"Renjun! Renjun! Huang Renjun!" Teriak Guanlin begitu masuk ke dalam rumah Renjun.
Guanlin terus meneriaki nama Renjun seraya melihat setiap ruangan yang ada di rumah ini.
Guanlin sangat panik ketika dirinya ke kantor Renjun, Renjun tidak ada di sana. Ia tambah panik dan gelisah ketika Ningning memberitahu bahwa Renjun di tarik paksa oleh Lee Jeno, suami-nya.
"Ren--jun." Teriakan Guanlin terpotong ketika melihat Renjun yang tengah tertidur di atas ranjang miliknya.
Dengan perlahan, Guanlin menghampiri Renjun, untuk menutupi tubuh Renjun dengan selimut.
"Ya ampun Tuhan! Huang Renjun!" Pekik Guanlin yang terkejut ketika melihat darah yang terus keluar dari hidung Renjun, membasahi sprei.
Guanlin langsung menggendong Renjun ala bridal style. Membawa Renjun keluar dari kamar-nya, serta membawa Renjun keluar dari rumah-nya.
Sampai di depan rumah Renjun, Guanlin langsung memasukkan Renjun ke dalam kursi penumpang, samping kursi kemudi. Memasangkan Renjun seatbelt, lalu Guanlin segera masuk ke dalam kursi kemudi, menjalankan mobil-nya meninggalkan area rumah Renjun, menuju rumah sakit.
Guanlin terus mengemudikan mobil-nya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Guanlin sudah tidak memikirkan apapun lagi. Yang ada di dalam pikiran-nya sekarang adalah bagaimana caranya sampai di rumah sakit dengan cepat.
"Renjun, bertahan-lah. Aku yakin kamu kuat." Gumam Guanlin di sepanjang jalan menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, Guanlin langsung menggendong Renjun ala bridal style lagi, masuk ke dalam rumah sakit dengan tergesa.
"Suster, dokter!" Teriak Guanlin di sepanjang jalan.
Guanlin langsung menyetopkan brankar yang sedang lewat, menaruh Renjun di atas brankar itu, dan langsung menyuruh suster langsung menangani Renjun, padahal suster itu ingin mengambil pasien lain.
"Tangani dia. Aku akan membayar kalian dua kali lipat kalau kalian bisa menyelamatkan dia!" Sentak Guanlin yang langsung mendorong brankar itu.
Para suster pun langsung mengikuti Guanlin yang langsung membawa brankar itu, tanpa menunggu jawaban para suster.
Para suster meraih brankar yang di bawa Guanlin, dan segera memasukkan brankar itu ke dalam ruang gawat darurat.
"Maaf, sebaiknya Tuan tunggu sini, guna kelancaran kami dalam menangani pasien." Ucap sang suster, menghentikan Guanlin yang ingin masuk ke dalam.
"Pastikan kau akan menyelamatkan dia!" Titah Guanlin.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Nona itu. Anda tenang saja dan terus-lah berdoa kepada Tuhan." Ucap sang suster yang langsung masuk ke dalan ruang gawat darurat, menutup pintu ruangan itu, dan meninggalkan Guanlin sendirian di luar.
Guanlin terus menunggu Renjun dengan perasaan cemas dan khawatir. Dia tidak mau kehilangan Renjun. Dia tidak mau Renjun menyerah.
Jika di sana Guanlin tengah mengkhawatirkan Renjun, berbeda dengan keluarga Lee saat ini.
Saat ini, ketiga anak Jeno tengah bermain bersama. Mereka bersama dengan akur dan tenang.
"Ssshh." Ringis Logan secara tiba-tiba, dan langsung memegang dahi-nya yang terasa sangat sakit dan pusing.
Ayden yang melihat serta mendengar ringisan Logan pun segera menghampiri Logan.
"Hyung, hyung kenapa?" Tanya Ayden, menatap Logan yang sedang memegangi kepala-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD MOTHER - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!