6. Meet Him

889 63 0
                                    

Seminggu setelah di rawat di rumah sakit, kondisi Renjun pun mulai membaik. Renjun pun meminta kepada dokter untuk di perbolehkan kembali ke rumah-nya. Dengan berbagai banyak-nya pertimbangan serta diskusi para dokter, dokter pun mengizinkan Renjun untuk kembali ke rumah-nya. Tentu saja harus menjalankan beberapa terapi untuk mencegah timbul-nya penyakit Renjun.

Renjun senang bukan main ketika mendengar dokter memperbolehkan-nya pulang.

Sungguh, ia sudah sangat rindu untuk melihat kedua anak-nya. Sudah satu minggu lebih diri-nya tidak melihat sang anak. Membuat Renjun gelisah dan ingin cepat pulang.

Guanlin membantu Renjun untuk packing dan kembali ke rumah mereka.

Ah iya, Guanlin memang tinggal di rumah Renjun. Tentu saja kamar mereka berbeda! Guanlin sengaja lebih memilih untum tinggal di rumah Renjun, agar Ia bisa mengontrol Renjun.

Guanlin itu sahabat-nya Renjun, dan satu-satunya orang yang Renjun punya saat ini.

Kedua orang tua Renjun telah meninggal dunia, setelah menikah-kan Renjun dengan Jeno.

Jadi, hanya Guanlin yang Renjun punya saat ini.

Bagaimana dengan Guanlin? Apakah Guanlin masih memiliki orang tua? Jawaban-nya adalah iya! Guanlin masih memiliki orang tua lengkap. Ayah dan Ibu Guanlin masih ada, tapi mereka berdua tinggal di China.

Guanlin sengaja pindah ke Korea untuk menemani Renjun.

Iya, Guanlin memang memiliki rasa kepada Renjun. Namun ia tidak bisa mengatakan hal itu. Ia tidak mau hubungan persahabatan mereka rusak karena cinta semata. Jadi, Guanlin memutuskan untuk memendam rasa cinta-nya sendiri. Terlebih saat Renjun memutuskan untuk menikah dengan Jeno. Harapan Guanlin benar-benar pupus. Ia berusaha untuk melupakan Renjun, tanpa harus menjauhi Renjun. Karena dia tidak sanggup untuk pergi dari Renjun.

Tentu saja Guanlin menjaga jarak ketika Renjun sudah menikah dengan Jeno. Ia tidak mau Jeno salah paham. Jadi, Guanlin memutuskan untuk menjaga Renjun dari jauh.

Tapi berbeda dengan sekarang. Saat ini, ia ingin selalu ada di samping Renjun dan tidak ingin jauh dari Renjun. Terlebih ketika dirinya mengetahui bahwa Renjun memiliki penyakit yang mematikan.

"Ingat! Jangan terlalu lelah, jangan ke mana-mana sendiri dan kalau ada apa-apa? Hubungi aku atau Kim Ahjussi. Mengerti?" Titah Guanlin, kepada Renjun yang saat ini sudah duduk di atas ranjang kamarnya.

Renjun mencebik kasar. Ia tidak suka di perlakukan seperti orang sakit! Maka dari itu ia sangat merahasiakan penyakitnya dari siapapun.

Tapi entah kenapa Guanlin tau tentang penyakit-nya. Padahal Renjun sudah menutupi itu semua.

"Iya iya! Sudah sana pergi bekerja! Kau sudah membolos selama satu minggu, hanya untuk menjaga diri-ku! Aku bukan bayi dan aku tidak lumpuh!" Peringat Renjun, menatap Guanlin nyalang.

"Yak! Aku tidak bermaksud berkata seperti itu! Aku hanya ingin--"

"Cha, sudah saat-nya kau pergi bekerja. Sekarang pergi-lah." Usir Renjun, memotong ocehan Guanlin yang sudah sering ia dengar.

Ia sudah sangat bosan dengan semua ocehan dan peringatan yang keluardari mulut Guanlin.

Guanlin mendecak kesal ketika Renjun memotong kalimat-nya. Ia langsung menyelimuti Renjun, dan bergegas keluar dari kamar Renjun.

"Kim Ahjumma, tolong jaga Renjun ya. Kalau ada apa-apa? Kabari aku." Pinta Guanlin, kepada Kim Ahjumma yang saat itu ingin masuk ke dalam kamar Renjun, dengan membawa bubur dan minum untuk Renjun.

"Ah iya Tuan. Saya akan mengabari Tuan kalau ada sesuatu yang terjadi." Ujar Kim Ahjumma, lalu pergi ke dalam kamar Renjun, sedangkan Guanlin langsung pergi menuju kantor-nya.

Sampai di dalam, Kim Ahjumma langsung memberikan makanan dan minuman yang ia bawa kepada Renjun.

"Aish, bubur lagi, bubur lagi." Gumam Renjun, menatap makanan-nya.

"Maafkan saya Nona. Tapi Tuan Guanlin yang menyuruh saya untuk memasakan Nona bubur." Ujar Kim Ahjumma, menunduk-kan kepala-nya karena merasa bersalah.

"Yak! Kenapa Ahjumma yang merasa bersalah? Aku yang harusnya berterima kasih kepada Ahjumma karena telah memasakan-ku. Aku hanya kesal kepada Guanlin, namun tidak dengan masakan Ahjumma." Ujar Renjun yang tidak enak hati karena ucapan yang telah ia lontarkan.

"Benarkah?" Tanya Kim Ahjumma, memastikan perkataan Renjun.

Renjun mengangguk antusias. "Benar. Terima kasih Ahjumma, karena selalu memasakan makanan enak untuk-ku." Ucap Renjun

Kim Ahjumma pun mengangguk. "Sama-sama Nona. Ini sudah kewajiban Ahjumma." Ucap Kim Ahjumma lalu pergi dari kamar Renjun.

Renjun pun mulai memakan bubur buatan Kim Ahjumma. Memakan-nya dengan hikmat sampai habis. Seelah-nya, ia segera meminum obat yang di berikan dokter.

"Ya Tuhan. Tolong berikan aku kesempatan untuk menghirup udara hari ini, dan juga besok." Doa yang selalu Renjun lontarkan, sebelum ia meminum obat-nya.

Renjun tidak terlalu mengharapkan kesembuhan dari penyakit yang ia hadapi. Namun ia selalu mengharapkan belas kasih Tuhan. Ia meminta kepada Tuhan agar memberinya kesempatan untuk dirinya menghirup udara hari ini, hingga besok.

Setelah minum, Renjun pun segera mengganti baju-nya.

Ia berniat untuk mengunjungi kedua anak-nya yang kemungkinan sedang bersiap untuk pulang sekolah.

Ini sudah jam pelajaran terakhir mereka. Jadi, Renjun ingin melihat mereka, sebelum mereka pulang.

Setelah mengganti pakaian-nya, Renjun pun beranjak keluar.

"Kim Ahjussi." Panggil Renjun.

Kim Ahjussi yang sedang berbicara kepada istri-nya pun segera menghampiri Renjun. "Ne Nona Renjun. Ada yang Nona inginkan?" Tanya Kim Ahjussi.

Renjun mengangguk-kan kepala-nya. Ia membenarkan pertanyaan Kim Ahjussi, kalau dia memang membutuhkan sesuatu. "Tolong antarkan aku ke sekolah Logan dan Ayden." Pinta Renjun.

Kim Ahjussi menuruti permintaan Renjun. Mereka segera bergegas keluar dari rumah mereka. Masuk ke dalam mobil bersama, lalu Kim Ahjussi pun mulai menjalankan mobil-nya pergi ke tempat yang Renjun inginkan. Sekolah-nya Logan dan Ayden.

Setelah beberapa menit membelah kota Seoul, mobil Renjun akhirnya tiba di tempat yang tidak jauh dari sekolah Logan dan Ayden.

Kening Renjun mengerut ketika melihat Ayden yang sedang berada di luar sekolah-nya seorang diri, seraya celingak-celinguk, seakan mencari sesuatu.

"Apakah dia tertinggal? Masa iya Jaemin meninggalkan Ayden sendiri?" Gumam Renjun yang masih menatap Ayden dari jarak yang tidak jauh, namun tidak terlalu dekat.

Renjun terus menunggu hingga 15 menit. Namun Jaemin belum kunjung datang. Ayden pun masih setia menunggu Jaemin.

Karena takut Ayden kecapek-an serta ada orang jahat yang berniat menculik Ayden, akhirnya Renjun memutuskan untuk menghampiri Ayden.

Sampai di hadapan Ayden, Renjun langsung turun dari mobil-nya dan menghampiri Ayden yang tengah berdiri di samping mobil-nya, dengan tatapan bingung-nya.

BAD MOTHER - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang