"Kalau begitu, aku akan mengurus surat cerai kita." Ujar Renjun yang sukses membangun amarah Jeno.
"Aku tidak mau." Balas Jeno sedikit menggeram.
"Lalu, kau mau kayak gimana Jeno?" Tanya Renjun, menatap Jeno dengan tatapan frustasi.
"Bagaimana dengan Ayden dan Logan? Kau sudah lihat mereka berdua bukan? Bukan-kah mereka berdua tumbuh dengan sangat baik?" Ujar Jeno yang langsung di angguki kepala oleh Renjun.
"Tentu. Terima kasih karena telah merawat dan menjaga kedua anak-ku dengan sangat baik. Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?" Tanya Renjun.
"Aku tidak mau bercerai dengan-mu. Aku ingin kau kembali dengan-ku." Ujar Jeno, menatap Renjun penuh keseriusan.
"Tidak bisa Jeno. Aku dan kamu tidak bisa kembali bersama." Ujar Renjun frustasi, memalingkan wajah-nya, karena tidak sanggup melihat wajah Jeno.
Setiap kali dia melihat wajah Jeno, rasa ingin memeluk Jeno dan berkata aku merindukan-mu semakin besar.
Bohong kalau misalkan Renjun sudah tidak mencintai Jeno. Karena walau bagaimana pun, Jeno adalah cinta pertama dan cinta terakhirnya.
Yup, Jeno adalah kekasih pertama Renjun, serta kekasih terakhir Renjun setelah mereka memutuskan untuk menikah.
Hanya Jeno yang berhasil meluluhkan hati Renjun. Tidak ada yang berhasil meluluhkan hati Renjun, sekalipun itu adalah Guanlin, sahabat Renjun. Renjun tau kalau Guanlin menyukai diri-nya. Namun Renjun diamkan. Bukan-nya Renjun jahat atau mengabaikan perasaan Guanlin. Dia tidak mau memberikan harapan lebih ataupun menyakiti hati Guanlin kalau dia membalas hati Guanlin.
Dia tidak cinta dengan Guanlin. Hatinya tidak memilih Guanlin, walaupun Guanlin sangat baik kepada dirinya. Hatinya sudah tertanam penuh dengan nama Jeno. Hanya Jeno yang Renjun cintai. Hatinya hanya untuk Jeno. Walaupun dia sudah lama meninggalkan Jeno, tidak ada yang bisa menggantikan Jeno di hatinya. Renjun juga heran kenapa. Setiap kali ia membuka hati kepada pria lain. Hatinya selalu menolak.
"Kenapa? Alasan apa yang kau gunakan sehingga kau berkata seperti itu?" Tanya Jeno.
"Aku dan kamu sudah memiliki kehidupan masing-masing. Kau sudah bahagia bersama Jaemin. Sedangkan aku sudah bahagia bersama kekasih-ku." Ujar Renjun yang langsung di balas kekehan oleh Jeno.
"Sekarang omong kosong apalagi yang kau katakan? Kekasih? Jaemin? Kau terus memasukkan seseorang ke dalam permasalahan rumah tangga kita." Ujar Jeno.
"Tapi memang benar bukan? Kau dan Jaemin sudah hidup bersama dan sudah di karuniai seorang putera tampan bernama Jisung, atau yang biasa kau panggil baby Ji. Sedangkan aku? Aku sudah mempunyai kekasih Jeno." Ujar Renjun.
"Bisakah kita tidak membawa orang lain di dalam permasalah rumah tangga kita?" Pinta Jeno.
"Tidak bisa. Karena memang orang lain sudah masuk ke dalam hidup kita." Ujar Renjun.
"Njun! Kita bahas keluarga kita. Anak-anak sangat membutuhkan-mu. Dia sangat membutuhkan Eomma-nya." Ujar Jeno yang memakai kedua anak-nya agar Renjun luluh.
"Ada Jaemin, No. Anak-anak sangat membutuhkan Jaemin, bukan aku. Jaemin sangat pandai mengurus dan merawat anak-anak. Anak-anak sangat mengenal Jaemin dan menganggap Jaemin sebagai Eomma-nya, bukan aku. Bahkan anak-anak tidak tau siapa aku. Anak-anak tidak tau aku adalah Eomma-nya. Jadi, anak-anak lebih membutuhkan Jaemin daripada aku." Ujar Renjun.
"Sebegitu-kah kau tidak mau merawat anak-anak?" Hardik Jeno, menatap Renjun penuh kecewa.
'Tentu saja tidak. Aku sangat ingin merawat-nya. Tapi tidak bisa Jen. Kondisi-ku tidak memungkinkan untuk merawat anak-anak. Bukan-nya merawat anak-anak, anak-anak yang malah merawat-ku. Aku sangat ingin merawat-nya. Aku sangat ingin menggendong-nya, aku sangat ingin menyuapi-nya dan melakukan tugas yang sama seperti Eomma lain-nya. Tapi aku tidak bisa Jeno. Aku ingin, sangat ingin.' Batin Renjun yang masih berusaha menahan tangisnya, begitu melihat tatapan kecewa Jeno untuk-nya.
"Apakah anak-anak mempunyai salah kepada-mu sehingga kau begitu membenci-nya?" Tanya Jeno lagi.
'Bagaimana bisa seorang Eomma membenci anak-nya? Eomma yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk membawa anak-nya ke dunia, merasakan hangat dan kejam-nya dunia. Eomma yang sudah melakukan berbagai cara agar anak-nya lahir ke dunia tanpa memikirkan resiko akan kehilangan nyawa mereka. Bagaimana bisa aku membenci mereka Jen?' Batin Renjun lagi.
"Apa salah-ku Renjun? Kenapa kau pergi meninggalkan aku dan kedua anak kita? Setidak-nya kau tidak meninggalkan kedua anak kita kalau kau membenci-ku. Kalau aku ada salah, maafkan aku. Katakan padaku apa salah-ku, agar aku bisa memperbaiki-nya. Jangan main asal pergi tanpa kejelasan yang pasti." Pinta Jeno, menatap Renjun dengan tatapan frustasi.
'Kau tidak salah. Aku yang salah karena lebih memilih untuk menyembunyikan semuanya kepada-mu. Aku tidak ingin merepotkan diri-mu karena penyakit-ku. Aku tidak ingin kau dan anak kita bersedih kalau aku pergi meninggalkan kalian bertiga. Aku mau kalian bertiga hidup bahagia tanpa diriku. Aku tidak mau membebankan kalian bertiga yang seharusnya sudah menjadi kewajiban-ku dalam mengurus dan merawat kalian bertiga.'
"Jawab Njun! Kenapa kau diam saja?!" Teriak Jeno yang sudah habis kesabaran-nya atas kebisuan Renjun, seraya menggoyangkan tubuh Renjun.
"Maaf Jeno. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa kembali kepada-mu. Aku tidak bisa mengembalikan keluarga kecil kita lagi. Kita sudah berada di jalan yang berbeda. Kau yang sudah memiliki keluarga kecil-mu bersama Jae--"
"Aku tidak mencintai Jaemin!" Potong Jeno, seraya berteriak frustasi.
Renjun sempat tertegun atas pengakuan Jeno, yang mengatakan kalau dia tidak mencintai Jaemin. Kalau dia tidak mencintai Jaemin? Untuk apa dia menikahi Jaemin.
"Aku tidak mencintai Jaemin, Njun! Hanya kamu wanita yang aku cintai! Walaupun kau bukan cinta pertama-ku. Tapi kau berhasil menjadi cinta terakhir-ku! Hati-ku sudah tertutup untuk wanita lain." Sambung Jeno.
"Jeno, jangan bercanda. Kau mencintai-nya Jen. Kalau kau tidak mencintai-nya, kau tidak mungkin menikahkan-nya." Ujar Renjun, memperingati Jeno.
"Aku terpaksa menikahi Jaemin. Aku di paksa oleh Appa dan Eomma-ku. Mereka memaksa-ku untuk menikah dengan Jaemin, sebelum mereka pergi meninggalkan diri-ku. Aku terpaksa karena Logan dan Ayden membutuhkan figure seorang ibu. Jadi Aku terpaksa menikahi dia Renjun! Aku menikahi dia supaya Ayden dan Logan ada yang merawat. Aku menikahi dia hanya karena paksaan! Aku telah menjadi orang jahat karena diri-mu! Aku mempermainkan hati seorang wanita, juga mempermainkan ikatan suci pernikahan karena kau" Sentak Jeno, yang sukses membuat Renjun bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD MOTHER - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!