Happy reading 🌻
__________
Hari ini adalah hari libur untuk mahasiswa maupun dosen. Pak Azka berniat untuk menengok Agatha di rumah sakit dengan membawakan nya buah-buahan.
Tadinya pak Azka disuruh Agatha agar membawa jajanan kesukaan Agatha yaitu mie ayam, tapi bundanya agatha melarangnya, dan sebagai gantinya ia membelikan buah-buahan.
Sesampainya di rumah sakit. Ia berjalan menuju ruang rawat Agatha.
Ceklek, suara pintu dibuka oleh Pak Azka.
Saat itu Agatha sedang rebahan, ditemani oleh leo adiknya.
"Pagi Agatha, leo," ucap pak Azka tersenyum lebar.
"Wah firasat gue nggak enak nih," batin Agatha.
"Ehem, mana mie ayamnya?" tagih Agatha kepada pak Azka.
"Nih," ujar pak Azka memberikan satu paket pastel buah.
"Ih, kok nggak ada mie ayamnya," ucap Agatha mengecek isi di dalamnya.
"Emang nggak ada," ucap pak Azka santai.
"Ihh ... kan saya tadi bilang kalo mau jenguk harus bawa mie ayam," rengek Agatha.
"Ihh ... gumus deh," ucap pak Azka mencubit pipi Agatha yang membuat sang empu kesakitan.
"Dah lah, gue ke kantin aja, cape gue liat dimana-mana banyak yang bucin, jiwa jomblo gue meronta-ronta nih,'' batin leo akan berjalan menuju pintu.
"Mau kemana kamu?" tanya agatha,.
"Mau makan, bentar," jawab leo nyelonong pergi.
"Tha," panggil pak Azka.
"Hmm," sahut Agatha yang sedang memakan apel ditemani oleh Drakor nya.
"Kamu suka mie ayam atau saya? hm" tanya pak Azka.
"Ya jelas pilih mie ayam dong," sewot Agatha.
"Oh ... gitu," sahut pak Azka lesu.
"Kenapa Pak?" tanya Agatha melihat pak Azka muram.
"Gak apa-apa," ketus pak Azka.
"Ya siapa juga yang mulai duluan," sindir Agatha.
"Tau ah, saya mau pulang aja," ucap pak Azka merajuk.
"Yah, pak jangan tinggalin saya dong, temenin Pak," pinta Agatha.
"Temenin tuh sama makhluk astral," ucap pak Azka ketus.
"Y--ya jangan gitu dong Pak, saya kan bercanda, hehe," ciut Agatha jika berhubungan dengan makhluk².
"Boong ah, Agatha mah suka bohong," rengek pak Azka tak sadar air matanya menetes.
"Eh, Napa ni dosen?" heran Agatha.
"Pak, Bapak kenapa?" tanya Agatha.
"Atha jahat, hiks Atha gak mikirin perasaan Azka," ucap pak Azka layaknya anak kecil.
"Eh, yaudah sini peluk," ucap Agatha melihat Pak Azka seperti anak kecil tanpa memperdulikan umurnya, dan merentangkan tangannya ke arah Pak Azka.
Grep!
Pak Azka memeluk Agatha erat, ia takut jika gadisnya kenapa-napa.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka belum melepas pelukannya dan itu karena pak Azka.
"Udah ya peluknya," ucap Agatha sambil mengelus rambut pak Azka.
"Nggak, mau," ujar pak Azka mendusel 'kan kepalanya kepada leher Agatha.
Tiba-tiba, tamu tak diundang pun datang tanpa mengetok pintu, dan langsung membelak'kan matanya ketika melihat pemandangan yang ada di depannya. Mereka adalah tiga sahabat Agatha.
"KALIAN INI BERDOSA BANGET," teriak Hana menutupkan matanya menggunakan tangannya.
Cekrek, suara kamera yang berasal dari hp Lily
"Hmm," dehem Elena dengan mata tajamnya.
Saat itu Pak Azka masih di pelukan Agatha.
"Pak, peluknya udah, ya," ujar Agatha dengan keringat dinginnya.
"Nggak mau," tolak pak Azka.
"Ehem," dehem Elena, dan ditatap oleh Pak Azka. Dan langsung melepaskan pelukannya dari Agatha.
"Bapak ngapain peluk-peluk Agatha?" tanya Elena masih dengan tatapan tajamnya.
"Emang gak boleh?" ucap Pak Azka santai.
"Ya gak boleh lah, go-," ucap Elena terhenti karena tidak ingin berbicara kasar. Gini-gini juga Elena masih punya sopan santun, ya.
"Sabar El, sabar" ucap Hana menenangkan Elena.
"Agatha kenapa kamu tadi pelukan sama dia," ucap Lily memberi pertanyaan layaknya detektif yang sedang membuntuti pelaku.
"A--eh itu Li, tadi emm," ucap Agatha tidak bisa berbicara.
"Sudah terbukti El, ayo kita laporkan ke komandan," ucap Lily menatap Elena. yang dimaksud komandan adalah Bunda Agatha
"Heh, mau kemana?" teriak Agatha melihat punggung tiga orang temannya semakin menjauh.
"Ah, ini gara-gara Bapak nih," geram Agatha menyalahkan pak Azka.
"Tuh kan, Atha jahat lagi," ucap pak Azka kembali merajuk.
"Yasudah nanti kalo Agatha udah sembuh kita main di pasar malam gimana?" ujar Agatha mengelus rambut pak Azka kembali.
"Beneran?" tanya pak Azka.
"Iya beneran," ucap Agatha antusias.
.
.
selang setengah jam kemudian Pak Azka kembali normal. Ekspresi nya. yakali pak Azka LGBT amit-amit dah.Saat ini pak Azka sedang membujuk Agatha agar memakan bubur yang sudah berada diatas nakas. Tapi lagi-lagi Agatha menolak untuk memakan bubur tersebut.
"Ayo Tha satu suap aja," ucap pak Azka menyuapinya tapi ditolak olehnya.
"Nggak mau Pak, rasanya hambar," tolak Agatha.
"Nggak hambar kok Tha, itu cuman reaksi saat orang lagi sakit, jadi nafsu makan nya menurun," jelas pak Azka.
"Tetep nggak mau, Pak, pengennya mie ayam," ucap Agatha merengek.
"Iya makan dulu ini, nanti saya beliin sampe gerobaknya, kalo mau sama pabriknya saya beli," ucap pak Azka serius.
Gini nih kalo sultan beli mie ayam sampe pabriknya, jiwa miskin ku meronta-ronta~ author.
"Yakin bapak mau beliin saya satu pabrik mie ayam," kekeh Agatha.
"Ya yakin lah, udah makan dulu, ya," ucap pak Azka memberikan sesendok bubur ayam kepada Agatha. Tapi Agatha terus menolak.
"Atha, makan kalo nggak-," ucap pak Azka terpotong.
"Kalo nggak kenapa?" ucap Agatha jail.
Cup!
"Kalo nggak saya cium kamu," ucap pak Azka terkekeh melihat Agatha memetung bagaikan patung.
[jangan ditiru, oke]
setelah kejadian itu Agatha pun patuh dari pada ia kena Sambaran dosen buluk bagaimana jadinya nanti.
.
.
.-Tertusuk oleh kebucinan Agatha & Pak Azka-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Vs CEO
RomanceAgatha Putri Mahendra, mahasiswi yang berparas cantik yang bersekolah di universitas elit di kotanya. Kulit yang lembut, Surai rambut yang hitam legam, memiliki aura tersendiri baginya. Lantas siapa saja yang tidak tertarik oleh Agatha. Membaca Nove...