"Aku kira aku sudah cukup terluka, tapi ternyata masih ada luka yang akan datang berikutnya"
Natara
***
Mereka benar-benar menjaga jarak, baik Cleo maupun Nata. Saat berpapasan di koridor, kantin, maupun di manapun itu mereka seperti tidak saling mengenal. Tapi, melihat Cleo yang begitu tidak peduli itu membuat dada Nata sesak seketika. Apalagi melihat Cleo yang sangat dekat dengan Grasia membuat rasa ketakutan Nata semakin besar.
Nata menatap nanar Cleo yang baru saja melewati dirinya, Nata berhenti dan menatap punggung Cleo yang sudah bersama Grasia. Iya, dia menghampiri Grasia saat ini. Baru satu hari saja rasanya sudah semenyakitkan sekarang. Nata melihat betapa serasinya melihat mereka meski Nata sangat benci mengakui fakta itu.
Nata pulang dengan tubuh dan hati yang lelah, dia butuh tempat sandaran saat ini. Dia membuka pintu besar itu, rasanya sama saja. Rumah itu sunyi seperti biasanya. Lihatlah, bahkan di rumah sekalipun Nata tetap sendirian.
Nata menghempaskan tubuhnya ke atas kasur hendak tidur, namun sebuah panggilan mengganggunya. Nata mengabaikannya beberapa kali hingga dia dengan malas menerima panggilan itu karena orang tersebut tidak berhenti menelponnya.
Nata melihat nomor yang tidak dikenal, siapakah dia?
"Assalamu'alaikum Nata,"
"Wa'alaikumsalam, siapa?"
"Lo nggak nyimpan nomor gue?"
Nata melihat kembali nomor yang menelponnya, sepertinya dia sedikit familiar dengan angka-angka itu. Tapi tetap saja di tak tau, orang ini pikir dia peramal!
"Nggak, siapa sih? Gue matiin nih,"
"Ini gue Gemana"
"Kirain siapa, kenapa nelpon? Mau ngajak jalan?"
"Kok tau?"
"Sumpah lo mau ngajak gue jalan? Serius?" tanya Nata kaget.
Tentu saja dia kaget, entah angin dari mana dan mimpi apa gemana semalam hingga mengajaknya jalan saat ini.
"Serius lah, mau?"
Nata mengangguk antusias, sebab dirinya yang lelah ini butuh hiburan yaitu dengan jalan-jalan.
"Nat? Mau nggak?"
"Mau lah, kan tadi aku udah nganguk jawabnya,"
"Lo pikir gue bisa liat? Ini kita lagi pangilan suara bukan vidio call," ujar Gemana sambil memutar bola matanya malas di seberang sana.
"Hehe iya sih, maaf deh. Btw mau jam berapa perginya?"
"Jam 3 lewat 30 menit?"
"Oke, makasihhhhh"
"Buat?"
"Udah ngajak jalan, tau aja lo gue lagi bosan,"
"Sama-sama, gue tutup ya assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam,"
Panggilan itu teputus, Nata langsung melanjutkan aktivitasnya yaitu tidur. Hari ini hari jum'at jadi mereka pulang lebih awal hari ini. Sebab itu, Nata masih memiliki banyak waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya. Nata dengan senyumnya memejamkan matanya.
"Lo yakin mau gunain cara ini?"
"Iya gue yakin, gue nggak tau harus dengan cara apalagi Ghena."
![](https://img.wattpad.com/cover/281160806-288-k786708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Natara
ContoNata artinya pelindung Nama panggilan itu benar-benar cocok padanya karena dia selalu melindungi perasaan orang lain Tapi dia tak pernah benar-benar bisa melindungi dirinya sendiri Hubungan cintanya selalu membuatnya terluka Entah itu dengan pacarny...