Epilog

3 1 0
                                    

"Nata, ayo sarapan dulu,"

"Sebentar tante!" teriak Nata dari kamarnya.

Saat ini dia tengah bersiap-siap berangkat ke sekolah, setelah dirasanya sudah siap, Nata keluar dengan menenteng tas di pundaknya menuju meja makan.

"Seslamat pagi tante,"

"Pagi sayang,"

Nasi goreng yang lezat telah tersaji di atas meja, akhir-akhir ini tantenya ini rajin sekali memasak. Katanya biar suaminya nanti tidak kecewa pada masakannya. Setiapdia berkata seperti itu, Nata hanya menanggapinya dengan tawa kecilnya. Tantenya itu terus belajar dan sesekali menciptakan menu baru yang lezat. Awalnya masakan tantenya ini tidak enak, namun masih bisa dimakan. Jadi, masakannya memang tidak enak, tapi tidak terlalu buruk juga. Lalu kini, masakannya menjadi makanan favoritnya Nata. Berkat usahanya yang pantang menyerah, kini masakan tantenya begitu lezat dan pas. Perfect.

Ya, tantenya memang akan segera melangsungkan menikah. Usianya kini sudah menginjak 26 tahun. Dia adalah seorang pahlawan yang menyelamatkan Nata dari keterpurukan. Disaat semua keluarga Nata menolak mengambil hak asuh Nata. Tantenya yang bernama Hana Brishia ini malah dengan sukarela ingin mengadopsi Nata. Tidak hanya itu, bahkan tantenya membiayai pengobatan mental Nata ke psikiater. Lihat, Nata sudah dianggapnya anaknya sendiri bukan? Nata yang diperlakukan demikian selalu mengucapkan rasa syukurnya.

Hana menyendokkan beberapa Nasi goreng ke dalaml piringnya Nata, lalu meyendokkan beberapa juga pada piringya.

Nata tersenyum "Terima kasih, selamat makan."

Lalu kami pun makan bersama, sesekali berbincang dan tertawa saat cerita yang kami ceritakan terdengar lucu.

Kikkk! Kik! Kik!

Aku yang baru selesai memakan sarapanku langsung meminum susu dengan terburu-buru mendengar suara klakson itu.

"Pelan-pelan Nata nanti keselek, astagfirullah."

Nata hanya menyengir setelah susu itu tandas, "Nata pamit ya tante, Assalamu'alaikum." ujar Nata ambil menyalami tangan Hana.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya." ujar tantenya.

"Iya, Byeee." ujar Nata dengan tangan yang dia lambaikan.

Hana hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Nata yang menurutnya begitu menggemaskan. Gadis ceria sepertinya mengapa harus mengalami hal seburuk itu. Hana bersyukur Nata sembuh dengan cepat. Setelah mengalami ujian sebesar itu Nata harus bahagia.

"Buruan naik,"

"Ya sabar, tutup pagar dulu. Ngegas aja bawaannya kalau sama gue,"

"Lo kalau dilembutin ngelunjak,"

"Nggak kok, dih gue ini kan anaknya baik hati dan tidak sombong."

"Bhaahahahah, cukup sampai di situ aktingnya Aku ngga kuat."

"Selera humor Gema rendah banget ya, gitu aja ketawa." ujar Nata dengan wajah jahilnya.

Nata menaiki motor Gemana dengan tangan yang sudah dia lingkarkan di perut Gemana.

"Selera humor yang rendah membuat hidup aku tampak lebih bahagia,"

"Siap?"

Nata hanya mengganguk lucu sebagai jawaban.

"Bilangnya aja tampak lebih bahagia padahal mah emang hidup Gema selalu ngga ada beban,"

"Nata kalau ngomong suka bener. Tapi nggakpapa, biar jadi quotes buat para pembaca yang memiliki banyak beban."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NataraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang