hancur akibat ulah singto semalam" ucap krist memulai pembicaraan.
Singto, mama dan papanya tersedak makanan mendengar itu.
"Sing, jangan bermain terlalu kasar" ucap mama riska.
"H-hah, aku bahkan tak melakukan apa-apa padanya" ucap singto membela diri.
"Bohong!! Dia memindahkan ku tidur di sofa semalam, itu sebabnya tubuh ku terasa hancur karna tidur di tempat yang sempit!" Ucap krist
"O-oh, itu" ucap mama singto yang kini mengerti dengan ucapan krist tadi.
Mereka sarapan dalam diam tak ada yang berbicara yang terdengar hanya suara dentingan sendok.
Krist dan singto saling menatap tajam satu sama lain seolah siap untuk mengibarkan bendera perang.
ToBeCountiuned.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance ✓
FanfictionBagaimana jika dua orang yang sudah menjadi musuh bebuyutan sejak kecil disatukan dalam sebuah pernikahan? ikuti kisahnya disini. *Switch