Find Him

455 36 2
                                    



Suasana pub begitu ramai, maklum acara ulang tahun pengusaha muda ini di datangin oleh kalangan-kalangan agas. Mereka datang berpasangan, jarang sekali terlihat tamu yang datang hanya seorang diri. Paling tidak mereka akan datang dengan teman mereka.

"Bro... Happy birthday, wish u all the best, and kapan married? Aku selalu menunggu undangan pernikahanmu. tapi tidak pernah datang." ucap seorang wanita kepada Davon.

"Haha,.. thanks El, aku senang kau datang ke pesta ku. Dan hey, aku telah memberi mu undangan bukan?" balas Davon membela dirinya, ia tidak suka bila Elen sudah membahas tentang masalah ini, bukan salah nya kan bila ia masih ingin sendiri? Lagi pula pernikahan itu tidak semudah yang kita bayangkan, banyak pertimbangan yang harus kita pikirkan, dan pernikahan itu harus bertahan selama nya bukan.. Itulah mengapa Davon belum memilih untuk menikah.

"Tidak.. aku sama sekali tidak mendapatkan...
Elen segera memicingkan matanya, ia sadar akan satu hal, Davon sedang mempermainkan nya. Elen pun segera melancarkan serangan yang selalu ia lakukan, bila ia kesal dengan Davon, yaitu mencubit pinggang nya, itulah kelemahan Davon yang sudah lama Elen tahu

"Kau ini, maksudku undangan pernikahan mu bodoh, ck kau ini menyebalkan sekali, ingat umurmu sudah 25 dan kenapa kau masih ingin berlama-lama menjomblo? Tidak bosan apa? Sampai kapan kau akan terus menjomblo seperti ini, hah!?"

"Aw.. aw.. stop it El! Aku menyerah. Ahaha... geli El." pinta Davon sedikit memohon.

"Ahh.. baiklah, tapi kapan kau akan menikah!?" tanya Elen sambil berkaak pinggang

"Aku hanya belum menemukan wanita yang cocok."

"Selalu seperti itu, terserah kau saja, aku bosan kalau harus menanyakan pertanyaan yang sama terus menerus"

"Ehehe.. Kau datang sendiri, El?" tanya Davon kepada Elen

"Aku datang bersama sahabatku, hanya saja saat kami masuk, ia terlihat penasaran akan sesuatu dan kemudian berlalu pergi."

"Apa kau sudah mencoba mencari nya?"

"Aku sudah mencari nya dari tadi, tapi hasilnya...

Sebelum Elen menyelesaikan kalimatnya, Avena datang dengan perlahan-lahan. Avena tidak percaya, ia akan bertemu dengan pria itu, pria yang selama ini ia cari.

-Avena POV-

Aku terus mencarinya, menatap ruangan yang dipenuhi oleh hingar bingar yang selalu sukses membuat ku muak. Sesekali parah pria menggoda ku, tapi aku tidak mempedulikan mereka. Tujuan ku saat ini adalah bertemu dengan dia. Aku tidak boleh kehilangan dia lagi.
Kaki ku terus menuntun ku ke segala arah di dalam bangunan ini, aku yakin aku pasti menemukan nya, aku hanya perlu mencarinya

"Kemana dia? Kenapa aku tidak menemukannya? Kemana dia? Tadi aku melihatnya, tapi kenapa sekarang tidak ada? Cepat sekali ia hilang." tanya Avena dalam hatinya.

Avena terus mengedarkan pandangan nya, hingga ia menemukan sosok itu. Dia...

Tidak salah lagi, dia pria itu.. Pria yang selalu menghiasi mimpinya, pria yang selalu ada untuknya, dan juga pria yang ia cintai.

Pria itu sedang mengobrol dengan sahabatnya, sepertinya mereka sudah saling kenal, seperti ada api membara di dalam hati Avena, ia tidak suka melihat ini, kenapa ini? batin nya.

Aku tidak boleh cemburu dengan sahabatku sendiri.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertemu dengan pria itu, kesempatan tidak datang dua kali bukan? Perlahan namun pasti Avena melangkahkan kakinya. Ia begitu bahagia, ia tidak percaya waktu itu akan datang, waktu dimana ia dapat bertemu secara langsung dengan pria itu. Rambut coklat hazel ituu, pundak tegap nya, tubuh yang sangat mirip. Ia yakin dia pasti orangnya.

"Avena?? Kau disini.. Ahh.. aku sudah mencari mu kemana-mana. Dan kemana saja kau nona Avena??" tanya Elen.

"Ahh... I.. Iya.. A..A.. Aku sedang ke toilet tadi." jawab Avena terbata-bata, ia begitu gugup sekarang, oh kenapa jantungku tidak mau diajak berteman?? Berhentilah sebentar sebelum aku kehabisan nafas.. Lohh kok? Ahh sudahlah tidak ada waktu untuk berdebat

"Ohh.. Avena, kenalkan ini teman ki, Abraham Davon Aldercy, dia yang ulang tahun hari ini. Ayoo kalian sihlakan berkenalan." ucap Elen

Diaa...

Ahh...

Ternyata dia bukan pria itu, huhh.. Avena sungguh teramat sedih, sedikit lagi ia akan bertemu dengan pria impian nya, dan disaat momen itu sudah datang, ia bertemu dengan orang yang salah.

"Abraham Davon Malconny, but you can call me Davon." ucap Davon sambil menggulurkan tangan nya.

"Ahh.. Avena Blossom Carrington Aldercy, nice to meet you." balas Avena sambil tersenyum

"Nama yang indah, sama seperti pemilik namanya." Davon menjawab sambil memberikan senyum terbaiknya.

"Elen, aki harus pulang, kepala ku pusing, maaf"

"Lohh, are you okay babe?" tanya Elen khawatir.

"Ya, im okay, can i go home now?" jawab Avena sambil memegang kepala nya, ini sangat sakit. Ia ingin tidur di kasur empuknya dan berlalu ke mimpi itu.

"Baiklah, aku antar ya?" pinta Elen.

"Tidak usah, kau nikmati saja pesta nya, aku bisa naik taxi, thanks Elen, bye" Avena lalu melangkah kan kaki nya keluar dari pub itu. Sesak itu yang ia rasakan, ia tahu ia begitu keras kepala, mana mungkin pria dalam mimpinya menjadi kenyataan, tapi ia tidak bisa bohong, ia sangat menginginkan pria itu. 20 tahun ia tidak merasakan cinta, dan baru kali ini dia merasakan gejolak cinta nya itu.

Begitu sampai di apartement nya, Avena langsung berlari memasuki kamarnya. Ia segera mengganti baju nya, ia sudah lelah. Ia ingin cepat pergi ke alam mimpii.

"Ahh,,, aku datang sayang." dan tanpa banyak bicara lagi Avena mulai memejamkan matanya.

---------------- Love My Dream ------------

Heyooo udah masuk ke konflik nihh dan udah muncul Davon disiniii.
Gue sengaja post hari ini buat liat respon kalian, yaa gapapa deh kalo belum mau pada vote dan comment, tapi inget aja, gue akan sangat merasa dihargai apabila kalian-kalian vote cerita gue dan comment apapun itu gue terima okayyy, thanks buat waktu kaliannn

-chintia-


Love My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang