3.

921 89 3
                                    

Happy reading 🌻

______________

Sekarang Agatha berada di koridor, dikarenakan bel pulang sudah berbunyi.
Setelah itu Agatha mengabari ayahnya.

Ayah🤑

Yah, nanti pulang bareng, ya|

|Iya, nanti kamu tunggu di
  parkiran aja.

Oke, yah|

.
.
.
Hari pun semakin gelap, sekarang ia masih di universitas. Sekarang  menunjukkan pukul 19.57, ia masih setia menunggu ayahnya di parkiran, hati Agatha pun mulai tak tenang.

Ia berniat menghubungi ayahnya kembali, tapi nihil, hp Agatha kehabisan baterai. Sekarang ia harus bagaimana? Hari sudah semakin gelap, jalanan sepi, tidak ada taksi lewat, baterai hp habis, begini sekali nasib Agatha.

Secara tiba-tiba semua lampu universitas mati.

"Argghh! Bunda!"  teriak Agatha sambil menelungkupkan wajahnya, posisi nya seperti berjongkok.

"Hiks, Bunda. Disini gelap," ucap Agatha yang takut kegelapan, dan tak sadar air matanya menetes.

Tak! Tak! Tak!

Suara langkah kaki menghampiri Agatha.

"Huwaa, Bunda. Ada setan!" teriak Agatha.

"Ganteng gini di bilang setan," ujar laki laki tersebut yang tak lain adalah Pak Azka.

Agatha pun langsung mendonggak, melihat siapa yang ada di hadapannya itu.

"Loh, Pak Azka. Ngapain di sini?" tanya Agatha.

"Saya ngeberesin kerjaan saya lah, terus, kamu ngapain malem-malem di sini?" tanya pak Azka kembali.

"Itu...hiks, saya tadinya mau pulang bareng Ayah, tapi ngak dateng- dateng," jawab Agatha tersedu sedu, dan kembali menangis.

"Udah-udah, biar saya anterin," balas Pak Azka sambil mengelus lembut rambut Agatha.

"Beneran, Pak? Nggak ngerepotin nih," sahut Agatha menatap pak Azka.

"Iya, nggak pa-pa. Sekalian saya mau pulang," ucap pak Azka.

"Makasih, Pak," ucap Agatha tersenyum manis.

Deg! deg! deg!

Jantung pak Azka berdetak cepat.
.
.
Mereka sekarang berada di mobil milik Pak Azka.

"Udah?" tanya pak Azka.

"Udah." ucap Agatha singkat.

Tiba tiba pak Azka menatap Agatha, lalu, mendekatkan badannya ke arah Agatha, dan kemudian..."Sret."

Pak Azka hanya menarik seat belt/ sabuk pengaman mobil. Wajah Agatha pun semu memerah seperti jambu.
Beginilah ekspresi wajah Agatha: 😳

"Tha, kamu kenapa?" tanya pak Azka.

Agatha yang mendengar ucapan Pak Azka pun kembali tersadar.

"Ah, gak papa, pak," ujar Agatha.
.
.
Mereka pun sampai di rumah Agatha.

"Makasih, Pak," kata Agatha.

"Iya, sama sama," jawab Pak Azka.

"Yaudah, saya pamit, ya," pamit pak Azka.

"Nggak mau mampir dulu, Pak?" tanya Agatha.

"Ah, nggak usah, makasih. Yasudah saya pamit pulang dulu, ya," ucap Pak Azka sambil tersenyum.

"Hati-hati, pak," ucap Agatha dengan nada yang setengah tinggi.

Agatha pun masuk ke dalam rumah.

"Bunda. Atha, pulang!" lontar Agatha.

"Nak, kenapa pulangnya malem?" tanya bunda panik, kepada Agatha.

"Emm...itu Bun, Atha tadinya mau pulang bareng ayah, tapi ayahnya gak dateng-dateng. Atha tungguin sampe magrib, tapi masih ngak ada, untung aja masih ada Pak Azka di kampus," ungkap Agatha panjang lebar.

"Oh...gitu, biar bunda kasih pelajaran ke ayah," ujar bunda sambil mengusap ngusap rambut Agatha.

"Eh, nggak usah, Bun," ucap Agatha menenangkan bunda.

"Yaudah, kamu ke kamar aja, sana" titah bunda kepada Agatha.

Agatha pun sampai di kamar, kemudian mandi, setelah itu kembali ke kasur.
.
.
.
Pagi hari pun tiba.
Sekarang Agatha bangun pagi, karena hari ini ia tidak ingin telat untuk ke kampus.

∆∆∆

"Loh, tumben, Atha bangunnya pagi," ujar bunda yang sedang menyiapkan sarapan.

"Ada kelas pagi, Bun," ungkap Agatha.

"Yaudah. Atha, pamit ya, Bun," pamit Agatha.

"Loh, nggak sarapan dulu?" tanya bunda.

"Nggak ah, nanti Agatha takut telat," tolak Agatha.

Agatha pun pamit kepada bunda, setelah itu memberhentikan taksi di depan komplek perumahan nya.
.
.
Di sepanjang jalan Agatha terus mendumel, melihat jalanan yang di padati oleh kendaraan lainnya.

"Hais, kenapa pagi-pagi udah macet, sih," dumel Agatha.
.
.
Agatha pun sampai di kampus, dan langsung berlari menuju kelasnya.

Setelah Agatha sampai di kelasnya, Agatha langsung mengetuk pintu, karena pasti sudah ada dosen di dalam nya.

Tok! tok! tok!

Agatha mengetuk pintu

"Permisi?" ucap Agatha sambil membuka pintunya.

"Maaf, Pak. Saya telat," ungkap Agatha sambil menunduk.

"Anak-anak, saya tadi bilang, jika ada yang telat maka...?" ucap pak Azka menggantungkan pertanyaannya.

"HARUS DI JEMUR DI LAPANGAN!" ucap semua mahasiswi yang pasti punya dendam kepada Agatha.

Ketiga teman Agatha semua membelak kan matanya mendengar hukuman tersebut.

"Silahkan kamu tutup pintu dari luar, kemudian tunggu sampai istirahat," ucap pak Azka datar.

Agatha yang mendengar itu langsung mengerti apa yang dimaksud pak Azka.

Agatha langsung menutup pintu dari luar, kemudian berjalan menuju lapangan, lalu berdiri di hadapan tiang bendera yang sudah tertera di sana.

"Argghh, kalo tau gini, mendingan gue diem aja di rumah. Dasar dosen buluk, gue cuman telat sepuluh menit malah disuruh dijemur di sini. Emang gue ape gitu, awas aja tuh dosen gue tandain muka Nya, sekalian aja tandain nya pake Pilok tuh, huh," dumel Agatha panjang lebar.

Hari semakin panas, dengan keringat bercucuran di tubuh Agatha.

"Kapan sih ini istirahat nya?" ucap Agatha lemas.

Kringgg, bel istirahat pun berbunyi.

Bruk!

Agatha terkujur pingsan di tempat.
.
.
.
Gimana nih, suka gak?, yuk simak kembali cerita nya, saran juga boleh di kolom komentar.

⭐satu aja.

⭐satu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dosen Vs CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang