Sampai di kantor, Renjun langsung keluar dari mobil milik Guanlin.
"Aku akan ke kantor-ku. Kau harus menghubungi-ku kalau ingin pulang. Arraseo?" Peringat Guanlin sebelum Renjun keluar dair mobil milik Guanlin.
"Ck! Kau berisik sekali. Persis seperti orang tua-ku!" Rutuk Renjun lalu pergi keluar dari mobil Guanlin.
Guanlin hanya bisa mendengus kesal lalu menjalankan mobilnya pergi dari kantor Renjun.
Sampai di dalam kantor, Renjun langsung bergegas masuk ke dalam lift. Memencet angka 23, lalu menunggu lift sampai.
*ting* suara lift terbuka, Renjun langsung bergegas keluar dari lift, dan langsung bergegas menuju ruangan CEO.
*tok tok tok* Renjun mengetuk pintu terlebih dahulu, sebelum akhirnya masuk ke dalam, setelah di izinkan masuk oleh orang yang ada di dalam.
"Bagaimana dengan perkembangan perusahaan-ku, Ningning?" Tanya Renjun kepada teman yang paling ia percaya untuk mengelolah perusahaan milik-nya, Ning Yizhou atau yang sering di sapa Ningning.
Ningning yang tengah sibuk membaca berkasnya pun berhenti sejenak ketika mendengar suara Renjun.
Ia langsung mengangkat kepala-nya, lalu tersenyum senang dan segera beranjak dari duduk-nya untuk menghampiri Renjun.
"Yak! Kau kembali? Kau sudah di izinkan kembali?" Tanya Ningning yang saat ini sudah melepaskan pelukkan-nya dari Renjun.
Ninging langsung menarik Renjun untuk menelepon sekertarisnya untuk membuatkan mereka minum.
"Kapan kau kembali? Kau sudah di izinkan kembali? Kenapa tidak memberi tahu-ku?" Serentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Ningning, yang saat ini ada di samping Renjun sekaligus di hadapan Renjun.
"Sejak kapan dokter mengizinkan aku kembali?" Ujar Renjun.
"Lalu, kenapa kau kembali? Seharusnya kau tetap berada di sana!" Rutuk Ningning kesal karena sikap keras kepala Renjun.
"Aku bosan Ning kalau terus-terusan berada di rumah sakit. Sudah beberapa tahun aku ada di sana." Seru Renjun.
"Kau menyerah?" Tanya Ningning yang sudah menatap Renjun dengan tatapan sedih-nya.
"Apakah aku selemah itu?" Balas Renjun yang langsung di balas gelengan kepala oleh Ningning.
"Tentu saja tidak. Kau itu kuat dan tidak mudah menyerah. Kalau kau mudah menyerah? Kau tidak mungkin berada di sini sekarang." Jelas Ningning.
"Kalau gitu kenapa memberikan aku pertanyaan seperti itu?" Ujar Renjun, mencubit hidung Ningning.
"Ya kan kali aja. Kau jangan menyerah ya? Aku tidak suka kau menyerah!" Peringat Ningning.
"Tentu saja. Aku tidak selemah itu Ningning." Balas Renjun.
"Bagaimana dengan permintaan-ku? Apakah kau sudah merubah ahli warisnya?" Tanya Renjun.
Ningning mengangguk antusias. Ia segera beranjak dari duduknya, mengambil sebuah map, dan memberikan-nya kepada Renjun.
"Aku sudah mengubahnya seperti yang kau minta. Saham perusahaan sudah di ubah menjadi milik Ayden dan Logan. Beberapa investasi yang kamu miliki juga sudah di ubah menjadi milik mereka." Jelas Ningning.
Renjun membuka map yang di berikan Ningning, dan melihat beberapa lembar kertas yang ada di dalam, sudah berganti nama menjadi kedua anak-nya, Ayden dan juga Logan.
"Ningning-ah, terima kasih." Ujar Renjun dengan senyuman-nya.
Baru saja Ningning ingin menjawab, pintu ruangan-nya di buka oleh seseorang. Membuat Ningning dan juga Renjun menoleh bersama.
"Ningning-ssi, maaf karena lancang telah masuk ke dalam ruangan-mu. Di luar sana tidak ada sekertaris-mu. Jadi aku--" Ucapan orang itu menggantung ketika melihat Renjun di sana.
Ah ralat. Bukan hanya orang itu, tetapi juga Renjun. Renjun juga mematung ketika melihat orang itu masuk ke dalam. Bahkan Ningning saja terkejut melihat kedatangan orang itu.
"Ren--jun." Gumam orang itu yang sukses menyadarkan Renjun.
Renjun langsung memalingkan tatapan-nya dari orang itu, ke Ningning.
"Kalau seperti itu, kita bicarakan lagi ke depan-nya. Seperti-nya kau ada tamu Ningning-ssi." Ucap Renjun yang langsung berbicara formal kepada Ningning, dan segera beranjak dari duduk-nya dan segera keluar dari ruangan.
Langkah Renjun terhenti ketika orang itu mencekal tangan-nya. "Huang Renjun." Ucap orang itu lagi, membalikkan Renjun dalam sekali hentakan, agar Renjun menatap-nya.
"Sepertinya aku tidak mengenal-mu. Maafkan aku." Ujar Renjun yang ingin menyentakkan tangan orang itu ,tapi gagal karena kekuatan-nya tidak sebanding.
"Ningning-ssi, maaf. Seperti-nya kita harus mengundurkan pertemuan kita hari ini. Aku ada urusan penting yang akan aku lakukan hari ini." Ujar orang itu yang langsung menarik Renjun keluar dari ruangan Ningning.
Renjun terus mengikuti kemana orang itu membawa-nya. Ia tidak mau di jadikan pusat perhatian, kalau dirinya memaksa untuk memberontak.
Sampai di basement, baru-lah Renjun melepaskan cekalan tangan orang itu.
"Berhenti-lah! Aku tidak mengenal--"
"Berhenti-lah pura-pura Lee Renjun!" Sentak orang itu, memotong ucapan Renjun.
"Aku Huang Renjun! Jangan berani-beraninya kau mengubah marga-ku!" Peringat Renjun.
"Kau itu Lee Renjun, istri sah dari Lee Jeno! Mau sampai kapan kau menghilang dan terus menghindari aku, Ayden dan Logan?!" Geram Jeno, menatap Renjun dengan kilatan marah.
Yup, orang yang datang dan tiba-tiba masuk ke ruangan Ningning adalah Lee Jeno.
Jeno berniat untuk pergi ke kantor Ningning pagi tadi untuk membahas kerja sama antar perusahaan mereka. Tapi sebelum berangkat, dirinya terjadi sedikit masalah dan mengharuskan dirinya membatalkan janji itu.
Akan tetapi, sekertarisnya berkata bahwa perusahaan-nya ada sedikit masalah. Jeno yang memangnya profesional dan perfeksionis, langsung bergegas ke perusahaan Ningning, guna membahas masalah yang terjadi di perusahaan dirinya, bersama dengan Ningning. Masalah itu menyangkut kerjasama antar perusahaan dirinya dan Ningning. Maka dari itu Jeno ingin membahasnya dengan Ningning.
Tapi ketika Jeno sampai di depan ruangan Ningning, tidak ada siapa-siapa di sana. Tidak ada sekertaris Ningning yang biasanya berjaga di depan ruangan Ningning. Dengan terpaksa, Jeno masuk ke ruangan Ningning.
Ia sudah mengetuk pintu terlebih dahulu, namun tidak ada sahutan dari dalam. Terpaksa ia masuk ke dalam tanpa di suruh Ningning.
Namun alangkah terkejut-nya Jeno ketika melihat seseorang yang telah lama menghilang dari kehidupan-nya tanpa meninggalkan jejak serta penjelasan apapun, ternyata ada di hadapan-nya.
Terlihat nampak sehat dan sangat senang sekali.
Jeno yang melihat itu pun menggeram marah. Bagaimana bisa Renjun terlihat baik-baik saja dan sangat senang, tanpa adanya perasaan menyesal sedikit pun karena telah meninggalkan kedua anak-nya.
"Sepertinya kau salah orang. Aku bukan Renjun yang kau kenal." Ucap Renjun yang ingin pergi, namun di tahan oleh Jeno.
Jeno langsung menarik Renjun, mengurung Renjun dengan kedua tangan yang ada di samping Renjun, lalu mencium Renjun tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD MOTHER - NOREN
FanficCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!