BB - 4

11 3 0
                                    

Selesai sarapan bersama Ummi, Zarra dan Adibah beranjak meninggalkan Abi dan Ghiffari. Karena Ghiffari katanya ada yang mau di bicarakan.

"Tadi katanya mau ada perlu, silakan diomongin sekarang. Maaf ya harus ketunda sarapan dulu," ucap abi mengawali pembicaraan.

"Iya gapapa pak. Ini saya cuma mau ngasih laporan terkait agenda IRMAS selama satu bulan ini. Kalo misal ada kesalahan hubungi saya aja ya pak,"kata Ghiffari.

IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) adalah organisasi yang bergerak di bidang keagamaan. Dimana target yang di tuju ini adalah para remaja yang baru beranjak dewasa. Tujuan dibentuknya IRMAS ini agar para remaja yang baru beranjak dewasa memiliki wawasan yang luas tentang agama. Setidaknya untuk menjaga diri agar tidak terbawa oleh pergaulan yang tidak baik.

Karena masa remaja adalah masa-masa yang rawan. Dimana saat itu para remaja yang baru beranjak dewasa sedang sibuk mencari jati diri. Oleh karena itu sangat penting untuk ikut organisasi seperti ini.

Selain itu IRMAS di bentuk dengan tujuan untuk memakmurkan masjid. Karena kalau bukan para remaja siapa lagi? Mumpung masih muda, masih banyak waktu luang jadi sebisa mungkin manfaatkan waktu dengan hal-hal yang positif. Dan kebetulan untuk periode beberapa tahun kedepan Abinya Zarra lah yang menjadi pembina dari organisasi tersebut.

Di organisasi tersebut juga ada banyak pengurusnya, Ghiffari menjadi salah satunya. Ia dipilih langsung oleh abinya Zarra sebagai seksi kegiatan sekaligus penanggung jawab semua peralatan yang ada maka dari itu setiap satu bulan sekali ia wajib melaporkannya pada Abinya Zarra.

"Oh gitu, saya kira mau ngomongin apa gitu soalnya pagi-pagi banget kesininya."

"Maaf pak soalnya hari ini saya mau ke rumah nenek yang di Bandung.  Kayaknya bakal pulang malem, takut nanti kelupaan juga jadi sebelum berangkat mending saya kasih dulu laporannya," ucap Ghiffari menjelaskan.

"Yaudah kalo gitu makasih banyak ya Ghif. Kamu memang bisa diandalkan."

Setelah mengucapkan hal seperti itu Abi Salman menepuk pundak Ghiffari beberapa kali, Ghiffari yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum canggung.

Karena merasa sudah cukup Ghiffari memutuskan untuk pamit, " kalo gitu saya pamit dulu ya pak. Belum beres-beres juga soalnya. Ohiya untuk sarapannya terimakasih banyak maaf jadi ngerepotin bapak dan keluarga."

"Iya sama-sama. Gak ngerepotin sama sekali kok. Hati-hati dijalan ya. Mau sekalian pamit sama Zarra dan umminya?"

"Boleh pak." Abi segera memanggil Zarra dan umminya.

Tak lama kedua perempuan tersebut datang menghampiri Abi dan Ghiffari.

"Udah mau pulang, Nak?" tanya Ummi Nafisah.

"Iya buk, saya mau langsung ke rumah nenek soalnya ada keperluan disana," ujar Ghiffari sopan.

"Oh yaudah kalo begitu hati-hati yaa," pesan ummi persis seperti yang di ucapkan Abi.

"Iya bu. Makasih banyak juga buat sarapannya tadi. Maaf kalo saya jadi ngerepotin."

"Gak kok."

Zarra yang melihat obrolan antara pria tersebut dengan kedua orang tuanya membuat hatinya menghangat. Melihat betapa sopan nya sikap Ghiffari dan santunnya perkataan pria tersebut. Benar-benar pria idaman!

"Yaudah kalo gitu saya pamit ya semua. Pak, bu, Zarra Assalamualaikum," ucap Ghiffari dengan sedikit melirik kearah Zarra ketika menyebut nama perempuan tersebut. Lagi-lagi Zarra di buat salah tingkah hanya dengan tatapan mata pria itu.

Semuanya kompak menjawab salam dari Ghiffari, "Wa'alaikumussalam."

Zarra yang tak tahan dengan suasana hatinya yang begitu membuncah langsung masuk kedalam kamarnya. Ia takut abi dan umminya menyadari sikapnya aneh tersebut.

Di dalam kamar Zarra tidak berhenti senyum-senyum sendiri saat mengingat kejadian sarapan tadi. Dimana ia sendiri yang mengambilkan sepiring nasi goreng untuk pria tersebut. Rasanya kayak istri yang lagi mengambilkan sarapan untuk suaminya. Pipinya kembali terasa panas.

Lama dirinya bergelung dengan ingatan sewaktu sarapan tadi suara notif yang berasa dari ponselnya membuat dirinya terkejut dan sadar dari lamunannya. Ketika sudah sepenuhnya sadar ia segera beristighfar sebanyak-banyaknya karena sudah melamunkan pria yang tidak halal untuknya.

Ia meraih ponsel yang berada di tengah kasur kemudian melihat siapa yang mengirimkan pesan. Disana tertera nama Nisa yang merupakan sahabatnya dari kecil. Segera ia membuka pesan tersebut.

Nisaa bawelll
Zarra kamu masuk kan hari ini?
07.30

Zraa_
Iya masuk kok, kenapa nis? √√
07.32

Nisaa bawelll
Nanti bareng yakk. Zarra kan baikkk☺           
07.36

Zraa_
Ga gratis loh ya😌 √√
07.38

Nisaa bawelll
Hmm..
07.39
Ntar aku traktik Boba deh
07.39

Zraa_
Nah gitu dong wkwk √√
07.40
Mau berangkat jam berapa emangnya? √√
07.40

Nisaa bawelll
Hmm.......
07.40
Jam set 9  aja kali ya? Masuk jam 9 kan hari ini?
07.41

Zraa_
Iyaa, yaudah bentar lagi aku otw √√
07.41
Awas kalo belom rapi aku tinggal √√
07.41

Nisaa bawelll
Iye² jahad amat
07.42

Zraa_
Ga peduli 🤪 √√
07.42

S

etelah mengirim pesan terakhir Zarra beranjak untuk mengambil tas kuliahnya. Ia juga menuju kearah lemari bajunya yang terdapat kaca besar untuk melihat penampilannya.

Saat sudah siap Zarra segera keluar kamar untuk berpamitan pada kedua orang tuanya.

Sampai di ruang keluarga ia hanya melihat adeknya yang sedang asik dengan mainannya. Zarra pun menghampirinya.

"Dek," panggil Zarra

Adibah yang merasa namanya di panggil menengok ke asal suara.

"Ummi sama Abi kemana?"

"Ndak tau," jawab Adibah singkat sembari menggelengkan kepalanya kemudian kembali fokus pada mainan nya.

000

Hola aku hadir lagi maaf kelewat dari waktu yang aku janjiin

Aku harap kalian enjoy bacanya ^_^

Kalo kalian suka jangan lupa Voment nya ❤

 

Bahagiaku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang