Siang ini krist tengah bermalas-malasan dikamarnya, ini memang hari minggu, ia tidak mempunyai jadwal kuliah dan juga tidak punya pacar untuk diajak jalan-jalan.
Jadi ia menghabiskan hari liburnya dikamar sambil mendengarkan musik.
"Kristt" teriak mamanya.
Krist yang mendengar mamanya memanggil pun keluar dari kamar dan berjalan menghampiri mamanya.
"Kenapa ma?" Tanya krist.
"Antarkan makanan ini kerumah bu riska" ucap mamanya sembari memberikan tupware yang berisi makanan.
"Tidak, mama saja yang kesana, aku malas bertemu anaknya" ucap krist.
Begitulah krist, ia dan anak tetangga depan rumah mereka memang tak pernah akur, padahal mereka bertetangga sudah hampir 20 tahun, Tapi sejak kecil krist dan anak tetangga mereka selalu bermusuhan.
"Tidak ada bantahan, mama sibuk menyiapkan makan siang untuk kita, sebentar lagi papa pulang, cepat antarkan" ucap mama krist.
Krist terpaksa mengambil makanan tersebut dari mamanya, dengan malas ia keluar rumah dan pergi ke depan ke rumah tetangganya.
Krist memencet bell rumah tersebut, tak lama keluar seorang pria yang sangat dibencinya.
Pria yang baru saja keluar juga mendengus kesal saat melihat krist dihadapannya saat ini.
"Singto, siapa yang datang?" Tanya mama singto.
"Mama lihat sendiri, aku bahkan malas untuk menyebut namanya" ucap singto.
"Kamu pikir aku mau menyebut namamu yang jelek itu!" Balas krist.
Nyonya riska melihat tamu yang baru saja datang, ia tersenyum menatap kehadiran krist.
"Kalian sejak kecil tak pernah akur, sekarang kalian sudah sama-sama dewasa, tak boleh saling bermusuhan seperti ini" ucap mama singto.
"Sampai kapanpun aku tak mau akur dengannya" ucap singto, kemudian ia berlalu pergi dari sana.
"Aku juga tak mau akur denganmu!" Balas krist setengah berteriak agar singto mendengar apa yang diucapkannya.
"Maaf, tante, aku tak sopan, aku disuruh mama mengantarkan makanan ini untuk tante" ucap krist lembut.
Krist maupun singto memang anak yang sopan, jika berbicara dengan orang tua, tapi tidak jika mereka yang bicara satu sama lain, pasti akan selalu berakhir dengan pertengkaran.
"Maafkan singto, krist?" Ucap mama singto.
"Tak masalah, tante. Bukankah tante tahu tahu sendiri sejak kecil kami memang tak pernah akur" ucap krist sambil terkekeh kecil.
"Ya, tante tahu itu" ucap mama singto.
"Baiklah, aku pamit pulang, tante" ucap krist.
Krist beranjak pergi dari rumah singto, saat ia berjalan ada sesuatu yang menimpa kepalanya, krist melihat keatas, dilihatnya singto tengah makan buah rambutan dibalkon kamarnya dan apa ini krist melihat kulit rambutan yang baru saja singto lemparkan kearahnya.
Krist mendengus kesal, ia mengarahkan jari tengahnya keatas.
"Fuck" teriaknya dan langsung pergi dari sana.
Begitulah setiap harinya mereka, dirumah maupun kampus, mereka tak pernah bisa akur.
****
"Ma, aku berangkat ke kampus dulu" ucap krist sambil setengah berlari, ia memang sudah sangat terlambat sekarang.Krist masuk kedalam mobilnya dan hendak keluar, tapi saat di depan pagar mobil singto juga ingin keluar.
Jalan didepan rumah mereka memang sedikit sempit jika harus dilalui dengan dua mobil sekaligus, jadi salah satu dari mereka harus mengalah, ada yang maju dulu dan satunya harus masuk lagi kedalam pekarangan rumah.
Tapi krist maupun singto tak ada yang mau mengalah sekarang.
Krist mengklakson mobilnya, singto pun tak mau kalah ia ikut mengklakson mobilnya.
"Bisakah kamu mundur dulu!? Aku sudah terlambat sekarang!!" Teriak krist melalui kaca mobilnya.
"Bukankah aku dulu yang ingin keluar, kenapa harus aku yang mengalah! Kamu yang mundur, aku juga ingin ke kampus sekarang!!" Teriak singto tak kalah nyaring.
Tak ada yang mau mengalah hingga mereka saling mengklakson mobil satu sama lain, hingga kedua orang tua mereka keluar rumah saat mendengar keributan itu.
"Sing, bisakah kamu mundur dulu biarkan krist berangkat lebih dulu, ia mengatakan jika ia sudah sangat terlambat tadi" ucap mama krist lembut, berusaha untuk menengahi keduanya.
Berhubung mama krist yang meminta singto tak bisa menolak. Dia sangat menghormati mama krist. Singto dengan terpaksa memundurkan mobilnya dan mobil krist pun keluar membelah jalanan.
"Ini belum berakhir" gumam singto.
Ia melajukan mobilnya mengejar mobil krist didepan, hingga mobil mereka bersejajar.
Krist yang merasa tersaingi tentu saja menginjak pedal gasnya melajukan mobilnya meninggalkan mobil singto.
Singto tak mau kalah, ia melajukan mobilnya mengejar mobil krist.
Mereka kebut-kebuttan dijalan hingga tiba dikampus mereka.
Krist dan singto sampai diparkiran kampus bersamaan, keduanya juga memparkirkan mobil mereka bersebelahan.
Krist langsung keluar dari mobilnya dan berlari kecil ke kelasnya.
Ia memang sudah sangat terlambat, jadi tak ada waktu untuk bertengkar diparkiran dengan singto.
Singto dan krist memang seperti pangeran dikampus mereka, keduanya cukup terkenal dikalangan wanita dan keduanya juga masih sama-sama lajang.
****
Saat ini krist tengah makan dikantin bersama teman-temannya, tay dan gun."Krist ada apple" ucap gun memecahkan keheningan.
Krist memang sedang menyukai seseorang, dia menyukai apple sudah hampir tiga bulan ini.
"Apple selalu berada didekat singto, apa kamu yakin bisa mendapatkannya? Atau mungkin mereka sudah menjalin hubungan" Ujar tay.
"Bagaimana, krist? Apa kamu masih mau menjadikan apple pacarmu?" Tanya gun.
"Bukankah hati tidak bisa memilih? Aku juga tidak tahu kenapa bisa menyukai apple, jika urusan singto, itu mudah bagi ku, kalian tau sendiri aku dan dia sudah bermusuhan sejak kecil, bukankah semakin bagus jika aku merebut apple darinya" ucap krist sambil tersenyum miring.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance ✓
FanficBagaimana jika dua orang yang sudah menjadi musuh bebuyutan sejak kecil disatukan dalam sebuah pernikahan? ikuti kisahnya disini. *Switch