BB - 5

8 3 0
                                    

Zarra memutuskan untuk keluar barangkali umminya sedang di luar.

"Yaudah kalo gitu mbak kuliah dulu ya. Kalo ummi atau abi belom pulang jangan keluar rumah ya diem-diem aja disini," pesan Zarra

"Huum."

"Salim dulu," titah Zarra dengan tangan yang di ulurkan. Adibah pun bangun dari duduknya kemudian berjalan pelan kearah Zarra. Setelah sampai di hadapan Zarra ia ikut mengulurkan tangan untuk mencium tangan Zarra.

"Pinter. Anak siapa si ini."

"Anak abi cama umi."

"Lanjut lagi mainnya gih, mbak berangkat yaa." Sebelum benar-benar berangkat Zarra menyempatkan untuk mencium kening adiknya. Adibah pun sudah kembali fokus pada  mainannya.

Zara melangkahkan kakinya menuju pintu depan. Saat tangannya ingin memegang gagang pintu ternyata ada yang membuka pintu terlebih dahulu.

"Eh ummi, abis darimana mi?"

"Ini abis belanja sayur di depan."

"Kalo abi?"

"Abi tadi pergi, ada urusan katanya."

"Ini kamu mau berangkat sekarang?" sambung ummi.

"Iya mi, soalnya Nisa minta bareng jadi harus jemput dia dulu."

"Oh yaudah kalo gitu hati-hati bawa motornya."

"Oke ummi, Ara berangkat dulu. Assalamualaikum," zara mencium tangan umminya sama persis seperti yang dilakukan Adibah tadi.

"Wa'alaikumussalam."

Setelah pamitan Zarra mengambil motor scoopy kesayangannya yang berada di garasi samping, memanaskan sebentar lalu mulai menjalankannya. Hari jalanan tidak terlalu macet jadi ia bisa agak santai.

Sepuluh menit kemudian Zarra sampai di rumah Nisa yang desain serba ungu putih. Warna favorit mamanya Nisa.

Zara memikirkan motornya ke pinggir lalu mengeluarkan ponselnya untuk memberitahu Nisa kalau dirinya sudah sampai depan.

Tak lama terdengar suara derap langkah kaki yang sudah dipastikan itu Nisa keluar dengan gamis biru cerah yang di padukan hijab instan bergo lipit. Tidak terlalu jumbo namun juga tidak terlalu pendek.

"Maaf lama ya?" ucap Nisa.

"Gak kok gak sampe lima menitan juga."

"Yaudah yuk langsung berangkat biar gak telat," sambung Zarra.

"Yuk." Nisa langsung naik di jok belakang. Kemudian keduanya mulai membelah jalanan untuk sampai ke kampus.

Perjalanan dari rumah Nisa ke kampus hanya butuh waktu tiga puluh menit. Saat sampai di depan gerbang kampus masih jam 08.40 berarti ada waktu dua pulu menit lagi sebelum kelas di mulai.

Ketika sudah berada di dalam kampus Zarra membelokkan motornya ke arah parkiran terlebih dahulu sedang akan Nisa menunggu di pos satpam samping gerbang tadi.

Selesai memarkirkan motornya Zarra menghampiri Nisa kemudian keduanya mulai memasuki gedung kampus menuju dimana kelasnya berada.

Sampai di kelas ternyata sudah banyak yang datang. Wajar, karena lima menit lagi Dosen yang mengajar akan masuk.

Setelah menunggu beberapa saat Dosen yang mengajar mata kuliah sejarah kebudayaan Islam datang dengan membawa beberapa buku dan lembar absensi di tangan kanannya.

"Assalamualaikum semuanya," ucap Dosen tersebut ketika memasuki kelas yang langsung di jawab dengan serempak.

Sejarah kebudayaan Islam adalah Mata kuliah yang paling disukai Zarra. Karena dirinya jadi tau budaya Islam dulu tuh kayak gimana. Terkadang saat Dosen tengah menceritakan atau memperlihatkan kebudayaan Islam dulu Zarra jadi ingin main ke masa tersebut. Ia ingin lihat secara langsung bagaimana cara-cara para wali dalam menyebarkan agama Islam pertama kali di Indonesia. Setelah puas baru ia kembali ke masa sekarang.

Namun dirinya tidak memiliki Doraemon yang bisa ia pinjam kantong ajaibnya dan kalau di pikir secara logika juga hal tersebut sangat mustahil karena waktu adalah salah satu hal yang tidak dapat di ulang kembali. Maka dari itu manfaatkanlah waktu yang ada dengan sebaik mungkin!

Kembali lagi pada kondisi kelas Zarra Saat ini dimana dosen yang sering kali di sapa Pak Rusdi oleh para mahasiswa maupun mahasiswinya kini sedang sibuk menyiapkan laptopnya untuk melihat materi yang akan ia sampaikan pada hari ini.

Selama kurang lebih dua jam pak Rusdi menjelaskan tentang salah satu kebudayaan Islam yang menurut Zarra sangat menarik kini waktunya istirahat.

"Sumpah sih aku heran sama pak Rusdi. Bisa-bisanya dia cerita sampe dua jam. Kaga aus apa. Aku yang dengerin aja rasanya kek mau pingsan saking lamanya," keluh Nisa.

Nisa termasuk salah satu mahasiswi yang sangat tidak menyukai mata kuliah ini. Apalagi kalau dosennya pak Rusdi. Bisa uring-uringan yang ada.

Karena pak Rusdi ini salah satu dosen yang suka berbicara. Jika sudah menceritakan sesuatu pasti akan lupa segalanya. Makanya sangat cocok sekali dengan mata kuliah yang dia ajar.

Ditambah pak Rusdi ini kalau sudah memberikan tugas gak kira-kira. Tebal nya bisa sampai sepuluh lembar. Dan itu harus di tulis tangan bukan diketik. Dengan batas waktu hanya satu minggu.

Zara yang mendengar keluhan dari Nisa hanya terkekeh geli. Bukan sekali dua kali Nisa seperti ini. Jadi dirinya sudah biasa.

"Udah kali Nis pak Rusdnya juga udah keluarkan. Jangan di gerutuin terus kasian entar dia keselek."

"Daripada kamu marah-marah gak jelas gini mending kita ke kantin aja yuk. Tadi katanya mau nraktir aku boba kan ," sambung Zarra mengingatkan.

"Kirain udah lupa," kekeh Nisa.

"Nggak mungkin aku lupa haha."

Boba adalah salah satu minuman favorit Zarra. Jika sedang berpergian entah dengan keluarga atau temannya pasti Zarra gak akan lupa untuk membeli minuman manis tersebut.

Sampai di kantin keduanya langsung menuju ke stand minuman. Disana tersedia berbagai minuman dengan varian rasa yang banyak banget. Jadi gak usah keluar kampus lagi kalau ingin membeli minuman.

000

Gimana part ini?

Aku harap kalian enjoy bacanya 🐣

Kalo suka jangan lupa Voment!! ❤

See you next part 🧚🏻‍♀

Bahagiaku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang