Help

355 24 0
                                    

Dilirik yaa, itu ada Mathew Goode sebagai Ander,wuhuhu kharisma nya dapet banget hehehe.

---------

Hangat.

Sinar matahari.

Sejuk.

Udara pagi.

Harum.

Embun pagi.

Suasana pagi ini sungguh menyenangkan, tapi tidak untuk Davon.

Pria itu tak bisa tidur semalaman.

Ia hanya memikirkan Avena.

Perasaan nya mengatakan bahwa Avena sedang dalam bahaya.

Dan ia yakin akan hal itu.

Lamunan Davon terganggu oleh gaduh nya suara di luar. Cepat-cepat ia berlari, menuju pintu depan. Dan disana lah Elen berada. Wajah nya menyiratkan ketakutan. Oh tidak. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Hai El, ada apa kau kemari? Mari masuk." Davon mempersihlakan Elen masuk, tapi Elen terlihat enggan menerima ajakan nya. Sekali lagi, wajah Elen terlihat begitu ketakutan.

"Hei Elen, apa yang terjadi? Kau tampak pucat. Mau ku ambilkan minum?"

Elen akhirnya berbicara. Perlahan dan terbata-bata, "Da.. Dav.. Davonn.. A.. Av.. Avenaa."

Mendengar nama itu, kekhawatiran Davon semakin merebak.

"Ada apa dengan Avena? Ayo masuk, kau ceritakan di dalam," ajak Davon sambil membimbing Elen.

Tapi Elen menepis tangan Davon. Ia tampak belum menguasai diri nya. Davon yang sudah gemas, lalu mendesak Elen untuk berbicara.

"Elen, katakan padaku apa yang terjadi."

Diam.

"Elenn"

Masih tak berbicara

"ELEN!! JUST TELL ME WHAT'S GOIN' ON!!"

Davon kehilangan kendali.

Beruntung Elen sudah bisa menguasai diri nya.

"Kau tahu, pria yang mengaku sebagai kekasih Avena bernama Ander.."

Dengan tak sabar Davon menyela, "laluu?"

Elen tampak tersinggung karena pembicaraan nya di potong. Davon yang sadar hal itu lalu mendengar dengan sabar.

"Huhh.. aku melakukan pembuktian dengan Avena. Aku pikir aneh sekali bila Avena terus menerus mendapat mimpi seperti itu. Yang bahkan terlihat nyata. Akhirnya, kami memutuskan untuk tidur di rumah ku. Dan kau tahu? Avena sama sekali tidak bermimpi. Lalu aku putuskan kami akan tidur di apartement Avena. Dan tahu apa yang terjadi? Sesaat setelah kami tertidur, kami langsung berada di sebuah tempat yang aneh. Dan tempat itulah yang Avena masuk. Kami berjalan, dan menemukkan seseorang. Ander. Tapi dia kelihatan marah. Ia lalu membawa Avena pergi, dan aku tidak bisa menemukkan mereka. Pagi saat aku bangun, Avena memang masih ada disana. Tapi.."

"Tapi apaa!?" Tanya Davon tak sabar.

"Tapi Avena masih tertidur, aku sudah coba membangunkan nya, tapi Avena masih tetap tertidur." Elen mulai terisak.

Davon yang mendengar semua itu langsung jatuh terduduk di lantai.

Wanita-nya.

Pergi.

Dibawa entah oleh siapa.

Dunia seakan runtuh seketika.

Davon kehilangan pegangan.

Love My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang