Acara itu tentu saja jadi panggung buat Luna sama Sagara. Mereka jadi topik pembicaraan selama acara berlangsung. Rena adalah salah satu oknum kompor pas ngeliat 3 orang dari agensi sebelah.
"mas aku boleh kompor nggak sih?" celetuk Rena yang membuat Yogi mengangkat alisnya.
"siapa-ah tentu boleh adik cantik. Pamerin biar tambah kebakaran sana aku dukung." Yogi paham maksud Rena setelah melihat sudut ruangan tempat berkumpulnya 3 orang yang pernah ragu pada pernikahan Aluna dan Sagara.
"mau kemana?" Luna bertanya saat melihat Rena yang menjauh dari mereka.
"karena kamu nggak mau pamer jadi biar itu jadi tugas pacar aku. Kamu terima beres aja udah." Yogi menunjuk Rena yang udah nyamperin 3 orang tamu khusus disana.
"halo tamu terhormat, gimana acaranya suka?" sapa Rena.
"ini sebenernya acara natal tahunan apa acara buat pamer?" dengus Arka.
"acara natal tahunan, bedanya kan sekarang ada tambahan karyawan kayak kalian jadi ya anggap aja penyambutan buat kalian." Rena mengendik cuek.
"kenapa Luna nggak pernah bilang kalau dia udah bersuami? Kakak bilang dia baru punya pacar." Deryl ikut nambahin.
"emang harus diumbar? Lo aja yang kepedean." sarkas Rena.
Yura cuma diem lalu jalan ke arah Luna. "lo cuma mau pamer kan? Mentang-mentang suami lo kaya terus lo seenaknya sama kita."
"apaan sih? Gue enggak pamer, yang kompor kan sekretaris suami gue jadi kenapa lo marahnya ke gue?" Luna berujar kalem.
"lo harusnya inget siapa lo dulu-"
"justru karena gue inget gimana usaha gue dulu makanya gue enggak pecat elo sama pacar lo itu. Perlu diinget lo itu kerja di perusahaan Abi jadi jangan seenaknya ngamuk." Potong dan sentak Luna pada ucapan Yura.
"yuk sabar yuk, kamu balik deh kesini." Yogi berujar kemudian melambai pada Rena yang kemudian mendekat padanya.
"lo berubah Lun, elo udah beda dari Luna yang gue kenal dulu. Lo tega sama gue."
Helaan nafas keluar dari mulut Luna, perempuan itu juga melambai pada Deryl dan Arka untuk mendekat pada mereka. Sementara Sagara yang baru kembali dari ambil minum juga heran karena 3 tamu spesialnya udah kumpul bareng.
"ada apa, kok ngumpul gini?" Sagara mengernyit heran.
"Abiyaksa sayangku, semisal nanti aku dikejar paparazi jangan heran ya." pesan Aluna.
"kenapa sih?" Sagara bertanya pada 2 skretarisnya namun dijawab gelengan.
"ngapain Lun? Mau pamer lagi kamu udah punya-" ucapan Yura terpotong bentakan Luna.
"aku punya apa! Kenapa emangnya kalau pamer? Bilang aja iri karena lo cuma bisa dapet mantan gue. Mulai nyesel ngerebut cowok orang? Jangan nyesel cantik, kalau elo nyesel kasihan cowok lo udah ninggalin gue demi lo eh elo nya begini." ucapan sarkas Luna beneran ngagetin.
"mas aku nyesel deh kayaknya ngomporin dia." celetuk Rena lirih.
"diem dulu, kamu sih yang mulai." sahut Yogi nggak kalah pelan.
"gue maafin kelakuan lo kok kita dulu deket iyakan? Tapi maaf perlu elo tau, gue orangnya dendaman." Luna ngomongnya kalem tapi Yogi berani bertaruh dia bisa liat aura kelam dari gadis itu.
"udah Al..." ucapan Sagara nggak digubris Luna.
"kalian juga! Sama buayanya, kok bisa gue bucin ke elo ka? Beneran bersyukur gue putus dari elo. Satu lagi, buat lo nih anak baru. Udah gue bilang dari awal gue punya pacar, berarti gue punya pasangan. Jadi stop deh ya deket ke gue." tutur Luna seperti memarahi anak kecil.
"iya mereka paham, nih minum dulu abis itu kita pulang." Sagara menyodorkan gelasnya pada Luna.
"uppss... Indirect kiss?" katanya nyesel tapi Rena tetep kompor.
"kenapa harus pake perantara? Biasanya juga kamu tahu kita begini kan?" Sagara berujar pada Rena kemudian sengaja mencium Luna di depan 3 orang tamu spesialnya yang sama syoknya.
Chuu~~
"assa gue dapet moment uwu bahagianya diriku."deklar Rena terlihat bangga.
"kenapa begini banget sih cewek gue?" jengah Yogi dengan kelakuan Rena. "oh iya buat lo ada tambahan, Rena calon gue jadi jangan sok genit ke dia." tuding Yogi pada Deryl yang makin menunduk.
Keributan itu tentu jadi tontonan para karyawan lain. Apalagi Sagara dan Luna yang berciuman membuat beberapa karyawati disana menjerit sembari bersemu malu.
"yuk pulang yuk, kalian juga jangan mempermalukan diri sendiri." Sagara mengajak Luna yang masih berusaha menenangkan dirinya supaya nggak meledak lagi.
"ya ayo! Capek aku fake smile terus." sahut Luna.
"iya yuk, nggak usah cemberut gitu jelek kamu." Sagara berjongkok di depan Luna.
"apaan sih?"
"tinggal mau apa enggak, nggak usah nolak mumpung aku yang nawarin nih." Sagara mempertahankan posisinya.
"tapi kan aku pake dress bi, masa iya-"
"ck.. Udah kan yuk naik kita jajan eskrim." Sagara menempatkan jasnya dibahu Aluna yang membuat gadis itu tenggelam kemudian bersiap menggendong gadis itu lagi.
"Abi..."
"iya-"
Chuu~~
"makasih udah jadi suami terbaik, sayang kamu banyak-banyak hari ini, besok, dan seterusnya." Luna memberi kecupan kecil dipipi lelaki 31 tahun itu setelah berada dipunggungnya.
"ayo pulang, elah malah tebar uwu. Muntah pelangi nih gue." Yogi berujar jengah.
"iri? Lah pacarnya dicium juga nggak bakal nolak." saran Sagara sebelum berlalu membawa Aluna dipunggungnya tanpa perduli pandangan beberapa pegawainya.
"mukanya nggak usah sok sebel gitu, nyesel kan rebutan cowok sama Luna?" ledek Rena. "Luna udah move on jadi nikmatin aja rasa sesal lo sekarang." lanjut perempuan itu.
"lah ini juga, udah nggak usah ngeledekin. Kalian juga deh balik daripada jadi bahan gunjingan." ucap Yogi mendekap Rena kemudian menyusul 2 orang lainnya pergi.
Yaaah nggak ada yang tau takdir kan? Nggak semua yang diselingkuhin pacarnya bakalan sedih terus-terusan. Nggak ada juga yang tahu kalau cewek yang pernah diselingkuhin bakal jadi badgirl dan dapet badboy lagi. Anggap aja Luna harus sedih sama sakit hati dulu sebelum dapet orang tepat buat ngebahagiain dia.
This is ending guys...
Thanks for your vomment sorry if the ending out off your expectationLeast but not last see you in my next story
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Happiness
Short Story"nikah yuk!" "lah apaan nih cewek tetiba ngajak nikah dipinggir jalan?" "ayo aja saya sih." "galau boleh boss tapi jangan asal setuju aja." "diem kamu." SoobinxArin pict © pinterest