Sebuah Usaha Mencintai [TAMAT]

19. Hari Ospek

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan Lupa Jadikan Al-Qur'an Sebagai Bacaan Utama💚
___________________________________________

Hargai Karya Author Dengan Cara
👇

*Vote

*Tandai Typo

*Dan Komen Yang Membangun

*Dipersilahkan Juga Bagi Kalian Yang Mau Share Quote Atau Adegan Apapun Dari Cerita Ini Jangan Lupa Tag Instagram Wattpadnya @bynursakinah dan Judul Ceritanya dengan hastag #sebuahusahamencintai
Author tunggu ya!💕

*Jika Berkenang Boleh Nih Follow Akun Wattpad Dan Akun Instagram Author Juga
@nrskynah_

Terimakasih♡
Salamat Membaca!

Sebuah Usaha Mencintai

Karya
bynursakinah

🌹🌹🌹

"Selamat pagi semuanya." suara sapaan Mc ospek dengan senyumannya yang mengarah pada seluruh mahasiswa baru.

"Pagi kak!"

"Kurang Semangat!"

"SELAMAT PAGI!"

"PAGI KAK!"

MC itupun tersenyum mendapat respon yang baik dari para MABA. "Baiklah, karena sang presma kita sudah datang, ia akan menyampaikan sesuatu kepada kalian semua."

Kini tatapan semua Mahasiswa Baru tertuju pada sosok pria yang sekarang sudah berdiri tegak diatas forum.

Seorang pria dengan hidung mancung, bermata tajam dan bertubuh jangkung yang berbalut almamater kebanggaan kampus.

Semua Maba kini fokus mendengarkan kata-kata sambutan dari seorang Presma didepan. Walaupun lebih banyak kaum hawa yang memandang dari pada mendengar ucapannya karena begitu terpikat dengan ciptaan Tuhan hampir mendekati kata sempurna sebagai seorang laki-laki.

Lain hal nya dengan dua orang gadis yang berada di barisan paling belakang. Satunya hanya menunduk dan fokus mendengarkan, sedangkan gadis yang satunya lagi menganga tak percaya dengan perasaannya yang begitu bahagianya. Mereka tidak lain adalah Syifa dan Tyas.

Kini tangan Tyas bergerak menyentuh pundak Syifa dengan perasaan yang masih membuatnya tak percaya. "Fa! Syifa..." panggilnya.

Syifa mengendus kesal merasa terganggu karena ia begitu fokusnya mendengar sang presma berbicara. Dengan keterpaksaan iapun berbalik menatap sahabatnya dengan alis terangkat. "Kenapa Tyas?!" tanyanya begitu kesal.

Tyas menyengir melihat ekspresi yang ditunjukan sahabatnya. "Hehe ... Kamu tau nggak--"

"Kagak!"

"Ish! Syifa kebiasaan! Kan aku belum selesai ngomongnya jangan dipotong dulu!" kini giliran Tyas yang kesal sendiri. Syifa hanya menghela napas menatap kearah sahabatnya.