≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪saat ini sunghoon tengah berleha-leha di ruang santai rumahnya, sambil tersenyum sendiri karna ia yakin orang yang dimaksud jay itu adalah dia.
sunghoon sangat bahagia karna, ia yakin cintanya terbalas.
lagi asik memikirkan itu, sunghoon kaget bundanya tiba-tiba teriak.
"SUNGHOON BUKA PINTU ADA TAMU!!!!"
buru-buru dia buka pintu, ternyata orang itu adalah jay.
canggung, sunghoon berusaha menyembunyikan semburat merah pada wajahnya.
ya siapa yang gak salting coba? diapelin sama crush.
"ngapain kesini??" Cuek, padahal aslinya pengen kayang.
"emang gak boleh?"
"ya boleh aja sih, ayo masuk"
"siapa yang datang hoon? —oh pacarnya ternyata"
sunghoon melotot, "bunda apaan sih, dia bukan pacarku!"
"masih belum pacaran? secepatnya berarti ya" goda si bunda, sampai-sampai telinga sunghoon merah banget.
"bunda udah deh, ngeledek adek mulu!"
bunda langsung berlari ke dapur, membiarkan anaknya bersama pacarnya —mungkin calon.
mereka berdua duduk dempetan, sunghoon deg-degan takut suara jantungnya yang berisik kedengaran.
"aku kesini sebenarnya mau cerita, hoon"
"ya sok atuh cerita aja, mau cerita apaan? aku dengerin"
"soal kemaren, orang yang aku suka"
oke sunghoon menyiapkan mentalnya, siapa tau jay tiba-tiba nyebut nama dia.
"oke, aku dengerin"
jay menarik nafas dalam sebelum dia berbicara.
"dia tuh anaknya gak ribet, pendiem. Cantik orangnya, lemah lembut lagi hoon"
sunghoon tertegun sejenak, ciri-ciri yang jay sebutan bukan mengarah ke dirinya.
karena dia sadar bahwa lemah lembut yang di sebutkan tidak ada dalam kamus hidupnya.
"siapa orangnya?"
"pasti nanti kaget kalo aku kasih tau, soalnya dia sahabat aku sendiri"
"sahabat kamu??"
"iyaaa sahabat aku sendiri, sunghoon"
"coba sebut, aku kepo!"
"karina"
bahu sunghoon mendadak lemas mendengar nama yang disebutkan jay, dia tidak salah denger kan???
bukan namanya yang disebut...
melainkan nama orang lain.
kepala nya terjatuh kepundak jay, "sejak kapan, jay??" lirih sunghoon
"sejak dulu, udah lama"
sunghoon memejamkan mata, dadanya sesak.
"kenapa gak pernah bilang??" sunghoon berusaha mengontrol suara nya yang mulai bergetar.
"gak bisa hoon kita udah sahabatan dari dulu, kalo aku bilang karina pasti bakal ngejauh"
sunghoon mengangguk seraya menghalau air matanya agar tidak turun.
"harusnya kamu bilang aja, siapa tau karina juga punya perasaan yang sama"
"haha nanti bakal bilang, cocok gak aku sama karina??"
sunghoon ingin mengatakan tidak, namun ia tak sanggup dan memberikan sebuah anggukan.
jay tersenyum senang dengan respon yang sunghoon berikan, langsung saja ia memeluk tubuh ringkih tersebut "makasih hoon, asli plong banget rasanya abis curhat"
sunghoon tak menjawab apa-apa, hanya membalas pelukan dan sesekali mengelus rambut jay.
selesai dengan semua curhatannya jay pamit, untuk pulang.
"besok aku jemput"
"gak usah, kamu jemput karina biar cepet pacaran. besok aku berangkat bareng renjun aja"
"oke, selamat sore sunghoon"
"sore juga"
jay melaju, meninggalkan pekarangan rumah sunghoon.
✦ ˳ ⁺ ⊹ ˳ ✦ ⊹ ˳ ⁺ ✦ ˳ ⁺
sunghoon sekarang sedang berada di dalam bus, dia berbohong bahwa akan berangkat bersama renjun.
nyatanya ia sudah disini.
menolak untuk berangkat bersama adalah caranya untuk menjauhi jay.
menatap kearah jendela, dan menghela nafas untuk kesekian kalinya.
saat sampai dihalte, sunghoon melihat karina turun dari mobilnya.
karina hendak menyapa namun sunghoon langsung pergi begitu saja.
heran, biasanya sunghoon selalu menyapa dia kenapa sekarang tidak?
entah apa yang sunghoon pikirkan, hanya saja ia marah.
bukan untuk karina dan bukan untuk jay, melainkan untuk dirinya sendiri.
ini semua salahnya, jika saja ia tidak nekat menyukai jay mungkin ini tak akan terjadi.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
KAMU SEDANG MEMBACA
enemy ೃjayhoon
Short Story(𝖓) a 𝙟𝙖𝙮𝙝𝙤𝙤𝙣 alternativ universe ia berpikir bahwa seseorang yang selalu diceritakan, adalah dirinya. ©sahixxjy