Seminggu lagi natal dan Sagara masih sibuk aja. Bukan cuma Sagara tapi Aluna juga, perempuan itu ada jadwal runaway buat fashion pas natal dan kagetnya ternyata Sagara adalah salah satu tamu penting disana. Kirain Luna suaminya itu nggak punya usaha soal fashion ternyata ada juga. Pantes closet di penthouse pakaian brand semua.
"hei selamat ya, kamu cantik tadi." bisik Sagara pas di backstage. Lelaki itu emang baru kali ini ngeliat suasana backstage pas ada acara fashion.
"astaga ngagetin deh. Aku kaget lho kamu ada dibarisan depan tadi." aku Luna.
"maaf nggak pernah ngomong sebelumnya, oh ini buat kamu." Sagara memberikan buket bunga yang sedari tadi ia pegang. Juga boneka yang dibawa bodyguardnya.
"makasih sayang..." Luna emang jarang dapet hadiah, bisa dibilang nggak pernah malahan.
"gue juga pengen..."
"sial udah suami kaya romantis lagi kan, pengen nikung tapi kayaknya lakinya bucin."
"seleranya pak boss yang gemesin beda sama gue kalau kata orang kek lidi berjalan."
Beberapa celetukan itu terdengar dari para model yang juga ikut acara runaway tersebut. Boleh nggak sih Luna merasa besar kepala karena beruntung bisa dapetin Sagara? Jangan tanya kemana Yogi si sekretaris andalan. Dia lagi proses bucin ke Rena yang bulan lalu mulai ngeiyain ajakannya pacaran. Jadi beberapa hari ini setelah pulang kerja Yogi sama Rena langsung tancap gas buat kencan dan Sagara paham itu.
"kamu biasanya kalau natal ngapain?" Sagara berujar ketika mereka balik ke penthouse.
"biasa aja sih, ke Gereja buat doa terus pulang ngabisin liburan bareng coklat panas dan film yang biasanya ada di liburan natal sama tahun baru." Aluna emang nggak pernah pergi kemanapun kalau jadwal kosong. Orangtuanya yang pisah pas dia masih sekolah dasar bikin dia males buat sekedar nyamperin paling cuma tukar kabar aja.
"nggak ngabisin waktu sama keluarga? Ayah sama ibu kamu kan pasti juga kangen sama kamu." Sagara heran aja selama ini Luna selalu enggan buat cerita soal keluarganya.
"mereka udah ada keluarga baru, masih telfonan kok walaupun nggak sering. Males aja harus adaptasi sama banyak orang baru." yang Luna maksud itu suami dan istri dari masing-masing orangtuanya.
"berarti pas kita nikah kamu juga nggak kasih tau dong?" yang dijawab gelengan.
"aku cuma ngabarin kalau udah nikah, mereka juga taunya pas ada konferensi pers waktu itu." Luna agaknya males bahas masalah keluarganya.
"dan mereka setuju?"
"mau gimana lagi? Toh kita udah nikah dan keluargaku tau siapa kamu ya mereka gampang aja setuju. Bahkan mungkin mereka merasa udah nggak ada tanggung jawab lagi buat ngerawat aku." sahut Luna datar.
"kamu nggak benci sama mereka kan?" Sagara memastikan.
"emang boleh? Katanya benci sama orangtua itu dosa, jadi ya anggep aja mereka sengaja kirim aku ke panti asuhan biar nggak ngerepotin. Udah hampir 20 tahun aku hidup tanpa keluarga yang utuh. Awalnya aku ikut ibu tapi pas dia nikah aku dikirim ke ayah dan waktu aku masuk sekolah menengah ayah nikah lagi terus ngebiarin aku tinggal di apartement." Luna beneran seenteng itu ngomongnya.
"yaaah seenggaknya mereka masih bisa kamu sentuh dan liat." sahut Sagara sendu.
"apaan sih malah ngomongin itu, satu lagi kamu nggak sendiri sekarang. Ada aku yang bakal jadi temen kamu kapanpun itu, jadi semisal kamu lagi ngerasa kesepian obrolin ke aku. Jangan diem aja di tengah ruang tamu tanpa nyalain lampu."
"kok kamu-"
"yaaah itu juga yang sering aku lakuin, bedanya aku lebih suka ngeluapin semuanya lewat tangisan." aku Aluna. "kamu pikir kalau lagi senggang terus aku nonton drama sad genre buat apa emang? Sekalian nangisin hidup lah bi..."
"jadi film yang sering kamu tonton pas aku kerja itu cuma buat alibi?" tanya Sagara yang diangguki perempuan itu.
"besok aku masih ada jadwal terakhir sebelum beneran libur." ucap Aluna kemudian.
"sama siapa?"
"sama model junior, paling sore udah selesai." ucap Luna lagi.
.
.
."apaan nih? Biasanya nggak se gloomy ini suasananya, lo sakit apa gimana?" Yogi merasa aneh pas masuk ruangan boss nya dan nemuin Sagara lagi ngelamun.
"enggak, laporannya udah selesai tuh ada yang harus gue kerjain lagi nggak?" Sagara berujar setelah menghela nafas.
"nggak ada, jadwal lo kosong hari ini karena 3 hari lagi kan lo ambil cuti." Yogi hafal kalau Sagara bakal ambil cuti tahunan selama seminggu sehari sebelum natal sampai awal tahun baru.
"boleh pulang nggak? Bukan pulang, gue mau nyusul Luna." ralat Sagara.
"lah ngapain izin segala, biasanya juga langsung pergi. Kenapa sih? Berantem lo sama nyonya?" yang disahuti gelengan.
"gue duluan kalau gitu, semisal ada jadwal dadakan bilang aja gue lagi ada urusan oke. Bye Gi, titip kantor ya." pamit Sagara menyambar jas dan kunci mobilnya kemudian berlalu.
"kenapa sih? Nggak biasanya dia begitu." monolog Yogi merasa ada yang salah dari bossnya itu.
.
.
."oke kita istirahat dulu." ucap salah satu staff setelah sesi pemotretan selesai.
"mau saya ambilkan makanan nona?" tawar satu bodyguard yang mengawal Aluna.
"boleh deh, aku juga laper nih." Ujar Aluna ke bodyguardnya itu.
"Lun, dicariin tuh." tunjuk satu rekannya pada Sagara yang celingukan.
"kak..." belum juga Luna manggil Sagara, dia udah diinterupsi sama Deryl si cowok yang terkenal buaya.
"iya kenapa?" Aluna sebisa mungkin bersikap biasa.
"pulang kerja jalan yuk." ajak Deryl.
Sebenernya Luna udah nggak mau nerima tawaran kerja ini karena tau partnernya Deryl, tapi sayang aja kalau yang biasanya kerja tetiba nganggur jadi Luna terima aja tanpa bilang sama Sagara. Taunya Sagara malah nyamperin.
"aduh nggak bisa kayaknya, udah disamper tuh." tunjuk Luna pada Sagara yang nyamperin dia.
"udah kelar, apa baru istirahat?" tanya Sagara pas udah disamping Luna, jangan lupain tangannya yang langsung mendekap pinggang perempuan itu.
"baru istirahat, ngapain kesini tumben?" Aluna berujar was-was.
"nggak ada, jadwal aku kosong jadi ya nyusulin kamu aja. Ternyata kamu lagi dipepetin sama dia." Sagara mengeluarkan aura gelapnya.
"masih pacaran kan? Bisa kali gue tikung." percaya diri sekali tuan Deryl ini.
"mau nggak?" Luna mengalihkan perhatian Sagara dengan menawarkan snack yang baru ia terima dari bodyguardnya.
"enggak, kamu dapet darimana?" Sagara mengernyit heran.
"tuh, selain sama dia kan aku juga kerja bareng idol jadi fans idol selalu kirimin begitu sebagai dukungan mereka." tunjuk Luna pada truck dengan poster salah satu idol.
"kenapa kamu nggak dapet juga?"
"aku cuma model Abi, ngapain juga dapet begituan. Nggak banyak juga yang kenal aku." Luna berujar cuek.
"ayo kita mulai lagi..." seruan fotografer membuat Luna memberikan snacknya pada Sagara.
"nih dimakan aja, aku kerja dulu sayang." ujar Luna kemudian bergabung dengan beberapa model lainnya termasuk Deryl.
"ck... Tau gitu nggak saya izinin kamu kerja hari ini kalau barengan sama dia." gerutu Sagara pas ngeliat Luna dipasangin sama Deryl.
"tenang pak, dari tadi nona Aluna nggak nanggepin ajakan orang itu kok." lapor bodyguard yang sedari tadi berdiri disampong Sagara.
"bagus deh, kita cari tempat duduk lah." ujar Sagara kemudian berjalan menuju bangku kosong khusus staff. Nggak ada lah yang berani ngelarang, bisa dibubarin kalau cuma masalah duduk aja dilarang.
Panas...panas...panas hati Sagara 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Happiness
Conto"nikah yuk!" "lah apaan nih cewek tetiba ngajak nikah dipinggir jalan?" "ayo aja saya sih." "galau boleh boss tapi jangan asal setuju aja." "diem kamu." SoobinxArin pict © pinterest