8. Thank You

840 59 0
                                    

Sampai di pusat perbelanjaan terbesar di Seoul, Ayden dan Renjun segera turun.

Ayden maupun Renjun mulai masuk ke dalam restaurant Hotpot. Renjun ingin memperkenalkan makanan China kepada Ayden.

"Appa!" Seru Ayden, ketika melihat Jeno ada di sana.

Renjun terkejut ketika melihat Jeno ada di sana. Ia ingin segera kabur dari sana, namun Ayden sudah menarik-nya terlebih dahulu. Membuat mereka duduk dalam satu meja.

"Appa kenapa bisa ada di sini? Appa ikutin Ayden ya?" Oceh Ayden ketika ia sudah duduk di samping Renjun.

Jeno tersenyum lalu mengangguk. "Tentu saja. Appa itu tau di mana Ayden berada." Jawab Jeno, menatap Ayden sejenak, lalu menatap Renjun.

"Uwah, apakah Appa super hero?" Tanya Ayden yang percaya dengan omongan Jeno.

"Tentu saja. Appa akan selalu jadi super hero untuk Logan Hyung, Ayden dan juga Eomma." Seru Jeno seraya menatap Renjun ketika menyebut kalimat Eomma.

"Cha, sekarang waktu-nya kita makan. Appa sudah pesankan hotpot untuk-mu dan juga Ahjumma Renjun." Seru Jeno, menatap hotpot yang sudah matang. Jeno langsung mengambil hotpot yang sudah matang, di masukkan ke dalam mangkuk dan memberikan-nya kepada Ayden dan Renjun.

"Appa kenal Ahjumma cantik ini?" Tanya Ayden seraya menatap Renjun sebelum memakan makanan-nya.

"Tentu saja. Ahjumma-nya benar-benar cantik bukan?" Tanya Jeno.

Ayden langsung mengangguk-kan kepala-nya. "Benar! Ahjumma cantik sekali. Udah gitu baik lagi. Ahjumma mau menolong Ayden dan mengajak Ayden makan." Seru Ayden yang langsung menatap Renjun dengan senyuman tulus-nya.

"Ahjumma cantik, makasih ya udah mau nolongin Ayden." Seru Ayden, seraya memeluk Renjun.

Renjun mematung ketika Ayden memeluk dirinya. Baru pertama kali dia bisa merasakan pelukkan sang anak. Renjun sangat senang. Rasanya ia ingin berteriak dan memberitahu Ayden kalau yang ada di hadapan-nya ini adalah Eomma-nya. Eomma kandung-nya. Eomma yang telah melahirkan-nya, sekaligus Eomma yang telah meninggalkan-nya.

Tanpa Renjun sadari, Renjun membalas pelukkan Ayden seraya menampilkan Senyuman-nya. Tangan-nya juga terulur untuk mengelus rambut Ayden. "Sama-sama Ayden. Ayden tidak perlu berterima kasih. Itu sudah jadi kewajiban Ahjumma sebagai teman Appa dan Eomma-nya Ayden, untuk menolong Ayden." Ujar Renjun.

Mereka bertiga akhirnya mulai makan bersama. Renjun yang sering membantu Ayden kalau Ayden kesulitan. Entah sulit menjangkau daging, ingin minum dan yang lain-nya.

Setelah makan, mereka bergegas untuk pulang. Namun Ayden menolak untuk pulang. Ayden ingin bermain di timezone terlebih dahulu sebelum pulang. Akhirnya mereka bertiga bergegas menuju area timezone dan bermain bersama. Mereka bertiga tampak seperti keluarga kecil nan bahagia. Renjun dan Jeno yang selalu menjaga Ayden yang sangat aktif di area timezone. Mereka bertiga juga sempat foto bersama di photo box.

Walaupun awal-nya Renjun menolak karena ia takut, ia tidak bisa melepaskan Ayden. Namun akhirnya ia luluh juga karena Ayden yang terus meminta dan memaksa-nya.

Setelah menghabiskan waktu di timezone, mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk pergi ke kedai ice cream, sebelum pulang.

Makan ice cream bersama dengan hikmat dan tenang, dan akhirnya bergegas pulang.

"Ahjumma cantik. Makasih ya udah mau nolongin Ayden dan temenin Ayden main bersama Appa. Ayden pamit pulang dulu ya." Ujar Ayden yang izin pamit pulang bersama dengan Jeno.

Renjun menyamakan tinggi-nya dengan Ayden. Tangan Renjun terulur untuk menggenggam tangan Ayden. "Sama-sama Ayden sayang. Kamu hati-hati ya di jalan." Ujar Renjun yang ingin beranjak, namun tertahan karena Ayden yang memeluknya lagi. Tidak hanya memeluk, Ayden juga mencium pipi Renjun.

"Itu hadiah dari Ayden karena Ahjumma udah m7au nolongin dan temanin Ayden main." Ujar Ayden lalu meminta gendong kepada Jeno.

"Renjunie, aku pulang dulu ya. Kamu hati-hati di jalan." Pamit Jeno. Renjun pun mengangguk-kan kepala-nya.
---

"Kau dari mana saja?" Tanya Guanlin, begitu Renjun sampai di rumah.

"Aku habis makan hotpot." Seru Renjun.

"Jangan protes! Aku sudah tidak apa-apa dan aku sangat bosan makan bubur dan makanan rumah sakit!" Sambung Renjun, sebelum Guanlin protes.

Guanlin mendesis, ia segera pergi untuk mengambil obat Renjun dan juga segelas air. Lalu mengembalikan-nya ke Renjun. "Minum-lah." Titah Guanlin.

Renjun mengambil obat pemberian Guanlin dan segera meminum obat-nya. "Terima kasih." Ucap Renjun.

"Heum, istirahat-lah. Kau lelah bukan? Nanti malam ada acara yang harus aku hadiri. Kau tidak apa-apa di rumah sendiri?" Tanya Guanlin, menatap Renjun.

"Sana pergi! Aku bukan anak kecil yang di tinggal Eomma dan Appa-nya akan menangis!" Ujar Renjun.

"Bisakah kau tidak berbicara sarkas?" Tanya Guanlin yang sudah lelah mendengar sarkasan Renjun.

"Tidak bisa! Kau selalu memancing emosi-ku." Balas Renjun.

"Ck! Pantesan kau pendek." Ledek Guanlin yang sukses membangunkan amarah Renjun.

"Yak! Apa yang kau katakan?!" Teriak Renjun yang sudah beranjak dari duduk-nya.

Guanlin meneguk salivahnya kasar. Sepertinya ucapan-nya salah. Dia sudah merubah kudanil gendut menjadi singa yang ganas. Guanlin yang melihat Renjun sudah beranjak dari duduk-nya pun langsung segera berlari ke kamar-nya.

Renjun yang melihat Guanlin kabur pun segera berlari menyusul Guanlin. "Yak Guanlin! Jangan kabur kau!" Teriak Renjun yang menggelegar.

***

*ting nong ting nong* suara bel yang terus berdering di rumah Renjun, membuat Renjun yang tengah tertidur pun bangun dari tidur-nya.

Renjun meringis dan segera beranjak dari ranjang-nya. "Yak! Si jangkung itu pasti lupa membawa kunci rumah, atau lupa password rumah. Padahal password-nya sangat mudah di ingat!" Oceh Renjun di sepanjang jalan menuju pintu utama.

Sampai di pintu utama, Renjun langsung membuka pintu rumah-nya, di iringi ocehan yang keluar dari mulut-nya. "Yak! Bukan-kah sudah aku bilang kalau kau harus--- Lee Jeno?" Ocehan Renjun terpotong ketika melihat Jeno ada di depan rumah-nya.

Baru saja Renjun ingin menutup pintu-nya, Jeno sudah menahan-nya, membawa Renjun masuk ke dalam rumah Renjun, lalu mengunci pintu rumah Renjun.

Jeno langsung menarik Renjun dan menduduk-kan Renjun di sofa ruang tamu milik Renjun.

"Kita harus bicara." Ucap Jeno, menahan Renjun yang ingin kabur.

Renjun menghela nafasnya, berhenti memberontak dari Jeno. Renjun langsung membenarkan duduk-nya, menatap Jeno dengan tatapan jengah. "Tidak ada yang perlu kita bicarakan Jeno. Hubungan kita sudah berakhir." Ujar Renjun.

"Hubungan kita belum berakhir. Baik aku atau diri-mu belum pernah menandatangani surat cerai." Ucap Jeno, menyadarkan Renjun.

BAD MOTHER - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang