01↪ Keluarga Vares

3K 705 687
                                    

Jangan lupa follow akun wattpad ini. Cerita dilengkapi dengan unsur tipo.

01↪ Keluarga Vares

⭐ Happy Reading ⭐


Sepasang sepatu hitam berpijak pada jalan aspal, si pemiliknya baru saja turun dari angkutan umum. Raut wajahnya terlihat panik, karena dia baru datang ke sekolah setelah 10 menit bel masuk berbunyi.

Setelah menyebrang, siswi itu berjalan ke arah pos satpam untuk mencari bantuan. Namun nihil, sang satpam sedang tidak ada.

“Kampret! Gara-gara nonton drama, jadi telat bangun, aah gimana dong?” gumamnya.

Saras—seseorang yang barusan bergumam, dia melirik sekitar kemudian menemukan jalan pintas supaya bisa masuk.

“Yah..., masa harus manjat?” keluhnya, ketika menatap tembok tinggi. Ya, Saras berniat manjat melewati tembok samping sekolah yang terhubung dengan kantin.

Saat tengah berpikir untuk mencari alat bantuan memanjat, suara berat dari laki-laki mengagetkannya.

“Mau manjat?”

Saras tersentak, hampir saja dia berteriak. Lalu Saras menoleh di mana ada seseorang yang bersuara tadi.

“Iya mau manjat,” jawab Saras cukup malu. Pasalnya ini adalah aksi pertama Saras yang niat manjat tembok karena telat.

“Percuma, gak ada tangga. Mending bolos aja,” saran lelaki itu.

Saras menatap lelaki ini. “Bolos? Gak mau deh, nanti ketauan.” Tolaknya.

Orang itu tertawa, “Sekali-kali harus nyobain bolos. Biar masa SMA lo sedikit berkesan,”

“Berkesan apanya,” gumam Saras.

Lagi lagi dia tertawa mendengar gumamman dari Saras. “Ya udah kalau gak mau, silakan lo manjat tembok ini tanpa tangga. Gue yakin, lo berhasil dengan keadaan seragam robek dan badan keringetan,” paparnya kemudian hendak meninggalkan Saras.

Saras bimbang hingga akhirnya, “Eh—tunggu!”

Laki-laki menoleh sambil tersenyum manis, “Ikut bolos?” tanyanya.

Dengan ragu Saras mengangguk. “Terpaksa,” kata Saras.

Ternyata Saras di ajak ke sebuah kedai bubur ayam oleh si laki-laki. Ah iya, dia belum mengetahui namanya.

“Udah makan?” tanya siswa lelaki itu pada Saras.

“Belum,” jawab Saras.

“Oke. Gue pesenin bubur buat lo, anggap aja sebagai tanda terima kasih karena mau bolos sama gue,”

Saras hanya diam tidak berbicara apa-apa. Dan dia akui jika paras lelaki yang bersamanya ini manis, dan kalem.

Sambil menunggu bubur, Saras hanya menatap jalanan yang sepi. Sampai lelaki tadi memperkenalkan namanya.

“Oh iya, gue Bagas. Anak 12 IPS tiga,” ucapnya seraya menjulurkan tangan kanan.

Pangeran Sekolah - REMAKE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang