5 bulan setelah dikejar wartawan masalah nikah dadakan yang berakhir dengan konferensi lagi, sekarang masalah muncul dari agensi yang menaungi Aluna. Agensi model itu menuntut sejumlah ganti rugi karena beberapa skandal yang muncul setelah Aluna mengakui lebih dulu menjalin hubungan dengan Sagara saat penjelasan kenapa dia bisa menikah dengan sang CEO.
Tujuan Aluna mengatakan demikian karena dia nggak mau merusak karir Yura dan Arka. Gadis itu paham sulit bagi mereka untuk membangun karir jadi Aluna memutuskan menjadikan dirinya sebagai pihak yang berbohong.
"tuntut aja kenapa sih? Mereka yang salah kenapa kamu yang harus ganti rugi?" protes Sagara.
"jangan, saya tau persis gimana agensi itu berkembang. Walaupun baru setahun kerja tapi saya paham nggak mudah untuk sampai titik ini. Apalagi saingannya kayak bapak." tolak Aluna.
"harusnya kamu bilang ke saya kalau begini jadinya." Sagara kembali berujar. Bukannya dia nggak tau keputusan Aluna, cuma cewek itu berhasil ngeyakinin Sagara nggak bakal ada masalah yang muncul setelahnya. Tapi nyatanya pihak agensi Luna justru merasa dirugikan dengan pengakuan cewek itu.
"maaf pak..." ucap Luna lirih.
"bukan kamu yang salah, ini salah agensi kamu. Udah pindah aja ke agensi di perusahaan saya. Dari awal saya nggak nganggep agensi kamu kompetitor karena emang nggak sepadan levelnya sama agensi modelling saya." putus Sagara.
"tapi gimana kalau saya di denda karena nggak nyelesaiin kontrak kerja pak?" kalau lagi debat begini Luna udah paham bujukan apapun nggak akan mempan untuk seorang Sagara Abiyaksa. Anggaplah jalan 7 bulan terakhir ini hubungan mereka udah masuk tahap paham sifat masing-masing.
"kita ajak ketemu boss kamu, saya pengen tau alasan dia nuntut ganti rugi." tegas Sagara lagi. Kalau ada yang tanya dimana Yogi si sekretaris handal, dia lagi ngurus beberapa wartawan yang langsung menyerbu kantor begitu muncul berita tuntutan dari agensi Luna.
"besok aja kan? Ini masih pagi, bapak juga sibuk ngurus kerjaan." Aluna berusaha nego.
"habis makan siang kita ketemuan sama mereka, kamu hubungi aja mereka dan bilang kalau kamu mau nego soal ganti rugi." ucap Sagara, Luna lagi diskorsing ngomong-ngomong karena pengakuannya kemarin. Jadi kerjaannya selama 5 bulan cuma rumah sama kantor Sagara.
"pak..."
"ketemu nanti atau saya yang bakal tempuh jalur hukum buat mereka. Kamu terlalu nurut sama mereka Lun, jadi mereka seenaknya ke kamu, status kamu yang masih baru juga bikin mereka makin seenaknya sama kamu."
"udah jangan marah lagi, iya ketemu nanti nolak juga percuma kalau bapak tetep marah begini." Aluna udah menautkan tangan mereka.
"mereka nggak boleh semena-mena sama kamu selama ada saya. Enak aja mau main-main sama saya." aura Sagara terlihat gelap.
"boss, wartawan udah sebagian pergi." Yogi masuk ruangan dengan tampilan kusut.
"hari ini jadwal gue apa?"
"rapat sama bagian keuangan buat nentuin anggaran belanja, terus ada acara fashion nanti malem sekalian makan malam sama direktur agensi." Yogi membuka jadwal Sagara di tabletnya.
"berarti siang ini nggak ada jadwal kan?" yang disahuti gelengan. "bagus, buat janji ketemu sama agensi dia. Hubungi pihak agensi kalau bisa sekalian suruh bawa surat pembatalan kontrak." lanjut Sagara.
"loh katanya tadi mau nego kok jadi mau batalin kontrak saya?" Aluna berujar nggak terima.
"kali ini turutin saya, masalah denda biar saya yang urus. Kamu perempuan saya dan kamu tahu saya risih kalau ada yang ganggu kamu jadi diem aja biar saya yang bertindak." ucapan Sagara lebih ke perintah daripada permintaan.
"tapi nggak perlu batal kontrak, saya ngapain dong kalau kontraknya bapak batalin? Masa iya nggak kerja, bapak mah gitu." Aluna masih nyegah Sagara biar nggak batalin kontrak kerjanya dia.
"nanti malam saya kan ketemuan sama direktur di agensi jadi kamu ikut biar saya omongin ke dia kalau kamu butuh kerjaan oke." tawar Sagara.
"ck... gampang banget kayak nya nyari kerja kalau sama bapak. Nanti saya dikira manfaatin jabatan bapak lagi."
"yaudah biar nggak dianggap begitu kamu ikut audisi, tapi setuju batal kontraknya. Lagian saya jadi lebih mudah mantau kamu kalau kerja di agensi perusahaan saya." Sagara paham Aluna ini tipe pekerja keras yang nggak mau ambil jalan mudah.
"janji ya, jangan bilang saya istri bapak tapinya nanti mereka langsung lolosin saya lagi kalau tau status saya." Aluna mengulurkan kelingkingnya.
"iya sekarang kamu mau ngapain? Saya masih ada kerjaan setelah itu kita ke agensi kamu."
"kak Yogi nggak dibutuhin kan disini? Beli jajan sama aku yuk." dasarnya masih 20 tahun jadi kek bocah pengennya jajan melulu.
"lah aku kan kerja Lun, emang gapapa gue nemenin dia bi?" Yogi yang tadi sibuk re-check jadwal kerja Sagara beralih pada pak boss.
"mau jajan apa? Masih jam 10 pagi wartawan itu juga belum pada pergi kan sebagian? Udah delivery aja makan disini." ucap sagara tanpa menatap lawan bicaranya.
"mau coklat, mau keripik, mau kopi, mau crakckers, mau biskuit, mau-"
"stop! Bilang sama sekretaris depan biar dia yang beli." titah Sagara.
.
.
."udah kan, nanti malem kita bahas kontrak kamu sama agensi punya saya." Sagara berujar setelah pertemuan mereka dengan pihak agensi yang menaungi Aluna.
"haaah gampang banget ya kayak nya batalin kontrak." Aluna nggak tau mesti seneng apa sedih.
"Luna! Kamu batalin kontrak? Kenapa nggak jadi model lagi, terus aku gimana dong kalau kamu nggak kerja disini lagi?" Yura muncul menghampiri 3 orang itu di lobby.
"lah korelasinya sama aku apa? Kerja juga individu kenapa panik banget aku nggak kerja disini?" heran Aluna.
"ya kan..."
"bukannya kamu jadi bebas kalau mau pacaran sama Arka? Udah putus juga aku sama dia." cuek Aluna.
"bukan itu..."
"iya juga gapapa, aku duluan ya bye Yura." Aluna sengaja mendekap lengan Sagara supaya Yura sadar bahwa gadis itu udah move on.
Enak nggak punya suami CEO? apapun diturutin kan... 😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Happiness
Conto"nikah yuk!" "lah apaan nih cewek tetiba ngajak nikah dipinggir jalan?" "ayo aja saya sih." "galau boleh boss tapi jangan asal setuju aja." "diem kamu." SoobinxArin pict © pinterest