3. Like You

956 63 0
                                    

Renjun yang tiba-tiba di cium pun memberontak. Ia terus memukul tubuh Jeno. Namun sepertinya usaha Renjun gagal. Bukan-nya melepaskan Renjun, Jeno malah menahan kedua tangan Renjun, dan mengangkat kedua tangan Renjun ke atas dengan satu tangan-nya. Sedangkan satu tangan-nya mendorong tengkuk Renjun, guna memperdalam ciuman mereka.

Renjun tidak tinggal diam. Ia langsung mencari berbagai cara, agar ciuman mereka terlepas.

*bugh* Renjun menendang selangkangan Jeno, membuat Jeno langsung melepaskan ciuman mereka serta kungkungan mereka.

Setelah terlepas, Renjun langsung berlari sekuat tenaga, meninggalkan Jeno yang sedang meringis kesakitan.

'Aku tidak akan pernah melepaskan-mu lagi Lee Renjun.' Batin Jeno, menatap Renjun yang terus berlari menjauhi dirinya.

Renjun terus berlari, menjauhi Jeno. Berlari sekuat tenaga agar terhindar dari Jeno.

Setelah sampai depan lobby perusahaan-nya, Renjun langsung naik taksi yang memang sudah ada di perusahaan-nya.

"Ahjussi, Tolong antarkan aku ke Un Village Hannam dong." Ucap Renjun, memberi tahu-kan alamat rumah yang ia tempati kepada supir taksi.

Supir taksi pun mulai menjalankan mobil-nya, meninggalkan area perkarangan kantor Renjun, menuju alamat yang Renjun sebutkan.

Di dalam taksi, Renjun mulai mengatur pernafasan-nya yang terasa sesak karena habis berlari tadi.

"Ahgassi maaf, hidung anda berdarah." Ucap Pak supir, memberitahu Renjun kalau hidung-nya berdarah, seraya memberikan tissu kepada Renjun.

Renjun mulai mengambil tisu itu dan mengelap hidung-nya yang terus mengeluarkan darah.

"Apakah Ahgassi baik-baik saja? Atau Ahgassi ingin saya antarkan ke rumah sakit?" Tawar pak supir.

Renjun langsung menggelengkan kepala-nya. "Ah tidak usah Ahjussi. Ini hanya mimisan biasa. Paling sebentar lagi akan hilang." Dusta Renjun yang tidak ingin membuat orang lain khawatir.

"Apakah Ahgassi yakin?" Tanya supir itu tidak percaya.

Renjun mengangguk dengan percaya diri. "Aku beneran tidak apa-apa Ahjussi." Ujar Renjun, di iringi senyuman manis-nya agar supir taksi itu percaya kepada diri-nya.

Ahjussi pun mengikuti ucapan Renjun. Ia langsung membawa Renjun ke alamat rumah yang Renjun ucapkan.

Sampai di rumah-nya, Renjun langsung keluar dari mobil taksi, setelah membayar supir taksi dengan uang tunai milik-nya.

Renjun langsung bergegas masuk. Mencari obat-nya dan langsung meminum-nya.

Setelah meminum obat-nya, baru-lah Renjun merasa tenang. Renjun pun mulai mengatur pernapasan-nya sebelum akhirnya ia pergi ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

---

Jika di sana Renjun tengah beristirahat, berbeda dengan Jeno saat ini.

Jeno tengah pergi untuk menjemput ketiga anak-nya di sekolah.

"Appa!" Pekik ketiga anak-nya yang langsung berhambur memeluk Jeno.

Jeno langsung merengkuh ketiga anak-nya.

"Bagaimana sekolah kalian? Apakah berjalan lancar?" Tanya Jeno seraya memasukkan ketiga anaknya ke dalam mobil.

Memasukkan ketiga anaknya di kursi penumpang yang ada di belakang, memakai-kan seatbelt, lalu Jeno pun mulai naik di kursi penumpang dan mulai menjalankan mobilnya pergi.

"Appa, apakah kita boleh memakan ice cream?" Tanya Ayden dengan aegyo-nya.

"Ayden mau makan ice cream?" Tanya Jeno sekali lagi yang langsung di balas dengan anggukan kepala.

"Kalau Logan sama baby Ji? Kalian juga mau ice cream?" Tanya Jeno, menatap kedua anak-nya.

Logan maupun Jisung menganggukkan kepala-nya dengan antusias. "Mau Appa!" Sahut mereka secara bersamaan.

Akhirnya Jeno memutuskan untuk pergi ke kedai ice cream terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

Sampai di kedai ice cream, Jeno langsung menduduk-kan ketiga anaknya di kursi, di ikuti dirinya yang duduk di samping Logan. Sedangkan Jisung dan Ayden di hadapan Jeno.

"Appa! Nilai gambar Ayden dapat seratus dong!" Seru Ayden, seraya membuka tasnya dan mengambil gambar milik-nya, lalu memberikan-nya kepada Jeno untuk di lihat.

Dengan senang hati Jeno mengambil buku gambar milik anaknya. Jeno menatap takjub gambaran sang anak. Walaupun ayden masih kecil? Gambaran-nya sangat-lah bagus.

"Gambaran-mu persis seperti Eomma-mu. Sangat bagus." Ucap Jeno yang secara tidak sengaja mengucapkan itu.

Sepertinya bakat seni milik Renjun menurun kepada Ayden, sang anak. Bukan hanya bakat. Perawakan ayden benar-benar mirip seperti Renjun.

Mulai dari wajah, tubuhnya dan bahkan tingkahnya mengambil Renjun. Sedangkan Logan? Logan mengambil perawakan Jeno. Jeno benar-benar mewarisi semua-nya kepada Logan.

"Benarkah? Jaemin Eomma juga pintar menggambar seperti Ayden?" Seru Ayden dengan antusias.

Jeno tersenyum melihat tingkah lucu Ayden. 'Benar-benar seperti diri-mu Injun-ah.' Batin Jeno.

"Cha, sekarang makan ice cream kalian." Titah Jeno kepada ketiga anak-nya, ketika ice cream pesanan mereka telah datang.

Mereka bertiga mulai makan dengan himat dan tenang. Jeno selalu mengajarkan kepada anak-nya untik tidak ribut dan berisik ketika makan.

Sebenarnya sih bukan Jeno. Jeno di ajarkan oleh Renjun. Renjun selalu marah kalau Jeno berisik di meja makan atau masih melakukan panggilan telepon ketika di meja makan.

Renjun langsung memutuskan panggilan-nya secara sepihak, lalu menyita ponsel Jeno. Tidak akan memberikan ponsel Jeno, sampai Jeno menghabiskan makan-nya.

"Appa, kajja!" Seru Jisung yang sudah selesai menghabiskan ice cream-nya.

"Yak! Baby Ji! Hyung-mu belum selesai!" Protes Ayden seraya mengerucutkan mulut-nya kesal.

Jisung yang melihat Ayden masih memakan ice cream-nya pun mendesah pasrah. Ayden kalau makan itu lama. Benar-benar memancing emosi orang yang makan dengan-nya.

"Hyung tau? Hyung itu lebih lemot daripada seekor siput." Desis Jisung, menatap Ayden dengan tatapan julid-nya.

Ayden hanya mendesis, menatap Jisung dengan tatapan nyalang.

"Hyung! Baby Ji tuh!" Adu Ayden kepada kakak-nya Logan.

"Makanya kalau makan itu cepat!" Balas Logan yang sukses membuat Ayden tambah badmood.

"Aku benci kalian berdua!" Rajuk Ayden dan mulai memakan makanan-nya sampai habis.

Setelah habis, mereka ber-empat bergegas pulang ke kediaman Lee.

Sampai di kediaman Lee, mereka ber-empat bergegas masuk ke dalam.

"Eomma!" Seru mereka bertiga yang mulai berlari menuju Jaemin.

Berbeda dengan Jeno yang saat ini masih berdiri di ruang tamu. Mengambil ponsel yang ada di saku celana-nya, dan mulai menelepon seseorang.

Selamat siang Tuan Lee.

Tolong carikan informasi mengenai Huang Renjun. Aku tunggu dalam waktu satu jam. Kalau kau tidak menemukan-nya dalam wakti satu jam? Aku pastikan kau tidak akan bisa menghirup udara segar lagi.

Baik Tuan Lee. Saya akan pastikan anda akan mendapatkan semua informasi-nya dalam waktu kurang dari satu jam.

Cari semuanya sampai tuntas! Aku tidak mau ada satu informasi pun yang terlewat!

Ucap Jeno yang langsung mematikan telepon-nya secara sepihak dan langsung bergegas menyusul ketiga anak-nya.

BAD MOTHER - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang